Awal Mula Kasus Pembunuhan yang Memicu RUU Ekstradisi Hingga Demonstrasi di Hong Kong
Merdeka.com - Pemerintah Hong Kong, kemarin membebaskan tersangka pembunuhan yang kasusnya menyebabkan pemerintah wilayah otonomi khusus China itu merencanakan RUU Ekstradisi kontroversial, yang kemudian memicu rangkaian demonstrasi besar-besaran sejak Juni 2019.
Chan Tong-kai dituduh membunuh pacarnya yang hamil di Taiwan tahun lalu kemudian melarikan diri ke Hong Kong.
Tetapi Hong Kong dan Taiwan tidak memiliki perjanjian ekstradisi, dan kasusnya dijadikan alasan bagi pemerintah dalam mengusulkan RUU Ekstradisi kontroversial tersebut, yang turut memungkinkan seorang terdakwa Hong Kong diadili di sistem peradilan China.
Chan sempat dipenjara di Hong Kong atas dakwaan pencurian dan transaksi kartu kredit pacarnya secara ilegal. Namun, otoritas HK tidak mendakwanya atas kasus pembunuhan, beralasan bahwa bukti relevan untuk penuntutan berada di Taiwan.
Pemuda berusia 20 tahun yang kemarin sudah melenggang bebas itu meminta maaf kepada keluarga korban dan mengatakan bahwa ia bersedia menyerahkan diri ke Taiwan, demikian seperti dikutip dari BBC, Rabu (23/10).
Perselisihan Hong Kong danTaipei
Hong Kong dan Taipei berselisih mengenai bagaimana ia harus diekstradisi untuk menghadapi dakwaan pembunuhan dan belum menemukan kejelasan mengenai langkah selanjutnya.
Sementara Hong Kong mengatakan Chan bebas pergi ke Taiwan dan menyerahkan diri, Taiwan mengutip kekhawatiran keamanan dan ingin mengirim petugas untuk mengawalnya --yang justru ditolak Hong Kong.
RUU Ekstradisi yang diusulkan akan memungkinkan Hong Kong mengekstradisi tersangka kriminal ke tempat-tempat yang tidak memiliki perjanjian ekstradisi dengannya, termasuk China daratan, Taiwan dan Makau.
Sejumlah kalangan mengkritik rancangan undang-undang ekstradisi ke daratan China itu karena dapat membuat orang ditahan secara sewenang-wenang dan diadili secara tidak adil.
RUU kontroversial itu diharapkan secara resmi ditarik pada Rabu 23 Oktober 2019 dalam rapat parlemen, setelah pemerintah mengumumkan telah menunda undang-undang tersebut sejak Juli 2019.
Di sisi lain, krisis rangkaian demonstrasi Hong Kong telah terlanjur meluas ke sejumlah isu lain, termasuk soal hak pilih universal, penghentian campur tangan China di Hong Kong, penyelidikan atas dugaan kekerasan polisi kepada demonstran hingga amnesti bagi aktivis yang ditangkap selama demo.
Awal mula dari segalanya
Sebelum protes massal di jalan, gas air mata dan bentrokan dengan polisi; sebelum pemerintah mengeluarkan semua peraturan yang dapat mengancam status khusus Hong Kong di China, dan kemudian secara tiba-tiba menundanya; seorang perempuan muda hamil dan kekasihnya dari Hong Kong pergi berlibur romantis ke Taiwan.
Namun, Poon Hiu-wing (20) tidak pernah kembali ke Hong Kong dari perjalanan liburan Hari Valentine tahun lalu. Pacarnya, Chan Tong-kai (19), pulang sendirian tanpa sang kekasih.
Dan setelah itu, sebuah penyelidikan atas kasus pembunuhan perempuan tersebut mencuat.
Chan Tong-kai kemudian mengaku kepada polisi Hong Kong bahwa dia telah mencekik kekasihnya hingga tewas, memasukkan ke dalam koper dan membuang jasad Poon Hiu-wing di semak-semak dekat stasiun kereta bawah tanah di Taipei, ibu kota Taiwan.
Awalnya itu hanya cerita kriminal lokal, marak muncul di tabloid-tabloid yang membingkainya sebagai kasus kekerasan dalam berpacaran para muda-mudi.
Namun tak disangka, kasus pembunuhan itu menjadi pemicu rangkaian demonstrasi terbesar dalam sejarah Hong Kong.
Reporter: Rizki Akbar Hasan
Sumber: Liputan6.com
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Reaksi KPU Usai Temuan Pembagian Surat Suara Lebih Awal di Taiwan
Idham berharap pengiriman surat suara dapat berjalan dengan lancar.
Baca SelengkapnyaPemerintah Berencana Setop Sementara Penyaluran Bansos
Pemerintah mempertimbangkan untuk menghentikan sementara penyaluran bantuan pangan beras saat hari tenang hingga pencoblosan pemilu yakni 11-14 Februari 2024.
Baca SelengkapnyaPemerintah Perpanjang Bantuan Sosial Tambahan Hingga Juni
Pemerintah sedang mencari formula terkait kenaikan harga beras di pasaran.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Perludem Serahkan Revisi Angka Ambang Batas Parlemen ke Pembentuk UU: Harus Ada Hitungan Rasional
Dengan adanya revisi, diharapkan suara rakyat tidak terbuang sia-sia.
Baca SelengkapnyaKPU Bantah Ada Hasil Hitung Suara Pemilu di Luar Negeri Sebelum 14 Februari
Pemungutan suara di luar negeri berjalan lebih dulu namun, penghitungan dibarengi dengan di dalam negeri
Baca SelengkapnyaHormati Pemilu, Bapanas Bakal Hentikan Bantuan Pangan untuk Sementara Waktu
Bapanas hentikan pemberian bantuan pangan sementara dalam rangka menghormati pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaResmi Dibuka, Posko Terpadu Angkutan Lebaran Beroperasi Mulai 3-18 April 2024
Kementerian Perhubungan resmi membuka posko terpadu angkutan lebaran yang beroperasi mulai 3-18 April 2024.
Baca SelengkapnyaMedia Sosial Mulai Hangat Jelang Pemilu 2024, Ini Pesan Kapolri
Jenderal Bintang Empat tersebut pun mewanti-wanti pentingnya menjaga kerukunan dan perdamaian selama proses pemilu.
Baca SelengkapnyaSuciwati Bosan Dengar Janji Penyelesaian Kasus Pembunuhan Munir: Segera Bentuk Pengadilan HAM Ad Hoc
Komnas HAM tengah melakukan penyelidikan terhadap kasus pembunuhan Munir.
Baca Selengkapnya