Akhir Pandemi Semakin Dekat, 90 Persen Populasi Dunia Kebal Covid
Merdeka.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, dunia kini semakin dekat menuju akhir fase darurat pandemi Covid-19. Namun, bahaya varian baru masih mengancam masyarakat di seluruh dunia.
WHO menyampaikan pada Jumat, 90 persen populasi dunia kenal terhadap Covid-19, tapi memperingatkan varian baru yang berbahaya masih bisa muncul.
Menurut Dirjen WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, kesenjangan pengawasan mempermudah varian baru virus corona muncul dan mengambil alih varian Omicron yang saat ini mendominasi di seluruh dunia.
"WHO memperkirakan sedikitnya 90 persen populasi dunia saat ini memiliki kekebalan terhadap SARS-CoV-2 (virus penyebab Covid-19), karena pernah mengalami infeksi atau vaksinasi," jelas Tedros, dikutip dari laman New Arab, Minggu (4/12).
"Kita semakin dekat bisa menyatakan bahwa fase darurat pandemi telah berakhir, tapi kita belum sampai di sana," lanjutnya.
"Kesenjangan pengawasan, tes, pengurutan (genom), dan vaksinasi terus menciptakan kondisi yang sempurna untuk varian baru yang mengkhawatirkan muncul yang bisa menyebabkan kematian yang signifikan."
Pekan lalu menandai setahun WHO mengumumkan Omicron sebagai varian yang mengkhawatirkan atau variant of concern. Omicron menyebar ke seluruh dunia, menjadi varian yang lebih mudah menular dibandingkan varian terdahulu, Delta.
Tedros mengatakan saat ini ada lebih dari 500 sub varian Omicron yang sangat menular yang beredar, yang bisa mengepung sistem kekebalan dengan lebih mudah walaupun tidak terlalu ganas dibandingkan varian sebelumnya.
Negara di dunia telah melaporkan 6,6 juta kematian karena Covid ke WHO, dari hampir 640 juta kasus infeksi yang terdaftar. Namun menurut WHO, masih banyak kasus yang tidak terdaftar dan jumlah tersebut tidak menggambarkan angka sebenarnya.
Tedros mengatakan lebih dari 8.500 orang meninggal karena Covid pekan lalu. Dia sangat menyayangkan kasus kematian besar masih terjadi dalam tiga tahun pandemi, padahal telah banyak tersedia sarana untuk mencegah infeksi dan menyelamatkan nyawa masyarakat.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia
Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca SelengkapnyaCovid-19 Naik Lagi, Menkes Minta Masyarakat Pakai Masker Selama Libur Akhir Tahun
Imbauan ini mengingat penularan Covid-19 dilaporkan kembali meningkat dalam beberapa waktu terakhir.
Baca SelengkapnyaDaftar 9 Varian yang Mendominasi Kasus Covid-19 Dunia Menurut WHO
WHO saat ini memonitor berbagai varian yang banyak ditemui.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Blak-blakan Menkes soal Kenaikan Kasus Covid-19 JN.1
Hingga 19 Desember 2023, jumlah kasus Covid-19 JN.1 mencapai 41 kasus.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 Muncul lagi, Sekda Jateng Sebut yang Terpapar Karena Belum Booster
Terkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 Kembali Muncul di Solo
Meskipun Covid-19 yang muncul saat ini sudah tidak berbahaya seperti dulu.
Baca SelengkapnyaAnak-Anak di Inggris Beri Pesan Dukungan untuk Anak-Anak Palestina dalam Unjuk Rasa di London
Anak-Anak di Inggris Beri Pesan Dukungan untuk Anak-Anak Palestina dalam Unjuk Rasa di London
Baca SelengkapnyaPenyebab Selesma dan Gejalanya yang Perlu Diwaspadai, Kenali Cara Mencegahnya
Selesma adalah infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan bagian atas, seperti hidung dan tenggorokan.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 Meningkat, Penumpang Kereta Api Wajib Pakai Masker
Imbauan ini seiring meningkatnya angka kasus Covid-19 di Indonesia dalam beberapa waktu terakhir.
Baca SelengkapnyaJokowi ke Menkes soal Kasus Covid-19: Amati Betul Secara Detail Perkembangannya Seperti Apa
Informasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca Selengkapnya