Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Apakah Trump Bakal Dipenjara Jika Sudah Dipecat dari Jabatan Presiden?

Apakah Trump Bakal Dipenjara Jika Sudah Dipecat dari Jabatan Presiden? Donald Trump. ©gawker

Merdeka.com - Setelah hampir tiga tahun melalui serangkaian proses penyelidikan, pengakuan mengejutkan dan skandal menghebohkan, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Amerika Serikat atau biasa disebut Capitol Hill, kembali terguncang setelah lembaga itu merencanakan penyelidikan terhadap Presiden Donald Trump untuk melengserkannya dari jabatan.

Ini bukan kali pertama bagi Trump, sejak awal ia terpilih, sejumlah investigasi telah bergulir dalam kaitannya dengan tuduhan keterlibatan Rusia untuk memenangkannya.Tahun ini, Trump kembali dituduh melibatkan pihak asing untuk kepentingan politiknya.

Penyelidikan terhadap Trump kali ini berfokus pada dugaan penyalahgunaan kekuasaan untuk melemahkan pesaing politiknya di pemilu 2020, Joe Biden. Menurut Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) AS Nancy Pelosi mengatakan, tindakan Trump telah mengkhianati sumpah jabatannya.

"Tidak ada yang kebal hukum," tegas Pelosi, ketika mengumumkan rencana investigasi terhadap Trump pada Selasa (24/9).

Kasus Joe Biden

Penyelidikan ini menjadi badai di penghujung periode pertama Trump. Pasalnya, penyelidikan resmi disetujui oleh sebagian besar anggota dewan dari fraksi Partai Demokrat.

Dikutip dari Independent, Jumat (27/9), rencana pemakzulan Trump ini berawal dari percakapan via telepon antara Trump dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Dikatakan dalam obrolan tersebut, Trump meminta Zelensky untuk menyelidiki Joe Biden dan putranya, Hunter Biden terkait dugaan kasus korupsi di perusahaan gas Ukraina.

Beberapa hari sebelum percakapan itu terjadi, Trump dilaporkan memerintahkan pembekuan dana bantuan militer untuk Ukraina senilai USD 400 juta. Sikap ini seakan menjadi upaya Trump untuk menekan pemimpin Eropa Timur itu.

Rabu (25/9) lalu, Gedung Putih akhirnya merilis memorandum berisi percakapan Trump dan Zelensky. Transkrip percakapan itu dirilis atas permintaan Trump, guna keperluan penyelidikan.

"Saya katakan, kami melakukan banyak hal untuk Ukraina," ujar Trump dalam percakapan dengan Zelensky, sesuai yang dimuat dalam memorandum.

Trump juga mengatakan, AS telah menghabiskan cukup banyak tenaga dan waktu untuk Ukraina. Bahkan menurut Trump, apa yang diberikan AS jauh lebih banyak daripada negara Eropa lain. Padahal, kata Trump seharusnya bantuan-bantuan yang lebih besar datang dari sesama negara Eropa.

"Jerman hampir tidak melakukan apapun untuk Anda. Mereka hanya bisa bicara, dan saya pikir itu adalah sesuatu yang harus dipertanyakan," kata Trump.

Pada transkrip percakapan keduanya, Trump meminta Zelensky untuk menyelidiki kasus Biden.

"Satu lagi, ada banyak perbincangan soal putra Biden, dikatakan Biden menghentikan tuntutan (soal korupsi) dan banyak orang ingin tahu soal itu. Jadi apa pun yang bisa Anda lakukan dengan jaksa agung akan membantu," ujar Trump. "Kedengarannya mengerikan bagi saya," tambahnya.

Biden dianggap telah mendorong pemecatan jaksa agung tersebut untuk kepentingan bisnis putranya. Hunter Biden, memegang perusahaan di Ukraina bernama Burisma Holdings. Yuriy Lutsenko, seorang jaksa penuntut umum sempat menyelidiki transaksi keuangan perusahaan tersebut.

Dapatkah Trump Dipenjara?

Departemen Kehakiman mengatakan, presiden yang masih menjabat tidak dapat didakwa atau dituntut secara hukum. Tetapi, nasib Trump dapat berubah ketika ia diberhentikan, atau ketika masa jabatannya berakhir.

Anggota Kongres dari California, Adam Schiff, Ketua Komite Intelijen, mengatakan Trump bisa jadi presiden pertama yang berpotensi mendekam di penjara.

Jaksa menyatakan mantan pengacara Trump, Michael Cohen, "bertindak sesuai dengan arahan" dari Trump untuk membungkam dua perempuan--Stormy Daniels dan Karen McDougal--soal hubungan perselingkuhannya dengan dua bintang televisi itu.

Setidaknya dua pertiga anggota dewan kini mendukung pemakzulan Trump, atau upaya untuk menggulingkan presiden.

Setelah Pelosi mengumumkan rencana penyelidikan resmi terhadap Trump, presiden kontroversial itu bersama timnya merilis serangkaian cuitan yang menyerang Partai Demokrat.

Beban isu ini tampaknya akan beralih ke Demokrat soal bagaimana mereka membuat skandal ini jadi perhatian besar rakyat AS. Di Kongres yang sangat terpolarisasi, upaya pemakzulan ini akan memperlihatkan bagaimana kubu Demokrat dan Republik bersikap.

Terlebih lagi, dua pertiga mayoritas Senat harus menentukan pilihan jika ingin memecat Trump lewat proses pemakzulan. Sejauh ini kubu Republikan tampaknya tidak akan meninggalkan Trump.

Anggota Kongres California Jackie Speier mengatakan, Trump mungkin tidak akan memenuhi masa jabatannya hingga akhir. Ia juga mengatakan, adanya perkembangan kasus kampanye Trump di pemilu 2016 yang melibatkan Rusia. Speier percaya, Trump akan mundur sebelum pemakzulan.

"Saya selalu berpikir bahwa dia (Trump) tidak akan pernah memenuhi masa jabatan sepenuhnya," tandas Speier.

Reporter Magang: Anindya Wahyu Paramita

(mdk/pan)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Putin Ungkap Alasan Dirinya Lebih Suka Joe Biden Ketimbang Trump di Pemilu AS 2024

Putin Ungkap Alasan Dirinya Lebih Suka Joe Biden Ketimbang Trump di Pemilu AS 2024

Putin Sebut Dirinya Lebih Suka Joe Biden Ketimbang Trump di Pemilu AS 2024, Alasannya Tak Terduga

Baca Selengkapnya
Joe Biden Marah Ingatannya Dinyatakan Bermasalah: Saya Lansia dan Tahu Apa yang Saya Lakukan

Joe Biden Marah Ingatannya Dinyatakan Bermasalah: Saya Lansia dan Tahu Apa yang Saya Lakukan

Biden disebut tidak dapat mengingat tonggak sejarah dalam hidupnya seperti kapan putranya, Beau Biden, meninggal

Baca Selengkapnya
Survei: Mayoritas Pemilih Anggap Joe Biden Terlalu Tua untuk Kembali Maju sebagai Capres

Survei: Mayoritas Pemilih Anggap Joe Biden Terlalu Tua untuk Kembali Maju sebagai Capres

Survei: 86% Pemilih Sebut Joe Biden Terlalu Tua untuk Kembali Maju Capres

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Muncul Desakan Pemakzulan Jokowi, Istana Klaim Kepuasan ke Presiden Masih Tinggi di Atas 75 Persen

Muncul Desakan Pemakzulan Jokowi, Istana Klaim Kepuasan ke Presiden Masih Tinggi di Atas 75 Persen

Istana menegaskan, Presiden Joko Widodo atau Jokowi tak terganggu dengan munculnya wacana pemakzulan Jokowi.

Baca Selengkapnya
Jokowi Ungkap Isi Pembicaraan dengan Presiden Filipina, Termasuk Soal Pertahanan

Jokowi Ungkap Isi Pembicaraan dengan Presiden Filipina, Termasuk Soal Pertahanan

Jokowi menyebut tiga bidang kerja sama yang akan diperkuat oleh kedua negara.

Baca Selengkapnya
Soal Dukungan Jokowi di Pilpres 2024, Kaesang: Bisa Ditanyakan ke Bapak, Pilihannya Siapa

Soal Dukungan Jokowi di Pilpres 2024, Kaesang: Bisa Ditanyakan ke Bapak, Pilihannya Siapa

Terkait paslon yang didukung Jokowi di Pilpres 2024, Kaesang meminta agar ditanyakan langsung ke presiden

Baca Selengkapnya
Pejabat Pilihan Joe Biden Mundur karena Geram dengan Kebijakan AS Dukung Israel di Gaza

Pejabat Pilihan Joe Biden Mundur karena Geram dengan Kebijakan AS Dukung Israel di Gaza

Agresi Israel di Jalur Gaza sejak Oktober telah menewaskan hampir 22.000 warga Palestina. AS merupakan salah satu pendukung utama Israel.

Baca Selengkapnya
Joe Biden Ucapkan Selamat ke Prabowo Unggul di Pilpres 2024: Saya Harap Hubungan Negara Kita Jauh Lebih Kuat

Joe Biden Ucapkan Selamat ke Prabowo Unggul di Pilpres 2024: Saya Harap Hubungan Negara Kita Jauh Lebih Kuat

Ucapan Joe Biden itu disampaikan melalui sepucuk surat diantarkan Dubes Amerika Serikat untuk ASEAN Yohannes Abraham.

Baca Selengkapnya
Jawaban Presiden Jokowi soal Tudingan Politisasi Bansos

Jawaban Presiden Jokowi soal Tudingan Politisasi Bansos

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjawab tudingan bantuan sosial (bansos) dipolitisasi menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Baca Selengkapnya