Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Bumi Makin Panas, Kutub Utara Mencair Empat Kali Lebih Cepat

Bumi Makin Panas, Kutub Utara Mencair Empat Kali Lebih Cepat Danau di Kutub Utara. ©2013 LiveScience.com

Merdeka.com - Kutub Utara memanas empat kali lebih cepat daripada bagian dunia lainnya, meningkatkan risiko krisis iklim bagi seluruh planet.

Lembaga ilmiah seperti Badan Kelautan dan Atmosfer Nasional Amerika Serikat (NOAA) sebelumnya mengatakan bagian utara planet ini memanas dua kali lebih cepat dari wilayah lain. Tetapi hasil baru yang diterbitkan pada Kamis (11/8) dalam jurnal Communications Earth & Environment, menemukan bahwa Arktika atau Kutub Utara secara keseluruhan menghangat lebih cepat dalam empat dekade terakhir, dikutip dari The Independent, Jumat (12/8).

Suhu global meningkat karena emisi gas rumah kaca yang disebabkan manusia, terutama dari penggunaan bahan bakar fosil.

Penelitian baru ini diterbitkan sehari setelah temuan mengejutkan dari sisi lain dunia. Sebuah tim ilmuwan internasional menerbitkan penelitian pada hari Rabu yang menyatakan Lapisan Es Antartika Timur, yang dikenal sebagai "raksasa tidur", dapat menaikkan permukaan laut hingga lima meter dalam beberapa abad mendatang jika pemanasan planet terus berlanjut.

Kenaikan permukaan laut juga didorong oleh pemanasan di Kutub Utara, yang telah membantu mencairkan lapisan es Greenland yang luas - yang berarti pemanasan suhu di kedua kutub dapat memiliki konsekuensi serius secara global.

Studi baru dimulai setelah serangkaian gelombang panas yang intens di Kutub Utara pada tahun 2020, kata Mika Rantanen, seorang ilmuwan iklim di Institut Meteorologi Finlandia dan penulis utama penelitan.

Rantanen dan rekan-rekannya menilai pemanasan Kutub Utara dari data suhu yang diamati yang dikumpulkan antara 1979 dan 2021. Dia mengatakan, data satelit yang bagus adalah kunci untuk mempelajari Arktika yang terpencil, yang pertama kali tersedia pada 1979.

Para penulsi menemukan, sejak saat itu, Arktika secara keseluruhan telah menghangat 3,8 kali lebih cepat dari rata-rata global.

Tingkat pemanasan tidak seragam di seluruh Arktika. Secara umum, daerah yang lebih dekat ke Kutub Utara menghangat lebih cepat daripada daerah yang lebih jauh ke selatan.

Beberapa lokasi tertentu menjadi lebih panas dengan sangat cepat. Misalnya, daerah di sekitar Novaya Zemlya, sekelompok pulau di timur laut Rusia, telah memanas sekitar tujuh kali lebih cepat dari rata-rata global.

Kehidupan satwa terancam

Saat es laut Arktika mencair, habitat spesies seperti beruang kutub dan walrus atau sejenis anjing laut, dapat terancam kelangsungan hidupnya. Lebih banyak panas di Kutub Utara juga menghancurkan tanah yang pernah membeku secara permanen, tundra, dan membuat masyarakat menghadapi erosi dan banjir.

Lalu ada pencairan lapisan es Arktika dan gletser yang menambah kenaikan permukaan laut global. Rantanen menjelaskan, pemanasan yang lebih cepat ini adalah fenomena yang dikenal sebagai "amplifikasi Arktika", dan sebagian disebabkan pencairan es laut.

Dia menambahkan, es laut mencair selama musim panas, memungkinkan panas dari laut naik ke atmosfer. Saat es laut mencair, warna laut terbuka yang lebih gelap menyerap lebih banyak sinar matahari dan panas daripada kualitas es yang cemerlang dan reflektif, juga membantu mempercepat pemanasan.

Selain itu, pemanasan Arktika dipicu pergerakan udara dan uap air melalui atmosfer, menurut ilmuwan iklim Matthew Henry.

Studi baru ini didasarkan pada penelitian terbaru lainnya yang menyimpulkan bahwa Arktika sekarang memanas lebih cepat dari yang diperkirakan sebelumnya. Studi lain dari awal musim panas ini tampaknya mendukung temuan baru ini, menyimpulkan bahwa Arktika telah menghangat sekitar empat kali lebih cepat dari dunia dalam dua dekade terakhir.

Makalah ini mencatat bahwa "perkiraan sebelumnya mungkin sudah ketinggalan zaman karena pemanasan yang terus berlanjut di Kutub Utara", yang berarti data baru telah mengubah perkiraan tingkat pemanasan.

Rantanen menambahkan, mungkin juga penelitian sebelumnya mengamati lebih banyak area di selatan Lingkaran Arktika, di mana area memanas lebih lambat daripada di sekitar Kutub Utara.

Reporter Magang: Gracia Irene

(mdk/pan)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Cara Mencegah ISPA Akibat Polusi Udara, Gunakan Masker hingga Rajin Cuci Tangan

Cara Mencegah ISPA Akibat Polusi Udara, Gunakan Masker hingga Rajin Cuci Tangan

Risiko ISPA semakin meningkat di tengah polusi udara kota yang buruk..

Baca Selengkapnya
Bumi Pernah Dilanda Hujan selama 2 Juta Tahun, Peristiwa ini Jadi Buktinya

Bumi Pernah Dilanda Hujan selama 2 Juta Tahun, Peristiwa ini Jadi Buktinya

Bukti-bukti tersebut menunjukkan bahwa Bumi pernah mengalami perubahan kondisi iklim yang ekstrem.

Baca Selengkapnya
Meninggal Dunia, Balita Dipatuk Kobra Saat Masukkan Tangan ke Lubang

Meninggal Dunia, Balita Dipatuk Kobra Saat Masukkan Tangan ke Lubang

Peristiwa memilukan itu terjadi minggu petang sekitar pukul 18.30 WIB.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Apa yang Terjadi Bila Tidak Ada Tahun Kabisat di Dunia Ini? Begini Penjelasannya

Apa yang Terjadi Bila Tidak Ada Tahun Kabisat di Dunia Ini? Begini Penjelasannya

Pernahkah anda berpikir apa yang terjadi bila tahun kabisat tidak pernah ada di dunia ini? Ternyata ini jawabannya.

Baca Selengkapnya
Ada

Ada "Sungai" yang Panjang dan Berkelok-kelok di Atmosfer Bumi, Ini Penjelasan Ilmuwan

Sungai atmosfer ini memiliki lebar berkisar antara 400 hingga 600 kilometer dan biasanya terbentuk di lautan tropis.

Baca Selengkapnya
Ini Bukti Bumi Indonesia Berisi 'Harta Karun', Bukit Dikeruk Isinya Batubara Semua

Ini Bukti Bumi Indonesia Berisi 'Harta Karun', Bukit Dikeruk Isinya Batubara Semua

Berikut bukti bahwa Nusantara berisikan 'harta karun' menakjubkan.

Baca Selengkapnya
Populasi di Dunia Kian Bertambah, Ancaman Krisis Pangan Semakin Nyata

Populasi di Dunia Kian Bertambah, Ancaman Krisis Pangan Semakin Nyata

Krisis pangan di dunia menjadi isi utama seiring bertambahnya populasi manusia.

Baca Selengkapnya
Perubahan Iklim Ancam Penduduk Dunia, Pemerintah Antisipasi dengan Menanam Pohon & Perbaiki Lingkungan

Perubahan Iklim Ancam Penduduk Dunia, Pemerintah Antisipasi dengan Menanam Pohon & Perbaiki Lingkungan

Aksi yang melibatkan beberapa unsur masyarakat itu merupakan langkah nyata untuk menuju Indonesia Maju.

Baca Selengkapnya
Mengenal Fenomena Equinox, Penyebab Cuaca Panas di Pulau Bintan-Kepri

Mengenal Fenomena Equinox, Penyebab Cuaca Panas di Pulau Bintan-Kepri

Suhu udara maksimum yang tercatat di Pulau Bintan mencapai 33,6 derajat Celcius.

Baca Selengkapnya