Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

74 Imigran Tewas Saat Kapal Karam di Lepas Pantai Libya

74 Imigran Tewas Saat Kapal Karam di Lepas Pantai Libya Penyelamatan penumpang kapal karam berisi para imigran di lepas pantai Libya.. ©Jean Marc Joseph/Open Arms/Twitter

Merdeka.com - Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) PBB menyampaikan pada Kamis, sedikitnya 74 imigran tewas dalam kapal karam di lepas pantai Libya Khoms. Menurut IOM, ada lebih dari 120 orang di dalam kapal tersebut saat insiden terjadi.

Penjaga pantai dan nelayan Libya menyelamatkan 47 orang. Insiden ini merupakan kapal karam ke-delapan yang terjadi di Mediterania Tengah sejak 1 Oktober.

"Meningkatnya jumlah korban jiwa di Mediterania adalah manifestasi dari ketidakmampuan negara untuk mengambil tindakan tegas untuk mengerahkan kembali hal yang sangat dibutuhkan, kemampuan pencarian dan penyelamatan di penyeberangan laut paling mematikan di dunia," jelas Kepala IOM Misi Libya, Federico Soda, dilansir Aljazeera, Jumat (13/11).

Tragedi itu terjadi ketika seorang bayi berusia enam bulan meninggal beberapa jam setelah dia diselamatkan dari perairan dalam operasi penyelamatan oleh Open Arms - saat ini satu-satunya kapal penyelamat yang aktif di Mediterania Tengah.

Bayi yang baru lahir itu termasuk di antara 111 korban selamat yang dibawa oleh LSM tersebut pada Rabu setelah mengirim unit penyelamat ke perahu karet yang tenggelam di lepas pantai Libya.

Bayi itu termasuk di antara setidaknya 19 orang lainnya, termasuk seorang anak lainnya, yang meninggal di Mediterania dalam dua hari terakhir.

Open Arms memiliki 257 pengungsi di dalamnya, setelah tiga operasi terpisah dilaksanakan pada Selasa dan Rabu.

900 Orang Tenggelam di Mediterania

Menurut IOM, tahun ini setidaknya 900 orang tenggelam di Mediterania, beberapa karena operasi penyelamatan yang tertunda, sementara lebih dari 11.000 lainnya telah dikembalikan ke Libya.

IOM menyatakan Libya bukanlah pelabuhan yang aman untuk kembali, menekankan kebanyakan imigran berakhir di fasilitas penahanan di mana pelanggaran hak asasi manusia, perdagangan dan eksploitasi telah dilaporkan secara meluas.

"Kami telah lama menyerukan perubahan dalam pendekatan yang terbukti tidak bisa diterapkan ke Libya dan Mediterania, termasuk mengakhiri pengembalian ke negara itu dan membangun mekanisme pendaratan yang jelas diikuti dengan solidaritas dari negara lain," jelas Soda.

Menurut data Kementerian Dalam Negeri Italia, telah terjadi peningkatan jumlah orang yang mencoba mencapai Italia. Tercatat hampir 31.000 kedatangan pengungsi pada tahun 2020, dibandingkan dengan hampir 10.000 orang pada periode yang sama tahun lalu.

(mdk/pan)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Pencarian WN Taiwan Hilang Akibat Kapal Terbalik di Pulau Seribu Diperluas, Penyelam Menyisir Lokasi Kejadian

Pencarian WN Taiwan Hilang Akibat Kapal Terbalik di Pulau Seribu Diperluas, Penyelam Menyisir Lokasi Kejadian

Pencarian kembali dilanjutkan setelah cuaca mendukung pada Selasa (12/3) pagi.

Baca Selengkapnya
Keluhan Pemudik di Merak: Kami Sudah Sabar Semalaman, Tapi Belum Juga Masuk Kapal

Keluhan Pemudik di Merak: Kami Sudah Sabar Semalaman, Tapi Belum Juga Masuk Kapal

Keluhan Pemudik di Merak: Kami Sudah Sabar Semalaman, Tapi Belum Juga Masuk Kapal

Baca Selengkapnya
Kisah Pelayaran Kapal Arimbi, Kirim Gas Elpiji ke Pelosok Negeri

Kisah Pelayaran Kapal Arimbi, Kirim Gas Elpiji ke Pelosok Negeri

Sebagai pelaut mereka memiliki banyak tantangan yang harus dihadapi di laut lepas.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Menyelam Hingga 47 Meter Di Bawah Laut, Penyelam Temukan 10 Bangkai Kapal Kuno dari Zaman Romawi Sampai Perang Dunia

Menyelam Hingga 47 Meter Di Bawah Laut, Penyelam Temukan 10 Bangkai Kapal Kuno dari Zaman Romawi Sampai Perang Dunia

Menyelam Hingga 47 Meter Di Bawah Laut, Penyelam Temukan 10 Bangkai Kapal Kuno dari Zaman Romawi Sampai Perang Dunia

Baca Selengkapnya
Pencarian Korban Kapal Tenggelam di Selayar, Lima Ditemukan Meninggal Dunia dan 18 Masih Hilang

Pencarian Korban Kapal Tenggelam di Selayar, Lima Ditemukan Meninggal Dunia dan 18 Masih Hilang

Pencarian korban dilanjutkan hari ini menggunakan RIB Kamajaya.

Baca Selengkapnya
Kapal Pembawa Kotak Suara Pemilu di Mentawai Kecelakaan Dihantam Ombak, KPU Tidak akan Gelar Pemilihan Suara Ulang

Kapal Pembawa Kotak Suara Pemilu di Mentawai Kecelakaan Dihantam Ombak, KPU Tidak akan Gelar Pemilihan Suara Ulang

Kejadian itu pada saat pergeseran logistik pemilu dari Panitia Pemungutan Suara (PPS) Desa Saliguma menuju Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Siberut Tengah

Baca Selengkapnya
BP2MI Kawal PMI yang Jadi Korban Tenggelamnya Kapal di Korsel

BP2MI Kawal PMI yang Jadi Korban Tenggelamnya Kapal di Korsel

Tujuh pekerja migran Indonesia (PMI) menjadi korban atas tenggelamnya kapal di Korea Selatan.

Baca Selengkapnya
Mirip Labuan Bajo, Pemerintah Bakal Hadirkan Kapal Pinisi di Kawasan IKN Sebagai Destinasi Wisata

Mirip Labuan Bajo, Pemerintah Bakal Hadirkan Kapal Pinisi di Kawasan IKN Sebagai Destinasi Wisata

Kapal Pinisi itu akan difungsikan sebagai kapal pariwisata dari kawasan IKN menuju Teluk Balikpapan, Kalimantan Timur.

Baca Selengkapnya
Pelabuhan Merak Macet Parah, ASDP Masih Tunggu Izin Pemerintah untuk Jalankan Solusi Ini

Pelabuhan Merak Macet Parah, ASDP Masih Tunggu Izin Pemerintah untuk Jalankan Solusi Ini

kendaraan yang ingin masuk kapal di Pelabuhan Merak bisa ditampung sementara di kantong parkir Dermaga Pelabuhan Indah Kiat.

Baca Selengkapnya