CEK FAKTA: Tidak Benar Vaksin Covid-19 Berdampak pada Kemandulan
Merdeka.com - Informasi vaksin Covid-19 dari China berdampak pada kemandulan beredar di media sosial Facebook. Informasi itu menyebutkan nama vaksin, yakni Novack.
Kominfo"Batin ku bilang Vaksin Novack dari Cina yg buat nglawan Covid-19 memiliki efek samping yakni membuat orang "Mandul", sebagian teman spiritualis mengatakan ya".. Klo bener wis wis kasihan juga ya bagi yang memakainya. Maaf dan salam.."
Penelusuran
Menurut penelusuran merdeka.com, informasi vaksin Covid-19 berdampak pada kemandulan adalah tidak benar. Dalam artikel Reuters berjudul "Fact check: A coronavirus vaccine that makes everyone infertile has not been approved for use" pada 21 Agustus 2020, dijelaskan bahwa belum ada penelitian terkait vaksin menyebabkan kemandulan."Firstly, it is false to say a COVID-19 vaccine has already been made. Possible vaccines and those undergoing clinical trials are being monitored by the World Health Organisation (WHO), and listed in a pdf that can be downloaded here . None of them have yet been approved for use. Russia approved its own vaccine earlier this week but this has not undergone clinical trials and is unlikely to be used in the UK before it passes such a stage ( here ).
The claims about infertility chemicals are highly misleading, and appear to have been taken from decades-old studies on completely unrelated topics. In fact, Phoenix appears to directly quote a study published in 1989 about specific anti-fertility vaccines in New Delhi, India ( here ). The study was looking into the potential use of the vaccine in treating some cancer patients ( here ).
He added: “There is no logic to the use of anti-hCG or -GnRH vaccine formulations to reduce COVID-19 transmission and there has been no identification of hormone-related health issues reported from the ongoing COVID vaccine clinical trials.”"
Berikut terjemahannya:
"Pertama, tidak benar bahwa vaksin Covid-19 sudah dibuat. Hingga saat ini, sejumlah vaksin masih dalam tahap uji klinis dan dipantau oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Belum ada satupun vaksin yang disetujui untuk digunakan.
Kemudian terkait vaksin Covid-19 yang berdampak pada kemandulan. Faktanya, Phoenix (penyebar informasi vaksin berdampak pada kemandulan) sepertinya mengutip penelitian yang diterbitkan pada tahun 1989 tentang vaksin anti-kesuburan tertentu di New Delhi, India. Studi ini melihat potensi penggunaan vaksin dalam merawat beberapa pasien kanker.
"Tidak ada logika penggunaan formulasi vaksin anti-hCG atau -GnRH untuk mengurangi penularan Covid-19 dan belum ada identifikasi masalah kesehatan terkait hormon yang dilaporkan dari uji klinis vaksin COVID yang sedang berlangsung," kata Dr Jason Kindrachuk, asisten profesor dan ketua penelitian Kanada dari Departemen Mikrobiologi Medis & Penyakit Menular di Universitas Manitoba kepada Reuters.
Kesimpulan
Informasi vaksin Covid-19 berdampak pada kemandulan adalah tidak benar. Hingga saat ini Vaksin Covid-19 masih dalam tahap uji klinis dan belum ada satupun vaksin yang disetujui untuk digunakan.
Kemudian, belum ada laporan dan penelitian resmi yang menyebutkan vaksin Covid-19 berdampak pada kemandulan.
Jangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan, pastikan itu berasal dari sumber terpercaya, sehingga bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kemenkes Temukan Kasus Covid-19 Varian JN.1 di Jakarta dan Batam
Covid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.
Baca SelengkapnyaCovid-19 Meningkat, Kemenkes Siapkan Vaksin Booster Ke-3 Gratis Sampai 31 Desember
Vaksin booster masih gratis dan dapat ditemukan di puskesmas atau faskes terdekat.
Baca SelengkapnyaMenkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan
Budi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Dinkes DKI Akhirnya Mengungkap Jumlah Kasus Covid-19 JN.1 di Jakarta Selama Tahun 2023
Ani menjelaskan, JN.1 memiliki gejala yang sama seperti Covid-19 lainnya.
Baca SelengkapnyaAda 44 Lokasi Vaksinasi Covid-19 di Jakarta, Ini Daftarnya
Pemerintah mengimbau masyarakat untuk melakukan vaksinasi Covid-19 sampai dosis kelima atau booster ketiga.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 Meningkat, Penumpang Kereta Api Wajib Pakai Masker
Imbauan ini seiring meningkatnya angka kasus Covid-19 di Indonesia dalam beberapa waktu terakhir.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 Muncul lagi, Sekda Jateng Sebut yang Terpapar Karena Belum Booster
Terkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 Meningkat di 21 Provinsi
Tren kenaikan kasus mingguan Covid-19 nasional per 9 Desember 2023 dilaporkan menyentuh angka 554 kasus positif.
Baca SelengkapnyaVaksin Covid-19 Mulai Berbayar, Ini Kelompok yang Bisa Dapat Gratis
Maxi berujar, kelompok pertama yang bisa mendapatkan vaksin gratis adalah yang belum pernah menerima vaksin Covid-19 sama sekali.
Baca Selengkapnya