CEK FAKTA: Benarkah Covid-19 Takut dengan Cuaca Panas di Laut?
Merdeka.com - Informasi virus Covid-19 takut dengan cuaca panas dan air laut beredar di media sosial. Unggahan tersebut berupa tangkapan layar status WhatsApp, yang memperlihatkan foto sejumlah orang sedang di pantai, disertai dengan tulisan sebagai berikut "Asyiknya kebersamaan satgas covid kab Banyumas".
Unggahan tersebut juga memperlihatkan tangkapan layar percakapan, pada percakapan tersebut ditanyai terkait protokol kesehatan sebagai petugas Covid-19.
"Masih menujukan sebagai manusia yg serba salah.
15 orang petugas covid ini tidak memakai masker/memakai tapi tidak benar.
Tidak juga menjaga jarak.
Piye jal....?"
Pertanyaan tersebut pun dibalas, yang menyatakan Covid-19 takut dengan panas dan laut.
"Kita harus bisa membedakan ketika berada. Ini suatu refreshing membuag kepenatan...
ini di laut Corona takut dengan panas dan air laut"
Unggahan tersebut kemudian diberi keterangan sebagai berikut:
"Ayo dolor - dolor sg wedi kenek corona serbu pantai terdekat dari kota anda. ternyata markonah wedi karo banyu segoro lor."
©Liputan6.comPenelusuran
Penelusuran klaim Covid-19 takut dengan cuaca panas laut menggunakan Google Search dengan kata kunci 'Exposing yourself to the sun or temperatures protect covid-19'.
Dilansir dari Liputan6.com penelusuran mengarah pada artikel berjudul "Coronavirus disease (COVID-19) advice for the public: Mythbusters" yang dimuat situs who.int.
Situs who.int menyebutkan, menjemur tubuh di bawah sinar matahari atau suhu yang lebih tinggi dari 25°C tidak melindungi dari Covid-19.
Anda dapat tertular Covid-19, tidak peduli seberapa cerah atau panas cuacanya. Negara-negara dengan cuaca panas telah melaporkan kasus Covid-19.
Penelusuran dilanjutkan dengan menghubungi Ahli epidemiologi Universitas Indonesia, Pandu Riono mengungkapkan, Covid-19 akan tetap hidup di dalam tubuh meski berada di laut atau pantai. Jika Covid-19 di luar tubuh sel virus cepat berlalu.
"Selama di tubuh manusia ya bertahan," kata Pandu saat berbincang dengan Liputan6.com.
Kepala Departemen Epidemiologi, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI), Dr dr Tri Yunis Miko Wahyono menambahkan, dengan kondisi panas dan di laut yang terdapat air garam Covid-19 bisa mati lebih cepat.
"Kalau suhu 40 drajat celcius dia mampu hidup 2 hari, kalau di bawah itu 36 drajat 3 hari. Kalau di lautan karena air asin tekanan lebih tinggi dari air biasa nggak bertahan lama," jelasnya.
Namun menurut Tri hal tersebut baru sebatas teori saja, belum ada literatur ilmiah yang menyebutkan Covid-19 takut dengan cuaca panas laut.
"Bisa matinya lebih singkat, tapi belum ada liratur tentang ini," tuturnya.
Dokter Spesialis Paru Rumah Sakit Unhas dr Arif Santoso SpP (K) PhD mengungkapkan, Covid-19 masih bisa menular meski cuaca panas di pantai, jika pengaturan jarak dan tidak menggunakan masker.
"Tetap terjadi penularan," ucapnya.
Menurutnya, Covid-19 tidak bisa lansung mati saat berada dicuaca panas, virus tersebut pun akan tetap hidup jika sudah terhirup dan masuk ke dalam tubuh.
"Kalau sempat terhirup dan masuk ke pernapasan, mau panas di luar kan tetap nyaman di dalam," tandasnya.
Kesimpulan
Klaim virus Covid-19 takut dengan cuaca panas di laut belum terbukti. Kepala Departemen Epidemiologi, FKM UI , Dr dr Tri Yunis Miko Wahyono mengatakan, dengan kondisi panas dan di laut yang terdapat air garam Covid-19 bisa mati lebih cepat. Namun hal tersebut baru sebatas teori saja, belum ada literatur ilmiah yang menyebutkan Covid-19 takut dengan cuaca panas laut.
Jangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan, pastikan itu berasal dari sumber terpercaya, sehingga bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Cuaca Hujan adalah Turunnya Air dari Awan, Ini Penjelasannya
Sebagai negara tropis, Indonesia memiliki curah hujan yang cukup tinggi.
Baca SelengkapnyaKeadaan Cuaca Dipengaruhi oleh Tiga Unsur yaitu Sinar Matahari, Suhu Udara, dan Kelembapan Udara, Ketahui Selengkapnya
Cuaca adalah kondisi atmosfer di suatu wilayah pada suatu saat tertentu.
Baca SelengkapnyaDinkes DKI Akhirnya Mengungkap Jumlah Kasus Covid-19 JN.1 di Jakarta Selama Tahun 2023
Ani menjelaskan, JN.1 memiliki gejala yang sama seperti Covid-19 lainnya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
7 Buah untuk Mengatasi Panas Dalam, Efektif dan Kaya Nutrisi
Panas dalam dapat diatasi dengan konsumsi buah kaya kandungan air.
Baca SelengkapnyaMenkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan
Budi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca SelengkapnyaDeretan Buah yang Bagus dan Perlu Dibatasi untuk Penderita Asam Lambung
Asam lambung, yang diperlukan oleh tubuh untuk mencerna makanan & melawan infeksi bakteri, terkadang dapat diproduksi secara berlebihan, menyebabkan gejala maag
Baca Selengkapnya7 Masalah Kesehatan yang Sebabkan Keringat Berlebih, Salah Satunya karena Gula
Keringat yang berlebihan ini muncul bukan karena panas matahari atau pakaian Anda yang terlalu tebal, tapi bisa jadi karena masalah pada kesehatan Anda.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 Naik Lagi, Penumpang Pesawat di Bandara Diimbau untuk Pakai Masker
Bandara sebagai pintu masuk pertama perlu melakukan persiapan terkait mitigasi Covid-19.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 di Sumsel Naik Drastis usai Libur Nataru, 1 Orang Meninggal
Kemenkes RI sudah mengirimkan vaksin Inavac ke Dinkes Sumsel.
Baca Selengkapnya