CEK FAKTA: Tidak Benar, Bom Bunuh Diri di Rusia Tolak Mobilisasi Parsial
Merdeka.com - Sebuah akun Twitter menyebarkan video dengan narasi adanya peristiwa bom bunuh diri di Rusia. Aksi bom bunuh diri disebut sebagai dampak dari penolakan aturan mobilisasi parsial yang dikeluarkan pemerintah Rusia untuk dijadikan sebagai tentara cadangan.
"Gerakan! Seorang ayah Rusia menangkap seorang petugas perekrutan yang akan membawa putranya pergi dan meledakkan granat, membunuh mereka berdua!!!" tulis akun tersebut 2 Oktober 2022 menggunakan bahasa China.
Dalam video tersebut tampak beberapa orang berkelahi sebelum salah satu dari mereka memicu ledakan.Video itu telah ditonton lebih dari 10 ribu kali.
Seorang wanita yang mengidentifikasi dirinya sebagai ibu penembak mengatakan ia "sangat marah" setelah temannya — yang tidak memiliki pengalaman militer sebelumnya — menerima perintah panggilan.
Penelusuran
Dilansir dari AFP, narasi yang beredar di Twitter adalah hoaks. Gabungan pencarian gambar terbalik dan kata kunci menemukan video tersebut pernah diterbitkan oleh penyiar Syria di salah satu TV Syria pada 24 September 2021.
Video Syria pada TV memiliki beberapa persamaan klip video yang beredar di media sosial.
Keterangan berbahasa Arab dalam video itu berbunyi, "Melempar bom ke seorang pengacara di depan #gedungpengadilan di #Tartus. Itu menewaskan dua orang dan melukai 11 lainnya. Tapi mengapa? #Television_Syria @syriastream".
Video grafis yang menunjukkan pengeboman juga disertakan dalam tweet yang disematkan dalam laporan dari jaringan TV yang berbasis di Doha, Al Jazeera Mubasher dan surat kabar yang berbasis di Inggris, Alquds Alarabi.
Tidak ditemukan artikel dari sumber kredibel manapun yang menulis adanya peristiwa bom bunuh diri untuk menolak mobilisasi militer di Rusia.
Kesimpulan
Narasi tentang adanya bom bunuh diri untuk menolak mobilisasi partial di Rusia adalah hoaks. Video yang beredar merupakan pengeboman di Syria 2021 lalu.
Jangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan, pastikan itu berasal dari sumber terpercaya, sehingga bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Referensi
https://factcheck.afp.com/doc.afp.com.32KL6M7
Reporter Magang: Aslamatur Rizqiyah
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Gelapkan Pajak dan Sembunyi di Bali, Bule Rusia Dideportasi
Petugas Imigrasi mendeportasi WN Rusia berinisial DL (36). Dia diketahui melakukan penggelapan pajak skala besar di negaranya lalu sembunyi di Bali.
Baca SelengkapnyaVIDEO: Hasto Singgung Calon Pemimpin Dirintis dari Bawah: Bukan Dibantu Ayah dan Paman
Menurut Hasto, generasi perintis bukan mendapat fasilitas dari ayah dan pamannya.
Baca SelengkapnyaIni Penampakan Surat Suara 20 Tahun Lalu, Ada 5 Paslon Capres dan Cawapres
Pada Pemilu 2004, pertama kalinya rakyat memiliki hak suara langsung dalam menentukan siapa yang akan memimpin negeri ini.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kades di Rokan Hilir Terancam Pidana Usai Deklarasi Dukung Caleg
Video Penghulu Karya Mukti dan Penghulu Bagan Nibung serta perangkatnya deklarasi mendukung caleg beredar dan viral di media sosial.
Baca SelengkapnyaCEK FAKTA: Hoaks Video Kecelakaan Beruntun di Ciloto Puncak 28 Februari 2024
Viral kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan di sekitar jalan Ciloto atau kawasan Puncak
Baca SelengkapnyaJelang Mudik 2024, Ini Daerah-Daerah yang Butuh Perhatian Khusus karena Diprediksi Dipadati Pemudik
Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri memetakan beberapa wilayah yang perlu mendapat perhatian khusus pada saat musim mudik 2024.
Baca SelengkapnyaPutin Ungkap Alasan Dirinya Lebih Suka Joe Biden Ketimbang Trump di Pemilu AS 2024
Putin Sebut Dirinya Lebih Suka Joe Biden Ketimbang Trump di Pemilu AS 2024, Alasannya Tak Terduga
Baca SelengkapnyaBelasan Anggota Satpol PP Garut Dukung Gibran, Berikut Pernyataan Lengkapnya
Dalam narasi video disampaikan bahwa Indonesia membutuhkan pemimpin muda di masa depan.
Baca SelengkapnyaVIDEO: Fakta-Fakta Horor Penembakan Massal di Moskow, Ratusan Orang Tewas Bikin Putin Murka!
Rusia digemparkan kasus penembakan massal di Gedung Konser Crocus City Hall, Moskow, pada Jumat 22 Maret 2024 malam.
Baca Selengkapnya