Merdeka.com - Sebuah informasi menyebut pengunaan masker mempengaruhi hasil tes PCR menjadi positif Covid-19. Informasi itu beredar di media sosial.

Informasi itu mengklaim pemakaian masker membuat Co2 terjebak. Kondisi ini berdampak pada hasil tes swab menjadi positif. Bahkan informasi itu juga mengklaim Covid-19 tidak menyebar lewat droplet.

Penelusuran

Hasil penelusuran merdeka.com menunjukkan, informasi tersebut salah besar alias hoaks. Dalam artikel kompas.com berjudul "[HOAKS] Covid-19 Tidak Menyebar Lewat Droplet dan Masker Membuat Tes Positif" pada 22 Juni 2021, dijelaskan bahwa memakai masker tidak berefek pada hasil PCR menjadi positif.

WHO telah menyatakan bahwa penularan virus corona salah satunya karena droplet (tetesan air liur) atau keluarnya cairan dari hidung dari orang yang terinfeksi.

Sementara itu, asidosis yang disebutkan akun Facebook Loisdr adalah kondisi yang terjadi ketika kadar asam di dalam tubuh sangat tinggi.

Mengutip Healthline, asidosis respiratorik terjadi karena suatu kondisi yang terjadi ketika paru-paru tidak dapat mengeluarkan cukup karbondioksida (Co2) yang diproduksi oleh tubuh.

Kelebihan Co2 menyebabkan pH darah dan cairan tubuh lainnya menurun, membuatnya terlalu asam.

Faktanya, asidosis respiratorik biasanya disebabkan oleh penyakit atau kondisi yang mendasarinya. Ini juga disebut kegagalan pernapasan atau kegagalan ventilasi.

Sementara, paru-paru tetap bisa mengeluarkan CO2. Meski mungkin sejumlah CO2 terjebak saat memakai masker, tetapi hal itu tidak menyebabkan penyakit.

Kemudian, tidak ada penelitian resmi yang menyebutkan bahwa memakai masker berhubungan dengan hasil positif Covid-19.

Kesimpulan

Informasi memakai masker bisa menghambat Co2, sehingga menyebabkan hasil PCR positif Covid-19 adalah hoaks. Justru memakai masker dapat mencegah tertular virus akibat terjadinya droplet.

Jangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan, pastikan itu berasal dari sumber terpercaya, sehingga bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.