Lindya Wijaya dari Jakarta Menuju Panggung Internasional,Perjalanan Seorang Penari Balet
Lindya Wijaya mengikuti program pelatihan di Akademi Tari Marlupi, yang memiliki jadwal padat dari pukul 10.00 WIB sampai 20.00 WIB.

Sosok Lindya Wijaya tumbuh dan berkembang di Jakarta, Indonesia. Ia telah menunjukkan diri sebagai talenta muda yang berpotensi bersinar di panggung internasional dalam dunia tari.
Ketertarikan Lindya pada dunia tari muncul secara tidak sengaja ketika ia menonton episode "Dance Moms" di YouTube. Minat yang awalnya sekadar hobi ini dengan cepat berkembang menjadi pencarian seumur hidup, yang membawanya menjadi penari balet yang diakui secara internasional.
Masa kecilnya dipenuhi dengan aktivitas yang menunjukkan energi yang melimpah dan semangat kreatif, meskipun ia mengalami kesulitan untuk berkonsentrasi di lingkungan sekolah yang konvensional.
Orang tuanya mulai curiga bahwa ia mungkin mengalami ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder). Sebagai respons terhadap hal ini, ibunya mulai mendorong Lindya untuk mengeksplorasi berbagai cara kreatif, termasuk mendaftarkannya ke berbagai kegiatan untuk mengembangkan minatnya. Ia mengikuti kelas renang, menyanyi, menggambar, dan menari. Di antara semua kegiatan tersebut, balet menjadi sesuatu yang sangat istimewa bagi Lindya.
"Saya melihat keindahan dalam menari balet," ujarnya dengan penuh rasa syukur.
Pada usia 14 tahun, Lindya menyadari bahwa jalannya ada di dunia tari. Dengan keberanian dan tekad yang kuat, ia memberanikan diri untuk mendekati orang tuanya dan mengungkapkan keputusan yang mengubah hidupnya: meninggalkan sekolah reguler untuk fokus sepenuhnya pada balet. Keputusan ini bukanlah hal yang mudah, tetapi Lindya yakin bahwa menari adalah panggilan hidupnya.
Ia bertekad untuk mengejar impian dan mengembangkan bakatnya di bidang tari, meskipun harus menghadapi berbagai tantangan di sepanjang jalan. Lindya percaya bahwa dengan dedikasi dan kerja keras, ia dapat mencapai tujuannya dan menjadi penari yang sukses di tingkat internasional.
Tari Marlupi

Lindya memutuskan untuk mengikuti program pelatihan di Akademi Tari Marlupi, yang memiliki jadwal yang sangat padat, dimulai dari pukul 10.00 WIB hingga 20.00 WIB.
Sementara teman-temannya menikmati perjalanan dan acara sosial, Lindya memilih untuk fokus mengasah bakatnya di studio. Di Indonesia, karir sebagai penari balet bukanlah pilihan yang umum.
Perjalanan yang dilaluinya sering kali penuh tantangan dan terasa menyendiri, terutama saat pandemi COVID-19 melanda, ketika banyak sanggar tari terpaksa ditutup, dan muncul keraguan mengenai pilihan kariernya.
Namun, Lindya meyakini bahwa, "Hal terpenting bagi saya adalah menjaga pola pikir positif, yaitu selalu bersyukur, tak pernah berhenti belajar, dan terbuka terhadap tantangan baru.
" Dia terus berjuang dan bertekad untuk menikmati setiap proses yang dilaluinya. Melakukan segala sesuatu dengan sepenuh hati ternyata membantunya mengatasi berbagai rintangan yang muncul di sepanjang jalan."
Ketekunan dan dedikasinya akhirnya membuahkan hasil yang memuaskan. Lindya berhasil meraih tempat yang sangat diidamkan dalam program-program bergengsi, termasuk American Ballet Theatre dan Ellison Ballet Summer Intensive. Pada usia 16 tahun, ia meninggalkan keluarganya dan pindah ke Manhattan, New York City, dengan membawa beasiswa untuk belajar di Joffrey Ballet School di bawah bimbingan Era Jouravlev. Keputusan ini merupakan langkah besar dalam karirnya sebagai penari balet, dan ia bertekad untuk memanfaatkan kesempatan tersebut sebaik mungkin.
Di Tingkat Internasional

Dedikasi dan kemampuan Lindya telah membawanya meraih berbagai penghargaan di kompetisi balet internasional serta menjelajahi negara-negara seperti Vietnam, Korea, Taiwan, Paris, dan Hong Kong. Prestasi yang diraihnya menunjukkan potensi luar biasa sebagai artis muda di kancah global.
Ia berhasil meraih Medali Perunggu dalam Balet dan Kontemporer pada Grand Prix Balet Dunia di Singapura. Selain itu, ia juga masuk dalam Top 5 Divisi Senior di Youth America Grand Prix di Indonesia dan menjadi Perwakilan Nasional YAGP di Paris.
Lindya juga menjadi finalis di Grand Prix Taiwan dan mewakili Indonesia dalam Kompetisi Balet IDO di Seoul. Tak hanya itu, ia juga meraih Medali Emas di Kompetisi Tari Internasional Hong Kong (HKCCDC) dan Medali Emas di Festival Seni Asia Pasifik di Vietnam.
Pada tahun 2023, Lindya mengambil langkah baru dengan pindah ke Inggris untuk mengeksplorasi dunia tari di London. Ia berhasil menyeimbangkan antara kecintaannya pada tari dan dunia akademis, lulus dengan penghargaan kelas satu di bidang Administrasi Bisnis dari Universitas Hertfordshire.
Selain itu, ia juga mendapatkan Penghargaan Dekan sebagai pengakuan atas prestasi akademiknya. Di luar pelatihan tari, Lindya aktif mengajar balet kepada anak-anak di studio lokal di Hertfordshire, yang bertujuan untuk menginspirasi generasi penari masa depan.
"Melihat wajah mereka bersinar di kelas balet membuat saya sangat bahagia," ungkapnya.
Siswa-siswa dan teman-temannya sering memberikan pujian atas kemampuannya dalam menciptakan suasana yang penuh kegembiraan dan kreativitas di dalam kelas.
Perkembangan Pesat
Saat ini, Lindya sedang mengalami perkembangan pesat sebagai seorang seniman tari, melampaui sekadar teknik balet. Dia dengan berani menghadapi tantangan baru dan melakukan berbagai upaya artistik.
Lindya kini telah bergabung dengan grup tari House of Jazz yang dipimpin oleh Christie Lee Manning di London. Di sana, ia berkolaborasi dengan koreografer ternama Inggris dan mengikuti pelajaran menyanyi setiap minggu untuk menambah variasi dalam repertoar kreatifnya.
"Saya bersemangat untuk membawa pengalaman dan warisan Indonesia saya ke panggung internasional," ungkapnya, yang mencerminkan misinya untuk menjembatani berbagai budaya melalui bahasa tari yang universal.
Perjalanan Lindya dari Jakarta menuju pentas balet internasional adalah bukti nyata dari dedikasi dan bakatnya yang luar biasa. Menurutnya, hal terpenting adalah menjaga pola pikir positif, selalu bersyukur, siap untuk belajar, serta terbuka terhadap tantangan baru.
Lindya menegaskan, "Berjuang dan bertekad, tetapi bersenang-senanglah karena itulah yang menjadikan seniman terbaik." Ia percaya bahwa melakukan berbagai hal dengan sepenuh hati sangat membantunya dalam menghadapi banyak rintangan sepanjang perjalanan kariernya. Dengan semangat dan komitmen yang tinggi, Lindya terus melangkah maju untuk mencapai impian dan menginspirasi banyak orang di sekitarnya.