Merdeka.com - Presiden Iran Mahmud Ahmadinejad dikecam harian berpengaruh negaranya. Surat kabar moderat berbasis di Ibu Kota Teheran, Asr-e, mengkritik keputusannya yang melawat ke Konferensi Organisasi Konferensi Islam saat korban jiwa akibat gempa bumi di wilayah Tabriz akhir pekan lalu bertambah.

Dalam kolom editorial, harian itu menilai Ahmadinejad tidak peka terhadap para korban yang hingga hari ini masih kekurangan bantuan. "Di negara lain, saat bencana alam terjadi, para pemimpin membatalkan rencana lawatan dan lebih mengutamakan upaya penanganan korban," tulis surat kabar Asr-e, seperti dilansir Fox News, Selasa (14/8).

Ahmadinejad bersama pemimpin negara Islam anggota OKI lainnya berkumpul di Kota Mekkah, Arab Saudi, selama 14-15 Agustus untuk membahas sanksi bagi Suriah dan penanganan pengungsi Rohingya di Myanmar. Dia memutuskan berangkat ke forum internasional itu setelah Departemen Penanggulangan Bencana Iran mengaku upaya evakuasi telah selesai dilakukan Minggu pagi waktu setempat.

Namun, pernyataan pemerintah itu berbanding terbalik dengan temuan di lapangan. Anggota parlemen Ali Larijani menyatakan masih banyak desa belum terjamah tim evakuasi maupun bantuan. "Kantor Pusat manajemen krisis harus memastikan temuan mereka benar, sehingga masalah ini bisa teratasi" kata Larijani merujuk kurangnya tenda bagi pengungsi usai berkunjung ke wilayah bencana kemarin.

Gempa 6,4 skala richter melanda Kota Tabriz, dan memporak-porandakan lebih dari 60 desa di dekat kawasan itu dua hari lalu. Hanya berselang 11 menit, lindu susulan menggoncang Kota Varzaghan, 49 kilometer dari Tabriz. Gempa ini unik karena terjadi di pusat kota namun malah menghancurkan desa-desa di sekitarnya.

Hingga proses pencarian dihentikan kemarin, 306 warga tewas dan lebih dari 3.000 orang cedera. Enam desa rata dengan tanah, salah satu terparah adalah Desa Baje Baj, dekat Tabriz. Sekitar 16 ribu penduduk juga kehilangan tempat tinggal.

Pemerintah menduga bangunan warga di pinggiran Tabriz hancur dalam waktu sekejap karena konstruksi lemah. Wilayah itu merupakan kawasan pegunungan dengan banyak bangunan berupa apartemen. Iran memang sejak lama dikenal berada di patahan besar bumi, sehingga rentan terhadap kegiatan seismik. Pada tahun 2003, gempa di kota Bam, sebelah tenggara Teheran, menewaskan 25 ribu orang.