Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

CEK FAKTA: Covid-19 Subvarian XBB Lebih Mematikan? Simak Faktanya

CEK FAKTA: Covid-19 Subvarian XBB Lebih Mematikan? Simak Faktanya Ilustrasi Covid-19. Liputan6 ©2020 Merdeka.com

Merdeka.com - Sebuah akun Facebook mengunggah cuitan dengan klaim bahwa Covid-19 subvarian XBB lebih mematikan daripada varian lainnya, khususnya varian Delta. Dalam narasi itu, penulis juga mengeklaim varian ini tidak memiliki gejala yang bisa dideteksi.

"berita singapura!

Semua orang disarankan memakai masker karena virus corona varian baru COVID-Omicron XBB berbeda, mematikan dan tidak mudah terdeteksi dengan baik:- Gejala virus novel COVID-Omicron XBB adalah sebagai berikut:

- 1. Tidak batuk.

2. Tidak ada demam. Hanya akan ada banyak :

- 3. Nyeri sendi.

4. Sakit kepala.

5. Sakit leher.

6. Sakit punggung bagian atas.

7. Pneumonia.

8. Umumnya tidak nafsu makan. Tentu saja, COVID-Omicron XBB 5 kali lebih beracun daripada varian Delta dan memiliki tingkat kematian yang lebih tinggi daripada Delta. Dibutuhkan waktu yang lebih singkat untuk kondisi mencapai tingkat keparahan yang ekstrim, dan kadang-kadang tidak ada gejala yang jelas," tulisnya.

Akun itu juga menambahkan gejala ini tidak bisa dideteksi menggunakan tes usap hidung karena hasilnya akan tetap negatif.

"Mari lebih berhati-hati!Jenis virus ini tidak ditemukan di daerah nasofaring, dan secara langsung mempengaruhi paru-paru, "jendela", untuk waktu yang relatif singkat.

Beberapa pasien yang didiagnosis dengan Covid Omicron XBB akhirnya diklasifikasikan sebagai tidak demam dan tidak sakit, tetapi rontgen menunjukkan pneumonia dada ringan. Tes usap hidung umumnya negatif untuk COVID-Omicron XBB, dan kasus negatif palsu dari tes nasofaring meningkat. Artinya, virus tersebut dapat menyebar di masyarakat dan langsung menginfeksi paru-paru, sehingga menyebabkan pneumonia virus, yang pada gilirannya menyebabkan stres pernapasan akut.

Ini menjelaskan mengapa Covid-Omicron XBB menjadi sangat menular, sangat ganas, dan mematikan.

Harap diperhatikan, hindari tempat keramaian, jaga jarak 1,5m meski di tempat terbuka, pakai masker dua lapis, pakai masker yang sesuai, dan sering cuci tangan saat tidak menunjukkan gejala (tidak batuk atau bersin). "Gelombang" Covid Omicron ini lebih mematikan dari gelombang pertama Covid-19.

Jadi kita harus sangat berhati-hati dan mengambil berbagai tindakan pencegahan virus corona yang ditingkatkan. Juga menjaga komunikasi waspada dengan teman dan keluarga.

Jangan simpan informasi ini untuk diri sendiri, bagikan sebanyak mungkin dengan kerabat dan teman lain, terutama milik Anda," tambahnya

Penelusuran

Dilansir dari liputan6.com, Juru Bicara Covid-19 Kemenkes RI, dr Mohammad Syahril membenarkan jika subvarian XBB memang cepat menular tetapi tingkat keparahan dan resiko kematian tergolong rendah.

"Subvarian XBB ini memang dia cepat menular, seperti halnya sub-Omicron yang lalu. Cuma hanya tingkat fatalitas maupun angka kesakitan rumah sakit tidak terlalu tinggi," kata Syahril.

Hal ini dibuktikan dengan beberapa orang yang positif Covid pada masa ini hanya melakukan isolasi mandiri.

"Semuanya isolasi mandiri, dan sekarang sudah dinyatakan sembuh," kata Syahril saat konferensi pers secara daring, Rabu (26/10).

Ia juga menambahkan bahwa gejala yang tidak separah sebelumnya kemungkinan karena sifat atau spesifikasi virus subvarian dan adanya antibodi vaksin yang ada di dalam tubuh manusia.

Ketua Satgas Covid-19 IDI, Erlina Burhan menjelaskan gejala yang ditimbulkan oleh Covid-19 subvarian XBB cenderung mirip dengan gejala Covid-19 varian Omicron secara umum.

"Hingga saat ini, gejala XBB mirip dengan gejala COVID Omicron secara umum, jadi ada demam, batuk, lemas, sesak, nyeri kepala, nyeri tenggorok, pilek, mual, muntah, dan diare," ujar Erlina dalam konferensi pers daring.

Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19, dr. Reisa Broto Asmoro menyampaikan vaksin covid-19 masih efektif dalam mengatasi gejala berat dari varian XBB.

"Vaksin masih merupakan hal yang sangat penting untuk menekan gejala yang timbul dan risiko kematian yang diakibatkannya," ujarnya.

Kesimpulan

Klaim Covid-19 subvarian XBB lebih mematikan daripada varian lain adalah hoaks. Tidak ada data yang valid untuk mendukung klaim tersebut.

Jangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan. Pastikan itu berasal dari sumber terpercaya, sehingga bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Referensihttps://www.liputan6.com/cek-fakta/read/5115383/cek-fakta-tidak-benar-covid-19-subvarian-xbb-5-kali-lebih-beracun-dan-mematikan-daripada-varian-deltahttps://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20221027132148-255-866096/covid-19-xbb-mudah-menular-tapi-keparahan-dan-kematian-rendah

Reporter Magang: Aslamatur Rizqiyah

(mdk/lia)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Ini Bahaya Omicron EG.5 Pemicu Kenaikan Covid-19 di Indonesia

Ini Bahaya Omicron EG.5 Pemicu Kenaikan Covid-19 di Indonesia

Zubairi menyebut, EG.5 merupakan varian baru Covid-19 yang berkaitan erat dengan subvarian Omicron XBB.

Baca Selengkapnya
Kemenkes Temukan Kasus Covid-19 Varian JN.1 di Jakarta dan Batam

Kemenkes Temukan Kasus Covid-19 Varian JN.1 di Jakarta dan Batam

Covid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.

Baca Selengkapnya
Daftar 9 Varian yang Mendominasi Kasus Covid-19 Dunia Menurut WHO

Daftar 9 Varian yang Mendominasi Kasus Covid-19 Dunia Menurut WHO

WHO saat ini memonitor berbagai varian yang banyak ditemui.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Blak-blakan Menkes soal Kenaikan Kasus Covid-19 JN.1

Blak-blakan Menkes soal Kenaikan Kasus Covid-19 JN.1

Hingga 19 Desember 2023, jumlah kasus Covid-19 JN.1 mencapai 41 kasus.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 Kembali Muncul di Solo

Kasus Covid-19 Kembali Muncul di Solo

Meskipun Covid-19 yang muncul saat ini sudah tidak berbahaya seperti dulu.

Baca Selengkapnya
Kombes Pol Yade Setiawan Sukses raih Doktor dan Pertahankan Disertasi Penanganan Covid 19.

Kombes Pol Yade Setiawan Sukses raih Doktor dan Pertahankan Disertasi Penanganan Covid 19.

Kombes Pol Yade Setiawan Sukses raih Doktor dan Pertahankan Disertasi Penanganan Covid 19.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 Meningkat, Penumpang Kereta Api Wajib Pakai Masker

Kasus Covid-19 Meningkat, Penumpang Kereta Api Wajib Pakai Masker

Imbauan ini seiring meningkatnya angka kasus Covid-19 di Indonesia dalam beberapa waktu terakhir.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 di Sumsel Naik Drastis usai Libur Nataru, 1 Orang Meninggal

Kasus Covid-19 di Sumsel Naik Drastis usai Libur Nataru, 1 Orang Meninggal

Kemenkes RI sudah mengirimkan vaksin Inavac ke Dinkes Sumsel.

Baca Selengkapnya
Menkes Ungkap Asal Usul Omicron EG.5 Pemicu Kenaikan Covid-19 di RI

Menkes Ungkap Asal Usul Omicron EG.5 Pemicu Kenaikan Covid-19 di RI

Saat ini, Omicron EG.5 mendominasi di tengah kenaikan kasus Covid-19.

Baca Selengkapnya