Australia Kerahkan Militer Bantu Penegakan Lockdown di Sydney
Merdeka.com - Australia mengerahkan ratusan tentara ke Sydney untuk membantu penegakan lockdown Covid. Wabah virus corona varian Delta yang mulai pada Juni lalu telah menyebabkan hampir 3.000 infeksi dan sembilan kematian.
Tentara Pasukan Pertahanan Australia (ADF) akan melakukan pelatihan pada akhir pekan ini sebelum diterjunkan untuk patroli pada Senin.
Namun banyak pihak mempertanyakan apakah intervensi militer ini perlu.
Lockdown, yang mulai berlaku sampai setidaknya 28 Agustus, melarang warga meninggalkan rumah kecuali untuk hal-hal mendasar seperti berbelanja dan lainnya.
Kendati diterapkan lockdown lima pekan, angka infeksi di kota terbesar di Australia itu terus menyebar. Pemerintah mencatat 170 kasus baru pada Jumat (30/7), seperti dilansir BBC.
Tentara akan bergabung dengan polisi di sejumlah titik untuk memastikan warga mengikuti peraturan, mencakup batasan bepergian hanya 10 kilometer.
Menteri Kepolisian Negara Bagian, David Elliot menyampaikan pengerahan militer ini akan membantu karena sebagian kecil warga Sydney berpikir "aturan tidak berlaku untuk mereka".
Informasi yang diberikan oleh pejabat kesehatan menunjukkan virus ini menyebar terutama melalui pergerakan yang diizinkan.
Wabah ini sebagian besar mempengaruhi pekerja esensial dan kelompok keluarga besar di pinggiran kota yang lebih miskin dan beragam etnis di barat dan barat daya. Sekitar 2 juta orang tinggal di sana.
Para kritikus mengatakan daerah-daerah itu menjadi target tindakan kepolisian. Mereka menunjukkan pembatasan di sana lebih keras daripada di Sydney dan wilayah lainnya.
"Orang-orang kami adalah salah satu demografis termiskin, dan karena itu, mereka sudah merasa dipilih dan terpinggirkan," kata Steve Christou, salah satu wali kota setempat.
"Mereka tidak mampu membayar jaminan hutang, sewa, makanan atau bekerja. Sekarang mengerahkan tentara untuk menegakkan lockdown di jalan-jalan akan menjadi masalah besar bagi orang-orang ini," jelasnya kepada SBS.
Sejumlah pihak juga meminta pemerintah meningkatkan vaksinasi dan layanan dukungan bagi masyarakat yang terkena dampak.
Tingkat vaksinasi Australia – 17 persen dari populasi orang dewasa - tetap menjadi salah satu yang terendah di antara negara-negara OECD (Organisasi Kerjasama dan Pembangunan Ekonomi).
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia
Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca SelengkapnyaCovid-19 Naik Lagi, Menkes Minta Masyarakat Pakai Masker Selama Libur Akhir Tahun
Imbauan ini mengingat penularan Covid-19 dilaporkan kembali meningkat dalam beberapa waktu terakhir.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 Muncul lagi, Sekda Jateng Sebut yang Terpapar Karena Belum Booster
Terkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Penyebab Selesma dan Gejalanya yang Perlu Diwaspadai, Kenali Cara Mencegahnya
Selesma adalah infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan bagian atas, seperti hidung dan tenggorokan.
Baca SelengkapnyaMenkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan
Budi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 Meningkat di 21 Provinsi
Tren kenaikan kasus mingguan Covid-19 nasional per 9 Desember 2023 dilaporkan menyentuh angka 554 kasus positif.
Baca SelengkapnyaPasca Pandemi Covid-19, Penempatan Pekerja Migran Terus Meningkat
Pemerintah akui penempatan pekerja migran masih memiliki berbagai tantangan.
Baca SelengkapnyaDinkes DKI Akhirnya Mengungkap Jumlah Kasus Covid-19 JN.1 di Jakarta Selama Tahun 2023
Ani menjelaskan, JN.1 memiliki gejala yang sama seperti Covid-19 lainnya.
Baca SelengkapnyaSampah Sisa Perayaan Tahun Baru di Jakarta Capai 130 Ton, Terbesar setelah Pandemi Covid
jumlah sampah yang terkumpul selama malam perayaan tahun baru 2024 di Jakarta mencapai 130 ton.
Baca Selengkapnya