Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Profil

Abdullah Idrus

Profil Abdullah Idrus | Merdeka.com

Abdullah Idrus adalah sastrawan kelahiran Padang, 21 September 1921 yang tergolong produktif menelurkan karyanya. Sejak duduk di bangku sekolah, memang sangat kentara bahwa ia sangat berminat dengan dunia sastra. Ia kerap membaca roman dan novel Eropa di perpustakaan sekolah. Pada usia yang tergolong muda, ia juga telah menulis beberapa cerpen.

Kecintaannya pada dunia sastra membuatnya memilih bekerja di Balai Pustaka, dengan harapan dapat mendalami karya sastra yang ada, dan berkenalan dengan sastrawan yang lebih dahulu terkenal seperti H.B Jassin, Sutan Takdir Alisyahbana, Anas Makruf, Noer Sutan Iskandar, dan sebagainya.

Karya-karya Idrus sangat berbeda dengan sastra Pujangga Baru, walaupun ia sendiri tak tak pernah mau digolongkan sebagai golongan sastrawan angkatan'45. Meski begitu, ia sendiri tak bisa mengelak bahwa sebagian besar karyanya memang terinspirasi persoalan saat panas dalam sejarah Indonesia tersebut.

Kebiasaan menulis Idrus tak melulu hanya menulis karya sastra, melainkan juga karya ilmiah yang berkaitan dengan sastra, seperti International Understanding Through the Study of Foreign Literature dan Teknik Mengarang Cerpen.

Selain kemampuan menulisnya yang mumpuni, Idrus juga menguasai tiga bahasa asing, yaitu Belanda, Inggris dan Jerman, Hal ini menjadikannya memiliki nilai tambah, dan membuatnya berkesempatan menerjemahkan buku asing seperti Perkenalan dengan Guy de Maupassant, Perkenalan dengan Jaroslov Hask, Perkenalan dengan Luigi Pirandello, dan Perkenalan dengan Anton Chekov.

Idrus sempat terpaksa meninggalkan Indonesia dan 'mengungsi' ke negeri jiran Malaysia karena tekanan politik Lembaga Kebudayaan Rakyat (Lekra) terhadap penulis yang tidak sepaham dengan mereka. Meski di negara tetangga, Idrus tetap bekerja dan menghasilkan dua buah karya : Dengan Mata Terbuka, dan Hati Nurani Manusia.
Tiga karyanya yang cukup monumental adalah Surabaya, Corat-Coret di Bawah Tanah, dan Aki .
Novel-novel yang merupakan karya Idrus antara lain: Aki, Corat-Coret di Bawah Tanah, Dengan Mata Terbuka, Hati Nurani Manusia, Hikayat Petualang Lima, Hikayat Putri Penelope, Perempuan dan Kebangsaan, Surabaya.

Riset dan Analisa oleh Siwi P. Rahayu

Profil

  • Nama Lengkap

    Abdullah Idrus

  • Alias

    Idrus

  • Agama

    Islam

  • Tempat Lahir

    Padang

  • Tanggal Lahir

    1921-09-21

  • Zodiak

    Virgo

  • Warga Negara

    Indonesia

  • Istri

    Ratna Suri

  • Anak

    Prof. Dr. Ir. Nirwan Idrus, Slamet Riyadi Idrus, Rizal Idrus, Damayanti Idrus, Lanita Idrus, Taufik Idrus

  • Biografi

    Abdullah Idrus adalah sastrawan kelahiran Padang, 21 September 1921 yang tergolong produktif menelurkan karyanya. Sejak duduk di bangku sekolah, memang sangat kentara bahwa ia sangat berminat dengan dunia sastra. Ia kerap membaca roman dan novel Eropa di perpustakaan sekolah. Pada usia yang tergolong muda, ia juga telah menulis beberapa cerpen.

    Kecintaannya pada dunia sastra membuatnya memilih bekerja di Balai Pustaka, dengan harapan dapat mendalami karya sastra yang ada, dan berkenalan dengan sastrawan yang lebih dahulu terkenal seperti H.B Jassin, Sutan Takdir Alisyahbana, Anas Makruf, Noer Sutan Iskandar, dan sebagainya.

    Karya-karya Idrus sangat berbeda dengan sastra Pujangga Baru, walaupun ia sendiri tak tak pernah mau digolongkan sebagai golongan sastrawan angkatan'45. Meski begitu, ia sendiri tak bisa mengelak bahwa sebagian besar karyanya memang terinspirasi persoalan saat panas dalam sejarah Indonesia tersebut.

    Kebiasaan menulis Idrus tak melulu hanya menulis karya sastra, melainkan juga karya ilmiah yang berkaitan dengan sastra, seperti International Understanding Through the Study of Foreign Literature dan Teknik Mengarang Cerpen.

    Selain kemampuan menulisnya yang mumpuni, Idrus juga menguasai tiga bahasa asing, yaitu Belanda, Inggris dan Jerman, Hal ini menjadikannya memiliki nilai tambah, dan membuatnya berkesempatan menerjemahkan buku asing seperti Perkenalan dengan Guy de Maupassant, Perkenalan dengan Jaroslov Hask, Perkenalan dengan Luigi Pirandello, dan Perkenalan dengan Anton Chekov.

    Idrus sempat terpaksa meninggalkan Indonesia dan 'mengungsi' ke negeri jiran Malaysia karena tekanan politik Lembaga Kebudayaan Rakyat (Lekra) terhadap penulis yang tidak sepaham dengan mereka. Meski di negara tetangga, Idrus tetap bekerja dan menghasilkan dua buah karya : Dengan Mata Terbuka, dan Hati Nurani Manusia.
    Tiga karyanya yang cukup monumental adalah Surabaya, Corat-Coret di Bawah Tanah, dan Aki .
    Novel-novel yang merupakan karya Idrus antara lain: Aki, Corat-Coret di Bawah Tanah, Dengan Mata Terbuka, Hati Nurani Manusia, Hikayat Petualang Lima, Hikayat Putri Penelope, Perempuan dan Kebangsaan, Surabaya.

    Riset dan Analisa oleh Siwi P. Rahayu

  • Pendidikan

  • Karir

    • Balai Pustaka

  • Penghargaan

Geser ke atas Berita Selanjutnya