Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Benarkah perang di Aleppo cuma konflik Syiah-Sunni?

Benarkah perang di Aleppo cuma konflik Syiah-Sunni? Evakuasi warga Aleppo. ©Reuters

Merdeka.com - Sorotan dunia internasional kini tengah mengarah ke Kota Aleppo, Suriah. Pekan lalu media-media internasional memberitakan kegembiraan warga sipil di Aleppo setelah kota tempat mereka tinggal dibebaskan dari kepungan para pemberontak.

Militer Suriah dibantu Rusia membombardir kawasan Aleppo timur yang selama ini menjadi daerah kekuasaan pemberontak. Hasilnya, wilayah itu kini berhasil dikuasai tentara dan para pemberontak menyerah.

Bersamaan dengan itu media-media arus utama Barat memberitakan kekejaman tentara Suriah terhadap warga sipil di Aleppo.

evakuasi warga aleppo

Evakuasi warga Aleppo ©Reuters

Seperti diungkap dari situs Global Research, akhir tahun lalu, Amerika Serikat menginginkan pergantian rezim di Suriah sebagai agenda besar mereka di Timur Tengah. Sejak 2014 AS menyatakan terlibat dalam perang melawan teroris di Irak dan Suriah. Beberapa tahun sebelumnya AS sudah mendukung kelompok oposisi bersenjata yang ingin menggulingkan rezim Basyar al-Assad. Negara Adikuasa itu beralasan mereka ingin melindungi rakyat sipil dari kekejaman rezim pemerintah Suriah.

AS merangkul Arab Saudi sebagai sekutu untuk menggunakan isu sektarian dengan maksud membuat adu domba antara kelompok muslim Sunni dan Syiah guna mencapai tujuan di Timur Tengah, termasuk di Aleppo, Suriah.

Sesungguhnya Syiah-Sunni itu sesama saudara muslim. Masalahnya bukanlah soal perbedaan Sunni-Syiah tapi ada pihak yang membuat Sunni-Syiah itu bermusuhan karena perbedaan.

Secara garis besar, warga Suriah juga terdiri dari beragam etnis dan penganut agama. Dikutip dari laman Truthdig.com, sebanyak 14 persen adalah penganut Syiah Alawit, 7 persen Kristen, 3 persen Druze, 1 persen Ismaili, 10 persen Kurdi, 30 persen Sunni Arab Sekuler dan 34, 5 persen Sunni Arab taat.

kota tua damaskus

Kota Tua Damaskus ©2016 merdeka.com/pandasurya wijaya

Amerika mendanai dan mempersenjatai apa yang mereka sebut teroris moderat alias Tentara Pembebasan Suriah (FSA) sebagai upaya perlawanan terhadap rezim yang berdaulat. AS mengajak Saudi, Qatar, Israel, Turki untuk mendanai dan memasok senjata kepada kelompok pemberontak buat menggulingkan Assad yang menganut paham Syiah Alawit.

Dari catatan sejarah, sejumlah pentolan ISIS yang ingin mendirikan kekhalifahan di Irak dan Suriah pernah ditahan dalam penjara AS. Militan asal Afganistan yang

merekrut jihadis untuk ISIS, Abdul Rahim Muslim Dost, pernah mendekam tiga tahun di penjara Guantanamo. Pemimpin ISIS Ibrahim al-Badri alias Abu Bakar al-Baghdadi pernah ditahan selama satu-dua tahun di Kamp Bucca di Irak. Ketika Baghdadi dibebaskan pada 2006, pemerintahan Bush di AS mengumumkan rencana pembentukan "Timur Tengah Baru". Agenda yang memasukkan adu domba sektarian Syiah-Sunni sebagai bagian dari proses menuju pembentukan Timur Tengah Baru.

Pada 2012 intelijen AS melaporkan dua fakta penting tentang konflik di Suriah. Pertama, para pemberontak di Suriah berasal dari kelompok Al Qaidah dan kedua, isu sektarian yang dikampanyekan oleh para pemberontak itu sesuai dengan kepentingan AS dan sekutunya.

Pada 2013 AS secara terbuka mengakui melatih dan mempersenjatai para pemberontak yang kemudian juga termasuk Jabhat Nusra dan ISIS.

Pemberontak FSA yang didukung AS misalnya, berperang bersama ISIS melawan pasukan Suriah selama beberapa bulan pada 2013 untuk merebut pangkalan udara Menagh dekat Aleppo. Salah satu komandan ISIS dalam operasi itu adalah warga Chechnya Abu Umar al Shisani, sosok yang pernah menerima pelatihan militer dari AS sebagai bagian dari pasukan elit Georgia pada 2006. Dia terus mendapat dukungan dari AS pada 2013 lewat FSA.

warga aleppo rayakan kemenangan pasukan suriah

warga aleppo rayakan kemenangan pasukan suriah ©AFP

Bukti dukungan AS terhadap ISIS itulah yang membuat Wakil Menteri Luar Negeri Suriah Faisal Mikdad mengatakan perang AS melawan ISIS hanyalah kosmetik belaka. Teorinya AS menyerang ISIS tapi di lapangan justru membantu dan melindungi. Tujuan sebenarnya Negeri Paman Sam dan sekutunya adalah menjatuhkan rezim Assad lewat tangan kelompok pemberontak dan ekstremis macam ISIS dan Jabhat Nusra. Strategi itu dilakukan dengan menyebar isu konflik sektarian Sunni-Syiah.

Ketika Rusia memutuskan terlibat dalam konflik Suriah pada September tahun lalu mereka menyokong militer Suriah dengan bantuan serangan udara. Sasaran Rusia adalah kelompok oposisi dan pemberontak, termasuk ISIS. Hal itu menjelaskan mengapa AS terbukti menolak kerja sama dengan Rusia membantu militer Suriah memerangi kelompok militan ISIS. Kalau memang mereka ingin menumpas ISIS, mengapa tidak bekerja sama dengan Rusia dan militer Suriah menghabisi kelompok militan itu?

Mereka yang menganggap perang di Suriah adalah konflik Syiah-Sunni sebaiknya berpikir lagi. AS sudah sejak lama merencanakan pergantian rezim di Timur Tengah, bekerja sama dengan Saudi menggunakan isu sektarian.

(mdk/pan)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Sisi Lain Kehidupan di Arab Saudi, Penduduknya Kaya Raya Tapi Tak Saling Kenal Tetangga Rumah

Sisi Lain Kehidupan di Arab Saudi, Penduduknya Kaya Raya Tapi Tak Saling Kenal Tetangga Rumah

Hal tersebut diketahui dari kebiasaan warga setempat yang jarang berinteraksi satu sama lain.

Baca Selengkapnya
Saudi Tegaskan Mustahil Ada Normalisasi dengan Israel Tanpa Kemerdekaan Palestina dan Agresi di Gaza Dihentikan

Saudi Tegaskan Mustahil Ada Normalisasi dengan Israel Tanpa Kemerdekaan Palestina dan Agresi di Gaza Dihentikan

Saudi Tegaskan, "Tidak Ada Normalisasi dengan Israel Tanpa Kemerdekaan Palestina dan Agresi di Gaza Dihentikan"

Baca Selengkapnya
Kesaksian Anggota KKO TNI AL Ditangkap Inggris saat Operasi 'Ganyang Malaysia', Disiksa Siang Malam di Luar Batas Kemanusiaan

Kesaksian Anggota KKO TNI AL Ditangkap Inggris saat Operasi 'Ganyang Malaysia', Disiksa Siang Malam di Luar Batas Kemanusiaan

Berikut kesaksian pilu anggota KKO TNI AL saat berjuang di operasi Dwikora hingga nyaris meregang nyawa. Simak informasinya.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Arab Saudi Masih Tetap Ingin Normalisasi dengan Israel Setelah Perang di Gaza Usai

Arab Saudi Masih Tetap Ingin Normalisasi dengan Israel Setelah Perang di Gaza Usai

Arab Saudi Masih Tetap Ingin Normalisasi dengan Israel Setelah Perang di Gaza Usai

Baca Selengkapnya
Sayyidul Istighfar Arab dan Artinya, Ketahui Waktu yang Tepat Mengamalkannya

Sayyidul Istighfar Arab dan Artinya, Ketahui Waktu yang Tepat Mengamalkannya

Sayyidul Istighfar dianggap sebagai pemimpin istighfar karena kekhususan dan keutamaannya.

Baca Selengkapnya
Mengenal Suku Orang Laut, Penghuni Perairan Sumatra Timur yang Dulunya Dikenal Kawanan Perompak

Mengenal Suku Orang Laut, Penghuni Perairan Sumatra Timur yang Dulunya Dikenal Kawanan Perompak

Salah satu masyarakat asli Sumatra Timur yang kesehariannya hidup di perairan ini berperan dalam melestarikan kehidupan bahari.

Baca Selengkapnya
Dukung Langkah YKMI, Pengacara Muslim Sebut Boikot Produk Asing Terkait Konflik Bagian dari Hak Konstitusional

Dukung Langkah YKMI, Pengacara Muslim Sebut Boikot Produk Asing Terkait Konflik Bagian dari Hak Konstitusional

Ia meminta presiden berikan pernyataan terbuka terkait boikot produk asing yang terkat konflik.

Baca Selengkapnya
Menilik Asal-Usul Kota Sabang, Pernah Jadi Jalur Perdagangan Penting setelah Pembukaan Terusan Suez

Menilik Asal-Usul Kota Sabang, Pernah Jadi Jalur Perdagangan Penting setelah Pembukaan Terusan Suez

Dulu saat pedagang Arab berlayar hingga ke Pulau Weh, mereka menamakan Sabang dengan kata 'Shabag' yang berarti gunung meletus.

Baca Selengkapnya
Kesenjangan adalah Perbedaan yang Tak Seimbang, Ketahui Berbagai Contohnya

Kesenjangan adalah Perbedaan yang Tak Seimbang, Ketahui Berbagai Contohnya

Masalah kesenjangan ini tidak hanya terjadi dalam aspek sosial masyarakat, tetapi juga berbagai aspek lainnya.

Baca Selengkapnya