Profil
David Satcher
David Satcher adalah seorang dokter kulit hitam keturunan Afrika-Amerika. Beliau lahir pada tanggal 2 maret 1941 di Anniston, Abalama. Satcher lulus sebagai murid terbaik dari sekolahnya dan melanjutkan kuliahnya di Universitas Morehouse di Atlanta, Georgia, dengan beasiswa penuh. Ketika di sana, dia aktif dalam pergerakan hak-hak masyarakat dan pernah beberapa kali ditahan karena keikutsertaannya dalam aksi diamnya dan aksi-aksi protes lainnya. David Satcher lulus cumlaude dari Morehouse pada tahun 1963 dan melanjutkan pendidikannya di Universitas Case Western Reserve. Dia adalah salah satu dari murid dua murid berkulit hitam yang bersekolah di sana. Dia sekaligus seorang profesor dan ketua dari Departemen obat-obatan dan praktek keluarga di sekolah obat-obatan Morehouse dari tahun 1979 sampai 1982. Dia adalah anggota pertama dari sekolah obat-obatan dan kesehatan masyarakat UCLA. Dia juga adalah raja dari departemen pengobatan keluarga. Dari tahun 1977 sampai tahun 1979.
Pada 1993, pemerintah menunjuk Satcher sebagai direktur Pusat Pengontrolan Penyakit (CDC). Sebagai direktur CDC, Satcher berambisi untuk mendidik orang-orang tentang pencegahan kematian dini akibat AIDS, kurang berolahraga, kurang gizi, dan merokok. Dia juga mensosialisasikan penggunaan kondom kepada para remaja. Hal ini sempat ditentang oleh beberapa pihak, kemudian Satcher meresponnya dengan bijaksana dengan mengatakan bahwa mendidik orang untuk menggunakan kondom tidak menambah aktifitas seksual. Ini hanya akan meningkatkan penggunaan kondom oleh orang yang biasa beraktifitas seksual. Selain itu, dia juga ikut mensponsori program-program pembatasan remaja untuk mengakses senjata tajam, alkohol, dan tempat-tempat yang sering terjadi tindak kekerasan. Usaha-usaha tersebut dilarang oleh pengurus yang mengurusi hukum karena dinilai mengambil alih tugas dari pengurus-pengurus tersebut. Tapi, Satcher menganggap bahwa kekerasan dikalangan remaja adalah masalah kesehatan masyarakat, jadi ini adalah tanggung jawab CDC.
Riset dan analisa oleh Rica Naza Qimala