Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Aktivis Myanmar Serukan Pembangkangan Nasional Saat Tahun Baru Thingyan

Aktivis Myanmar Serukan Pembangkangan Nasional Saat Tahun Baru Thingyan Water Canon Berusaha Bubarkan Massa Protes Kudeta. ©2021 REUTERS/Stringer

Merdeka.com - Para penentang kudeta Myanmar kemarin menyerukan warga untuk menunjukkan pembangkangan terhadap militer dengan mengenakan kostum dan berdoa selama liburan tahun baru mendatang.

Para kelompok antikudeta militer Myanmar juga berharap dapat mempertahankan momentum gerakan penentangan, yang selama ini telah menewaskan 700 orang.

Tahun baru tradisional, yang dikenal sebagai Thingyan di Myanmar, adalah hari libur paling penting dalam setahun dan biasanya dirayakan dengan doa, ritual pembersihan patung Buddha di kuil, dan semburan air dengan semangat tinggi ke jalanan.

"Dewan militer tidak punya kekuasaan atas Thingyan. Kekuasaan rakyat ada di tangan rakyat," tulis Ei Thinzar Maung, pemimpin kelompok protes Komite Kolaborasi Pemogokan Umum, di Facebook.

“Rakyat yang bersatu perlu mempertahankan Thingyan,” kata Ei Thinzar Maung, seperti dilansir laman Antara mengutip Reuters, Senin (13/4).

Dia meminta umat Buddha untuk mengenakan pakaian religius dan membaca doa bersama. Bagi komunitas Kristen, mereka diimbau mengenakan pakaian putih dan membaca mazmur.

Dia mengatakan para penganut agama-agama lain harus mengikuti arahan pemimpin mereka.

Liburan berlangsung dari 13 April hingga 17 April, yang merupakan Hari Tahun Baru.

Pasukan keamanan telah membunuh 706 pengunjuk rasa, termasuk 46 anak-anak, sejak militer merebut kekuasaan dari pemerintah terpilih Aung San Suu Kyi dalam kudeta 1 Februari, menurut hitungan kelompok aktivis Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP).

Penghitungan itu termasuk 82 orang yang tewas di Kota Bago, sekitar 70 km (45 mil) timur laut Yangon, pada Jumat. AAPP menyebut peristiwa itu sebagai "ladang pembantaian".

Pengadilan

Ada laporan di media sosial tentang penembakan oleh pasukan keamanan di Kota Tamu di barat laut pada Senin dan polisi membubarkan protes di Kota Mandalay.

Keterangan rinci soal kekerasan sulit diperoleh karena junta militer membatasi internet dan layanan data seluler.

Juru bicara junta tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentar.

Surat kabar Global New Light of Myanmar yang dikelola negara, dalam sebuah laporan tentang kekerasan di Bago, mengatakan perusuh yang bersenjatakan senjata darurat telah menyerang pasukan keamanan ketika mereka mencoba untuk membersihkan barikade pengunjuk rasa. Satu perusuh dilaporkan tewas.

"Bukti granat dan amunisi yang disita menunjukkan ada senjata kecil yang digunakan," kata surat kabar itu, yang telah menjadi corong militer selama bertahun-tahun.

Suu Kyi, yang telah ditahan sejak kudeta, akan muncul melalui tautan video di sidang pengadilan atas dakwaan terhadapnya pada Senin.

Dia telah didakwa melanggar undang-undang rahasia era kolonial.

Pelanggar UU tersebut bisa dihukum penjara hingga 14 tahun.

Suu Kyi juga didakwa melanggar protokol virus corona dan secara ilegal memiliki radio dua arah. Selain itu, dia dan dituduh oleh dewan militer yang berkuasa melakukan suap.

Pengacara Suu Kyi mengatakan bahwa tuduhan-tuduhan itu dibuat-buat.

(mdk/pan)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Pesan Hari Raya Nyepi dari Klungkung Bali

Pesan Hari Raya Nyepi dari Klungkung Bali

Hari Raya Nyepi merupakan salah satu perayaan suci umat Hindu ditandai dengan meninggalkan segala aktivitas duniawi dalam keheningan selama sehari.

Baca Selengkapnya
Uniknya Tradisi Sambut Lebaran di Bengkulu, Bakar Batok Kelapa dengan Penuh Sukacita

Uniknya Tradisi Sambut Lebaran di Bengkulu, Bakar Batok Kelapa dengan Penuh Sukacita

Tradisi ini biasa dilakukan oleh masyarakat Suku Serawai yang ada di Bengkulu yang dilaksanakan pada malam menjelang Idulfitri.

Baca Selengkapnya
Mengenal Tradisi Bodho Kupat, Satu Kampung di Lumajang Kompak Jadi Pedagang Janur dan Ketupat

Mengenal Tradisi Bodho Kupat, Satu Kampung di Lumajang Kompak Jadi Pedagang Janur dan Ketupat

Bodho Kupat sendiri merupakan tradisi yang rutin diselenggarakan masyarakat Lumajang ketika memasuki hari ketujuh Lebaran Idulfitri.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Keseruan Tradisi Praonan di Pasuruan, Warga Ramai-Ramai Naik Perahu Nelayan Rayakan Lebaran Ketupat

Keseruan Tradisi Praonan di Pasuruan, Warga Ramai-Ramai Naik Perahu Nelayan Rayakan Lebaran Ketupat

Ribuan masyarakat datang memenuhi pelabuhan demi merasakan sensasi naik perahu bersama-sama.

Baca Selengkapnya
Aiman Bakal Diperiksa Terkait Penyebaran Berita Bohong Pada 26 Januari 2024

Aiman Bakal Diperiksa Terkait Penyebaran Berita Bohong Pada 26 Januari 2024

Aiman bakal diperiksa terkait penyeberan berita bohong netralitas Polri di Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya
9 Agustus Peringati Hari Internasional Masyarakat Adat Sedunia, Ini Sejarahnya

9 Agustus Peringati Hari Internasional Masyarakat Adat Sedunia, Ini Sejarahnya

Peringatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan kebutuhan masyarakat adat di dunia.

Baca Selengkapnya
5 Contoh Piagam Penghargaan Lomba 17 Agustus yang Mudah, Begini Cara Membuatnya

5 Contoh Piagam Penghargaan Lomba 17 Agustus yang Mudah, Begini Cara Membuatnya

Menjelang Hari Kemerdekaan Indonesia, biasanya masyarakat akan mengadakan lomba 17 Agustus. Berikut contoh piagam penghargaan lomba 17 Agustus yang mudah.

Baca Selengkapnya
Serunya Tradisi Rumpak-rumpakan dari Palembang, Kunjungi Rumah Tetangga saat Lebaran sambil Diiringi Rebana

Serunya Tradisi Rumpak-rumpakan dari Palembang, Kunjungi Rumah Tetangga saat Lebaran sambil Diiringi Rebana

Tradisi ini juga dibarengi dengan sajian kuliner khas Palembang, seperti tekwan hingga aneka macam kue yang disajikan oleh tuan rumah.

Baca Selengkapnya
Begini Awal Mula Tradisi Mudik Jelang Lebaran di Indonesia, Sudah Ada Sejak Kerajaaan Majapahit

Begini Awal Mula Tradisi Mudik Jelang Lebaran di Indonesia, Sudah Ada Sejak Kerajaaan Majapahit

Tradisi ini telah menjadi fenomena sosial yang besar di Indonesia, di mana jutaan orang memilih untuk meninggalkan kota.

Baca Selengkapnya