40 Persen warga sebut agama Islam dilarang di Amerika Serikat
Merdeka.com - Sejumlah bakal calon presiden Amerika Serikat dari Partai Republik menyatakan ketidaksukaannya terhadap agama Islam.
Di negara bagian Carolina Utara yang dikenal lebih berpaham konservatif rupanya fakta di lapangan menunjukkan kecenderungan antiIslam itu jauh lebih mengejutkan, seperti dilansir oleh koran the Independent, Kamis (1/10).
Lembaga survei Public Policy Polling tiga hari lalu mengeluarkan laporan teranyar yang memperkuat fakta itu.
Ketika warga ditanya, "Apakah menurut Anda seorang muslim boleh jadi presiden Amerika Serikat?", hanya 16 persen warga yang menjawab ya. Sebanyak 72 persen lainnya menolak dan 12 persen sisanya tidak yakin.
Saat ditanya, "Apakah agama Islam dibolehkan atau tidak di Amerika Serikat?", warga menjawab ya ada 40 persen dan yang tidak juga 40 persen. Sisanya yang 20 persen tidak yakin.
Dalam survei beberapa waktu lalu juga terungkap sebagian pendukung Partai Republik masih mengira Presiden Barack Hussein Obama adalah seorang muslim.
Dalam kampanye bakal calon presiden dari Partai Republik yakni Ben Carson beberapa waktu lalu dia menyatakan menolak calon presiden beragama Islam.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Beberapa bagian Amerika Serikat yang terkenal dengan kriminalitasnya, seperti, pencurian, perampokan, penganiayaan berat, dan seksual.
Baca SelengkapnyaJutaan orang Amerika Serikat berlomba memiliki paspor dari negara lain demi menyelamatkan harta kekayaan mereka.
Baca SelengkapnyaPasutri ini merasakan kehidupan berat sebagai kaum minoritas. Sang istri pernah diludahi orang karena memakai jilbab
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Perkuat juga solidaritas, empati, dan tolong-menolong antar-sesama tanpa memandang perbedaan agama atau kepercayaan.
Baca SelengkapnyaBegini suasana ramadan di Pattani saat malam hari hingga disebut kembaran Indonesia.
Baca SelengkapnyaAwalnya ia sempat dirundung rasa keraguan karena telah dua kali datang ke masjid namun tak bertemu siapapun.
Baca SelengkapnyaKudapan favorit masyarakat Palembang ini tak jauh berbeda dengan kue jala khas India. Perbedaannya ada pada kuah kari yang cenderung encer.
Baca SelengkapnyaMemperkuat toleransi dan kerukunan antarumat beragama. Masyarakat tidak boleh semena-mena melanggar hak dari mereka yang dianggap berbeda.
Baca Selengkapnya