Artefak Ini Ungkap Keseharian Masyarakat Mesir Kuno, Dari Perdagangan Hingga Sekolah
Merdeka.com - Sebuah artefak berusia 2.000 tahun bertuliskan dokumentasi kehidupan sehari-hari masyarakat Mesir Kuno ditemukan di Kota Athribis.
Lebih dari 18.000 artefak ditemukan. Artefak-artefak ini disebut "ostraca".
Ostraca berfungsi sebagai "buku catatan" keseharian masyarakat Mesir Kuno. Terdapat catatan daftar belanja, perdagangan, hingga tulisan sekolah.
Menurut sekjen Dewan Tertinggi Purbakala, Kementerian Purbakala Mesir, Mostafa Waziri, catatan keseharian ini menjadi bukti penting adanya ekonomi dan perdagangan di Athribis.
"Teks tersebut mengungkapkan transaksi keuangan penduduk daerah tersebut, yang membeli dan menjual perbekalan seperti gandum dan roti," kata Waziri.
Hukuman murid
Ahli menemukan catatan keseharian unik pada salah satu artefak ini. Terdapat tulisan berulang di sisi depan dan belakang. Mereka menduga jika guru-guru zaman Mesir Kuno memerintahkan murid yang berperilaku buruk untuk menulis kalimat berulang sebagai hukuman.
Selain catatan keseharian, adapula Ostraca yang bergambar binatang seperti kalajengking, burung layang-layang, manusia, benda geometris, dan dewa.
Menurut Egyptologist bernama Christian Leitz, abjad tiap huruf dapat diketahui sesuai dengan huruf awal dari simbol itu.
"Ada daftar bulan, angka, soal aritmatika, latihan tata bahasa, dan 'alfabet burung'- setiap huruf diberi nama burung yang namanya dimulai dengan huruf itu," jelas Leitz.
Lebih murah dari papirus
Sebanyak 80 persen Ostraca dirulis menggunakan bahasa demotik. Naskah dengan bahasa ini digunakan pada masa pemerintahan ayah Cleopatra, Ptolemeus XII pada 81 hingga 51 SM.
Artefak ini ditemukan pada 2003 di dekat serangkaian "bangunan bertingkat dengan tangga dan kubah" di Athribis. Awalnya ilmuwan hanya ingin menggali kuil besar yang dibangun Ptolemeus sebelum menemukan Ostacra.
Ostraca dianggap sebagai salah satu media tulis yang lebih murah dibandingkan papirus. Terbuat dari tanah liat, masyarakat Mesir Kuno cukup menulis di atasnya dengan menggunakan buluh yang dicelupkan tinta.
Reporter magang: Yobel Nathania
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pelaku Jastip Protes soal Aturan Pembatasan Bawaan Barang dari Luar Negeri, Mendag Jawab Begini
Mendag Zulhas menyampaikan, pihaknya akan berkirim surat terhadap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto untuk mengevaluasi aturan tersebut.
Baca SelengkapnyaAirlangga Jawab Isu Sri Mulyani Mundur: Hoaks, Bu Ani Kan Teman Saya
Isu Sri Mulyani akan mundur dari kabinet Indonesia Maju diembuskan oleh ekonom senior, Faisal Basri.
Baca SelengkapnyaAHY Temui Airlangga di Kantor Kemenko Perekonomian, Minta Arahan soal Tugas Menteri ATR/BPN
AHY mengatakan, kedatangannya ke kantor Airlangga Hartarto untuk meminta arahan terkait tugas-tugas Kementerian ATR/BPN.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Mencekam, Makam Kuno Ini Berisi Sisa-Sisa Tulang Bocah Berusia 3.000 Tahun Bersama Kerangka Kuda Berhias Kalung Perunggu
Mencekam, Makam Kuno Ini Berisi Sisa-Sisa Tulang Bocah Berusia 3.000 Tahun Bersama Kerangka Kuda Berhias Kalung Perunggu
Baca SelengkapnyaKisah Penghafal Quran Bangun Bisnis, Berasal dari Keluarga Miskin dan Sempat Bangkrut Hingga Tak Bisa Gaji Karyawan
Untuk tetap mempertahankan bisnisnya, Rifan melakukan berbagai inovasi produk makanan hingga bisnis oleh-oleh.
Baca SelengkapnyaAnies Tawarkan Perubahan Ekonomi yang Berorientasi kepada Lapangan Pekerjaan Pada Warga Palembang
Lokasi ini merupakan kampanye yang kedelapan sejak dimulainya Kampanye Akbar, pada 21 Januari 2024.
Baca SelengkapnyaMenteri Basuki Larang Warteg di IKN Nusantara, Pengusaha: Jangan Kesankan Warteg dengan Kotor dan Kumuh
Penilaian terhadap kesan warteg kotor dan kumuh sudah dianggap ketinggalan zaman.
Baca SelengkapnyaEkonomi Kuartal III-2023 Turun, Masyarakat Lebih Banyak Bayar Cicilan Dibanding Belanja
Indef menilai, ada perubahan pola konsumsi masyarakat yang mempengaruhi ekonomi.
Baca SelengkapnyaKisah Kehidupan Warga di Desa Terpencil di Wonogiri, Cari Rumput Harus Jalan Naik Turun Bukit
Mayoritas warga di sana merupakan petani yang menggarap lahan tadah hujan. Kalau musim kemarau lahan itu dibiarkan kosong.
Baca Selengkapnya