CEK FAKTA: Penjelasan Soal Florona Bukan Varian Baru Virus Covid-19
Merdeka.com - Ramai di media sosial terkait Kabar munculnya varian baru Covid-19 bernama Florona. Warganet pun menyandingkan Florona dengan varian Covid-19 yang sudah beredar dan diakui WHO seperti Delta dan Omicron.
"Virus:Corona,varian DeltaOmicron,Florona,Next..Mbok uwes Nek gae uwongPodo sengsoro..."
TwitterPenelusuran
Hasil penelusuran merdeka.com, Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Zubairi Djoerban menegaskan Florona bukanlah salah satu hasil mutasi dari varian baru Covid-19 tetapi merupakan fenomena terjadinya infeksi ganda akibat dua buah virus yang berbeda.
"Mengenai Florona ini, sebenarnya bukan varian baru. Namun ada infeksi ganda, artinya ada dua jenis virus yang menginfeksi pada seseorang (secara bersamaan)," kata Zubairi dilansir Antara, Senin (3/1).
Menanggapi adanya ibu hamil di Israel yang terinfeksi kedua virus tersebut secara bersamaan, Zubairi menuturkan, hal tersebut terjadi karena adanya kondisi sistem imunitas pada tubuh yang sedang lemah. Artinya, kasus seperti ini jarang terjadi. Namun, tetap memiliki kemungkinan untuk menulari seseorang secara bersamaan, karena kedua virus sama-sama menular melalui udara atau droplet dan menyerang saluran pernafasan.
Walaupun memiliki persamaan dalam cara penularan, baik Covid-19 maupun influenza memiliki penyebab yang berbeda. Sehingga obat atau vaksin yang diberikan kepada pasien diberikan secara berbeda pula.
"Tidak perlu khawatir karena influeza amat sangat jarang ditemukan di Indonesia apalagi yang menyebabkan kematian. Influenza jangan dikira sama dengan flunya orang Indonesia," ucap dia.
Menurutnya, flu yang banyak diderita orang Indonesia merupakan common cold yang menyebabkan seseorang menderita batuk, pilek dan bersin saja. Tak sama dengan influenza di negara yang memiliki musim dingin seperti Amerika Serikat yang menyebabkan penderitanya memiliki gejala berat seperti terkena radang paru atau meninggal.
Meski jarang ditemukan, Zubairi meminta semua pihak tetap waspada dan tidak bersifat angkuh pada kondisi negara saat ini. Ia meminta seluruh pihak tetap mengedepankan protokol kesehatan khususnya melakukan vaksinasi Covid-19 sehingga dapat menangkal berbagai virus masuk ke dalam tubuh.
"Yang paling penting untuk menangkal virus, khususnya virus dari penyebab Covid-19 adalah vaksinasi. Jadi siapa yang belum vaksinasi dua kali segera vaksinasi," tegas dia.
Direktur Pasca-Sarjana Universitas YARSI Prof Tjandra Yoga Aditama juga mengatakan terjadinya infeksi ganda dipengaruhi oleh tiga hal. Ketiga hal itu adalah seberapa kuatnya virus bertahan, seberapa kuat daya tahan tubuh seseorang dan faktor lingkungan sekitarnya.
"Jadi tidak bisa kita katakan kalau Covid lebih kuat atau flunya lebih kuat. Itu tergantung dari masing-masing orang perkembangannya. tapi sekali lagi, kemungkinan menderita dua dapat saja terjadi," tegas Tjandra.
Tjandra menjelaskan, tidak ada gejala spesifik dari Florona, karena Florona hanyalah sebuah nama yang dibuat oleh seseorang. Sehingga bila bicara mengenai bisa atau tidaknya memberikan dampak terjadinya gelombang Covid-19 yang baru, masih butuh analisis dan pantauan lebih lanjut dari negara dengan kasus yang bersangkutan.
"Istilah Florona tidak ada dalam dunia. Itu hanya beredar di media sosial, tak ada penyakit yang namanya Florona. Kita tunggu saja analisa dari Israel apakah ini fenomena atau banyak kasusnya," kata Tjandra yang juga Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara itu.
Oleh sebab itu, dia meminta masyarakat untuk tidak langsung mempercayai informasi yang didapat melalui media sosial dan terus mencari informasi dari sumber yang terpercaya. Diharapkan pula, semua pihak dapat terus disiplin menjalankan protokol kesehatan supaya tetap sehat dan dapat memutus rantai penularan Covid-19.
"Akan lebih baik, kalau masyarakat mengikuti sumber berita yang akurat dan benar. Tidak sepenuhnya berpegangan pada media sosial yang tidak terlalu jelas kebenarannya," ujar dia.
Sementara itu, dilansir dari Antara, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), florona adalah dua penyakit yang terjadi pada waktu bersamaan.
"Cara paling efektif untuk mencegah rawat inap serta Covid-19 dan influenza yang parah adalah vaksinasi dengan kedua vaksin tersebut," kata WHO.
Menurut mayoclinic.org, virus yang menyebabkan Covid-19 dan flu menyebar dengan cara yang sama. Keduanya dapat menyebar di antara orang-orang yang melakukan kontak dekat (dalam jarak enam kaki, atau dua meter).
Virus menyebar melalui tetesan pernapasan atau aerosol yang dikeluarkan saat berbicara, bersin, atau batuk. Tetesan ini dapat mendarat di mulut atau hidung seseorang di dekatnya atau terhirup.
Virus ini juga dapat menyebar jika seseorang menyentuh permukaan dengan salah satu virus di atasnya dan kemudian menyentuh mulut, hidung, atau mata.
Dr. Shuchin Bajaj, pendiri serta direktur, Ujala Cygnus Group of Hospitals India menyebutkan bahwa kemungkinan keparahan florona lebih besar karena dapat menyebar lebih cepat.
"Kedua virus tersebut dapat mendatangkan malapetaka di dalam tubuh yang dapat menyebabkan penyakit lain juga. Inilah sebabnya harus menjadi perhatian," kata Dr. Bajaj.
Mayoclinic.org juga menyebutkan serangan Covid-19 dan flu secara bersamaan dapat menyebabkan komplikasi serius, pneumonia, sindrom gangguan pernapasan akut, gagal organ, serangan jantung, radang jantung atau otak, stroke, bahkan kematian.
Diagnosa
Gejala dari florona bisa muncul selama 3-4 hari untuk flu, sedangkan untuk virus corona gejala baru muncul 2-14 hari.
Beberapa indikasi terkena florona tidak jauh berbeda dengan ketika seseorang menderita flu atau Covid-19 yakni batuk dan pilek, demam, hidung tersumbat serta pilek.
Menurut Dr. P Venkat, dokter penyakit dalam dari Rumah Sakit Paras, Gurugram, India, satu-satunya perbedaan baru akan terlihat ketika sampel dikirim untuk pengujian.
"Tes PCR dilakukan untuk flu di mana kami menguji RNA (atau asam ribonukleat yang penting untuk segala bentuk kehidupan) virus," ujar Dr. Venkat.
"Untuk kedua virus, tes PCR yang berbeda dilakukan sebab genotipe kedua virus berbeda. Itu bisa dibedakan hanya dengan tes laboratorium," lanjutnya.
Pencegahan
Menurut WHO, cara paling efektif untuk melindungi diri dari influenza dan COVID-19 yang parah adalah dengan divaksinasi dengan vaksin influenza dan Covid-18.
WHO juga menyarankan bahwa orang harus disiplin melakukan protokol kesehatan seperti menjaga jarak setidaknya satu meter dari orang lain, mengenakan masker yang pas, menghindari kerumunan dan ruang dengan ventilasi buruk, membuka jendela dan pintu untuk membuat udara mudah keluar-masuk serta rajin mencuci tangan.
Kesimpulan
Florona bukanlah salah satu hasil mutasi dari varian baru Covid-19 tetapi merupakan fenomena terjadinya infeksi ganda akibat dua buah virus yang berbeda.
Jangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan. Pastikan itu berasal dari sumber terpercaya, sehingga bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Referensi
https://www.merdeka.com/peristiwa/idi-florona-bukan-varian-baru-covid-19-namun-ada-infeksi-ganda.htmlhttps://www.antaranews.com/berita/2620477/waspada-florona-gabungan-flu-dan-virus-corona
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca SelengkapnyaPenampilannya saat tak memakai seragam polisi tampak berbeda bikin pangling.
Baca SelengkapnyaTren kenaikan kasus mingguan Covid-19 nasional per 9 Desember 2023 dilaporkan menyentuh angka 554 kasus positif.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Meskipun keduanya sering kali dianggap sama, namun sebenarnya terdapat perbedaan Flu Singapura dan flu biasa yang cukup signifikan.
Baca SelengkapnyaTerkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaBudi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca SelengkapnyaJika kalian salah satu orang yang sulit fokus dalam bekerja. Ini dia tips ampuhnya.
Baca SelengkapnyaSelesma adalah infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan bagian atas, seperti hidung dan tenggorokan.
Baca SelengkapnyaInformasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca SelengkapnyaChikungunya adalah infeksi virus yang ditandai dengan demam dan nyeri sendi secara mendadak.
Baca Selengkapnya