Anak Kim Jong Nam nyaris dibunuh agen Korut

Merdeka.com - Sebuah rencana pembunuhan keponakan Presiden Korea Utara Kim Jong Un telah digagalkan polisi China. Diduga rencana pembunuhan ini dilakukan oleh agen Korea Utara.

Harian utama JoongAng Ilbo melaporkan kemarin, polisi telah menahan dua agen Korea Utara yang diduga bertugas melacak Kim Han Sol, 22 tahun, yang bersembunyi sejak ayahnya, Kim Jong Nam, dibunuh di Malaysia pada bulan Februari.

"Tujuh agen dari agen mata-mata Korea Utara, Reconnaissance General Bureau dikirim ke Beijing untuk pekerjaan itu," kata surat kabar tersebut. Ungkapan ini mengutip orang tak dikenal yang akrab dengan urusan Korea Utara, seperti dilansir dari Asia One, Selasa (31/10).

Pihak berwenang China menemukan mereka setelah menambah pengawasan terhadap kegiatan Korea Utara di dalam negara tersebut selama kongres ke-19 Partai Komunis dari 18 sampai 24 Oktober.

Penyelidikan sedang berlangsung, dan mereka yang ditangkap ditahan di sebuah fasilitas khusus di pinggiran kota Beijing, China.

Kim Han Sol, yang dibesarkan di Macau di bawah perlindungan China karena ayahnya berada di pengasingan dari Korea Utara, terakhir terlihat pada bulan Maret dalam sebuah video yang diunggah di situs organisasi kemanusiaan Cheollima Civil Defence.

Organisasi tersebut mengatakan telah memindahkan Kim Han Sol dan keluarganya ke tempat yang aman, tanpa mengungkapkan keberadaan mereka.

Namun dalam sebuah pernyataan, organisasi tersebut mengucapkan terima kasih kepada empat negara, termasuk China dan Amerika Serikat, karena telah memberikan bantuan.

Kim Jong Nam, 45 tahun, meninggal pada 13 Februari setelah dua wanita yang diduga menyerangnya dengan mengginakan racun VX yang mematikan saat dia menunggu penerbangannya di Bandara Internasional Kuala Lumpur.

Pengadilan negeri yang mengadili kedua wanita tersebut, Siti Aisyah Indonesia, 25 tahun, dan Vietnam Doan Thi Huong, 28 tahun, dimulai awal bulan ini. Mereka mengaku tidak bersalah.

Pemerintah Korea Selatan meyakini pembunuhan Kim Jong Nam diperintahkan oleh Kim Jong Un untuk menyingkirkan saingan potensial.

Kim Jong Nam, saat tinggal di pengasingan selama lebih dari satu dekade, telah mengkritik kepemimpinan saudara laki-laki tirinya dan peraturan dinasti keluarga tersebut.

Kim Han Sol juga mengkritik rezim Kim dan banyak yang percaya garis keturunannya akan menjadi target berikutnya.