Anak-anak Aljazair diwajibkan memakai jilbab
Merdeka.com - Kelompok Islam di Aljazair, al-Daawa, baru-baru ini mengkampanyekan sebuah program yang mereka sebut suci yakni mewajibkan perempuan antara umur sepuluh tahun ke atas memakai jilbab. Namun, usaha ini mendapat kecaman dari pegiat hak asasi lantaran dianggap tidak bertanggung jawab dan kontra produktif.
Stasiun televisi Al Arabiya melaporkan, Sabtu (9/2), Sekretaris Jenderal al-Daawa, Hisham Ben Khouda, menjelaskan kelompoknya telah berhasil meyakinkan tiga ratus perempuan antara umur sepuluh hingga 15 tahun agar mengenakan jilbab. Orang dibalik ide program itu mengatakan kampanye ini telah berjalan selama lima tahun dan telah menarik banyak ulama baik lokal maupun dari luar negara itu untuk turut berpartisipasi.
Ulama asal Kuwait yang dianggap radikal, Nabil al-Awadhi, dijadwalkan akan turut menghadiri peluncuran program itu pada 12 April mendatang di Kota Blida. Acara yang akan mengkampanyekan pengenalan jilbab kepada anak-anak ini juga akan dihadiri para ulama, sosiolog, dan psikolog, yang akan meyakinkan anak-anak agar mengenakan jilbab.
Awadhi sebelumnya dikabarkan telah melakukan kunjungan ke Tunisia dan meminta agar anak-anak di negara itu menggunakan jilbab. Hal ini langsung memicu kemarahan dari pegiat hak asasi di negara sekuler itu.
Meski Awadhi mengatakan kunjungannya ke negara di utara Afrika itu hanya untuk memberikan pengajaran, namun pegiat hak asasi dan anggota parlemen Tunisia meminta agar pemerintah mengusir Awadhi.
Di dalam program suci itu, para perempuan nantinya harus menjawab pertanyaan seputar pengetahuan mereka tentang jilbab. Kelompok ini juga telah menargetkan program itu kepada anak-anak antara umur delapan hingga 12 tahun.
Pengamat perempuan di Aljazair, Djafari Djadi Chayaa, mengatakan program itu hanya akan merugikan kaum perempuan ketimbang menguntungkan mereka. "Seharusnya bentuk kampanye itu mengajarkan perempuan nilai-nilai sosial dan kelakuan yang seharusnya dari pada memaksa mereka untuk merubah penampilan dengan menggunakan jilbab."
Program seperti itu sebelumnya juga pernah disuarakan seorang ulama Arab Saudi, Abdullah Daud. Dia mengeluarkan fatwa yang menyatakan bayi perempuan wajib mengenakan jilbab lengkap dengan penutup wajah atau burka.
Abdullah Daudmenegaskan pemakaian jilbab justru akan melindungi bayi perempuan. Daud menyatakan fatwa itu dia keluarkan lantaran sebelumnya ada kasus penganiayaan terhadap bayi perempuan di Saudi.
Namun, fatwa yang dia sampaikan itu langsung mengundang kehebohan di media sosial Twitter. Sejumlah pengguna Twitter asal Saudi mengecam pernyataan Daud dengan mengatakan dia tidak layak berfatwa semacam itu sebab pernyataannya telah menjelekkan Islam dan melanggar hak individu.
(mdk/fas)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Setelah masa pengasuhan sementara selama 6 bulan hasilnya baik, maka pengangkatan anak akan ditetapkan oleh pengadilan.
Baca SelengkapnyaKewajiban ayah terhadap anak hasil zina dapat dipahami dalam beberapa hukum.
Baca SelengkapnyaMenjadi anak kos adalah salah satu langkah menuju hidup mandiri.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Mengucek dan memicingkan mata merupakan ciri-ciri ketika anak butuh memeriksakan mata.
Baca SelengkapnyaMenurut Zara orangtuanya telah mendidiknya menjadi perempuan cerdas, berkarakter dan beragama.
Baca SelengkapnyaKebiasaan memukul merupakan suatu hal yang kerap dilakukan anak. Hal ini perlu diperhatikan dan dihindari oleh orangtua.
Baca SelengkapnyaDi balik kemegahannya, ternyata masjid tersebut merupakan gagasan dari ayah seorang pensiunan jenderal TNI Angkatan Udara.
Baca SelengkapnyaMelihat perilaku anak yang tidak bisa diam, membuat orang tua kerap menduga anak hiperaktif. Apa penyebabnya?
Baca SelengkapnyaAnak keduanya bernama Ladz'an diketahui mengidap sindrom langka yakni Sindrom Williams.
Baca Selengkapnya