Merdeka.com - Anggota Parlemen Libanon, Khaled Daher, menuduh pemerintah Libanon telah memasok bahan peledak buat rezim pemerintahan Presiden Suriah Basyar al-Assad. Dia menyebut tindakan itu bahkan diketahui oleh Angkatan Bersenjata Libanon (LAF).

"Dua hari lalu, dua buah truk berisi puluhan ton bahan peledak melintas di perbatasan antara Suriah dan Libanon di Masnaa, dan ini sudah berlangsung sejak Mei 2012," kata Daher, seperti dilansir stasiun televisi Al Arabiya, Ahad (17/2).

"Masalahnya adalah, semua tindakan itu dilakukan dengan sepengetahuan LAF dan intelijen militer Libanon. Ini Seakan-akan hanya masalah sederhana," ujar Daher.

Anggota parlemen dari oposisi itu mengungkapkan beberapa dokumen dikirim dari komando LAF yang turut mendukung pernyataannya itu. Daher mengatakan kebijakan pemisahan diri yang dinyatakan pemerintahan Basyar al-Assad di Libanon adalah kebohongan yang sangat terlihat jelas, di mana tidak ada satu orang pun yang percaya.

Daher juga meminta agar Perdana Menteri Libanon Najib Migati agar mengundurkan diri secepatnya. "Ini lantaran dia telah menutupi semua pembunuhan terhadap anak-anak yang tidak berdosa."

Sementara itu, Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) kemarin menyatakan setidaknya 283 ribu warga Suriah saat ini mengungsi ke Libanon. Para pengungsi ini mendapat bantuan dari pemerintah Libanon, PBB, dan organisasi nirlaba lainnya.