Merdeka.com - Informasi Indonesia dilanda gelombang panas beredar di aplikasi percakapan WhatsApp. Informasi itu menyebutkan bahwa suhu di beberapa wilayah mencapai 40 derajat celsius. Bahkan gelombang panas juga melanda negara lainnya.
"Buat saudara² dan sahabat²ku yang baik
Siapkan diri menghadapi
Gelombang Panas
Banyak Minum yaaa
Hindari minum ES
Minum seteguk demi seteguk jangan langsung
Bisa sampai 40-50 derajat.
Silahkan kondisikan tubuh.
AWAS..!!!!!
GELOMBANG PANAS
KINI MELANDA NEGARA KITA
--------------------------------
Indonesia, Malaysia dan bbrp negara lain. saat ini sedang mengalami gelombang panas."
Penelusuran
Penjelasan terkait informasi gelombang panas yang melanda Indonesia dijelaskan dalam artikel merdeka.com berjudul "BMKG Pastikan Tidak Terjadi Gelombang Panas di Indonesia" pada 14 November 2020.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut cuaca panas yang terjadi di sejumlah daerah di Indonesia bukan karena Indonesia sedang mengalami gelombang panas.
Dikutip dari Antara, Sabtu (14/11), BMKG menjelaskan dalam ilmu klimatologi, gelombang panas adalah periode cuaca atau suhu panas yang tidak wajar dan biasa berlangsung setidaknya lima hari berturut-turut atau lebih yang disertai kelembapan udara tinggi.
Suatu kawasan dianggap terkena gelombang panas jika mencatatkan suhu maksimum harian melebihi ambang batas statistik. Seperti melonjak lima derajat Celcius dibanding normal dan berlangsung selama lima hari atau lebih secara berturut-turut.
Apabila suhu maksimum tersebut terjadi dalam rentang rata-ratanya dan tidak berlangsung lama, maka tidak dikatakan sebagai gelombang panas.
Gelombang panas umumnya terjadi berkaitan dengan berkembangnya pola cuaca sistem tekanan atmosfer tinggi di suatu area secara menetap dalam beberapa hari.
Berdasarkan pantauan BMKG terhadap suhu maksimum di wilayah Indonesia, suhu tertinggi siang hari mengalami peningkatan dalam beberapa hari terakhir. Tercatat suhu lebih dari 36 derajat Celcius di Bima, Sabu dan Sumbawa pada 12 November 2020.
Suhu tertinggi pada hari itu tercatat di Bandara Sultan Muhammad Salahudin, Bima yaitu 37,2 derajat Celcius. Namun catatan suhu itu bukan merupakan penyimpangan besar dari rata-rata iklim suhu maksimum pada wilayah tersebut dan masih dalam ambang batas wajar.
Adapun sebab suhu tinggi beberapa waktu terakhir karena ada kedudukan semu gerak matahari yang tepat di atas Pulau Jawa dalam perjalannya menuju posisi 23 lintang selatan setelah meninggalkan ekuator. Posisi semu itu membuat paparan cahaya matahari memicu peningkatan suhu. Posisi semu Matahari di atas Pulau Jawa akan terjadi dua kali yaitu pada November dan April.
Salah satu dampak dari kedudukan semu itu adalah kawasan Jawa dan NTT mengalami peningkatan suhu tetapi tidak tergolong terkena gelombang panas.
Kesimpulan
Informasi Indonesia mengalami gelombang panas adalah tidak benar. Suatu kawasan dianggap terkena gelombang panas jika mencatatkan suhu maksimum harian melebihi ambang batas statistik. Seperti melonjak lima derajat Celcius dibanding normal dan berlangsung selama lima hari atau lebih secara berturut-turut.
Jangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan, pastikan itu berasal dari sumber terpercaya, sehingga bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. [noe]
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami