Belajar Penanganan Covid-19 dari Taiwan, Berhasil Lewati 200 Hari Tanpa Penularan
Merdeka.com - Saat sebagian besar negara di dunia masih berjuang menghentikan gelombang baru pandemi Covid-19, Taiwan baru saja menandai 200 hari berturut-turut tanpa penularan penyakit tersebut.
Respons Taiwan terhadap pandemi virus corona salah satu yang paling efektif di dunia. Pulau dengan penduduk 23 juta jiwa itu terakhir kali melaporkan kasus penularan virus corona pada 12 April, bertepatan dengan perayaan Paskah.
Sampai Kamis (29/10), Taiwan telah mengonfirmasi 553 kasus - hanya 55 yang merupakan penularan lokal. Angka kematian yang dilaporkan sampai saat ini sebanyak tujuh kasus.
Saat ini angka infeksi virus corona telah melewati 45 juta kasus dan lebih dari 1,1 juta kasus kematian di seluruh dunia, menurut data Universitas John Hopkisn.
Dikutip dari CNN, Jumat (30/10), prestasi Taiwan ini tercatat saat Prancis dan Jerman memberlakukan lockdown baru dan AS mengidentifikasi rekor 88.000 kasus dalam sehari. Negara bagian Florida, yang populasinya mendekati Taiwan, sekitar 21 juta jiwa, mencatat 4.188 kasus pada Rabu.
Taiwan tak pernah memberlakukan lockdown ketat. Pemerintah juga tidak memberlakukan berbagai pembatasan yang sangat ketat terkait kebebasan warga, seperti di China daratan.
Sebaliknya, penanganan Taiwan fokus pada kecepatan. Pihak berwenang Taiwan mulai menyaring penumpang pada penerbangan langsung dari Wuhan, tempat virus pertama kali diidentifikasi, pada 31 Desember 2019 - ketika virus sebagian besar menjadi subjek rumor dan pelaporan terbatas.
Tutup Pintu Masuk
Taiwan mengonfirmasi kasus pertama virus corona pada 21 Januari dan kemudian melarang warga asal Wuhan berkunjung dan memasuki wilayah Taiwan.
Semua penumpang yang datang dari China daratan, Hong Kong, dan Makau disyaratakan mengikuti pemeriksaan.
Hal tersebut diberlakukan sebelum Wuhan lockdown pada 23 Januari.
Sampai Maret, Taiwan melarang seluruh warga negara asing memasuki wilayahnya, kecuali diplomat dan mereka yang memiliki visa khusus.
Tapi Taiwan memiliki keuntungan yang tidak dimiliki rekan-rekannya di Barat.
Salah satunya adalah geografi - Taiwan adalah sebuah pulau, jadi lebih mudah bagi pejabat untuk mengontrol keluar masuk orang melalui perbatasannya.
Tingkatkan Kapasitas Penanganan Wabah
Taiwan juga memiliki pengalaman sebelumnya. Setelah dilanda wabah mematikan sindrom pernafasan akut parah (SARS) pada tahun 2003, Taiwan berupaya membangun kapasitasnya untuk menangani pandemi, kata Menteri Luar Negeri Taiwan Joseph Wu dalam sebuah wawancara bulan lalu.
"Jadi, ketika kami mendengar bahwa ada beberapa kasus pneumonia rahasia di China di mana pasien dirawat secara terpisah, kami tahu itu mirip," katanya.
Pihak berwenang mengaktifkan Pusat Komando Epidemi Pusat, yang dibangun setelah SARS, untuk koordinasi antar kementerian. Pemerintah juga meningkatkan produksi masker dan alat pelindung untuk memastikan stabilnya pasokan APD.
Pelacakan Kontak dan Karantina
Pemerintah juga berinvestasi dalam tes massal dan pelacakan kontak yang cepat dan efektif.
Mantan Wakil Presiden Taiwan Chen Chien-jen, yang merupakan seorang ahli epidemiologi dengan pelatihan, mengatakan lockdown tidak ideal. Chen juga mengatakan jenis skema tes massal yang dilakukan di China daratan, di mana jutaan orang diperiksa ketika beberapa kasus terdeteksi, juga tidak diperlukan.
"Pelacakan kontak yang sangat hati-hati, dan karantina kontak dekat yang sangat ketat adalah cara terbaik untuk menahan Covid-19," pungkasnya.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pencarian kembali dilanjutkan setelah cuaca mendukung pada Selasa (12/3) pagi.
Baca SelengkapnyaPenjelasan lengkap KPU soal TKI Taiwan yang sudah terlebih dahulu menerima surat suara Pemilu
Baca SelengkapnyaMenurut Todung, di luar negeri ada 3 metode pencoblosan pemilihan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Imbauan ini mengingat penularan Covid-19 dilaporkan kembali meningkat dalam beberapa waktu terakhir.
Baca SelengkapnyaBudi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca SelengkapnyaIdham berharap pengiriman surat suara dapat berjalan dengan lancar.
Baca SelengkapnyaBasarnas mengerahkan tujuh unit kapal untuk mencari WN Taiwan yang hilang saat kapal terbalik di Pulau Seribu.
Baca SelengkapnyaTren kenaikan kasus mingguan Covid-19 nasional per 9 Desember 2023 dilaporkan menyentuh angka 554 kasus positif.
Baca SelengkapnyaWHO saat ini memonitor berbagai varian yang banyak ditemui.
Baca Selengkapnya