Merdeka.com - Pengawas makanan China telah memeriksa hampir 600 rumah makan, usaha, dan pemasok makanan setelah merebak kekhawatiran mengenai masalah keamanan pangan dalam kasus yang melibatkan jaringan rumah makan terkenal.

Kepolisian Shanghai kemarin telah menahan lima orang termasuk kepala bagian kualitas produksi di perusahaan Fusi Food, pemasok bahan makanan untuk jaringan rumah makan asing seperti McDonald's, KFC, dan Starbuck atas dugaan memasok daging kadaluarsa, seperti dilansir situs Asia One, Kamis (24/7).

Husi Food di Shanghai adalah perusahaan di bawah kelompok OSI, yang berkantor pusat di Illinois, Amerika Serikat.

Perusahaan Yum, pemilik jaringan restoran KFC dan Pizza Hut, terpukul oleh kasus itu, sementara juga McDonald's mengalihkan pasokan dari Shanghai ke pabrik baru OSI di Provinsi Henan.

Badan Pengawas Makanan dan Obat di Shanghai mengatakan telah meninjau 581 rumah makan dan fasilitas makanan yang diduga menggunakan bahan dari Husi Food dan mengirim 875 petugas untuk melakukan pemeriksaan.

Kepolisian China, pemerintah daerah dan jaksa penuntut kini dilibatkan dalam menangani kasus itu. Polisi tidak memberikan keterangan lebih lanjut mengenai mereka yang ditahan.

Masalah tersebut terungkap setelah sebuah stasiun televisi pada Ahad memperlihatkan seorang pagawai di Husi Food Shanghai mengambil daging kadaluarsa, memungut daging dari lantai dan mencampurnya.

Sejumlah bekas pegawai di tempat itu mengatakan kepada Reuters bahwa pengawasan di pabrik itu sangat longgar, meskipun pekerja OSI di unit lain mengatakan bahwa manajemennya ketat.

OSI dalam pernyataannya mengatakan bahwa pihak berwenang di China sudah memeriksa seluruh pabrik dan tidak menemukan masalah.

Perusahaan itu meminta maaf kepada pelanggan di Negeri Tirai Bambu itu dan mengatakan bahwa apa yang terjadi di Husi Shanghai tidak dapat dibenarkan.

"Kami akan bertanggungjawab dan mengambil langkah-langkah untuk memastikan kejadian seperti ini tidak akan terulang di masa mendatang," kata direktur dan kepala perusahaan Sheldon Lavin.