Selamat jalan Arif Api
Merdeka.com - Kabar itu terasa begitu mendadak, cepat, dan menggoyahkan orang-orang dekatnya.
Pukul 16.00 WIB, Selasa (1 April) sore, telepon dari perempuan bernama Endras masuk ke redaksi. “Mas saya istrinya Mas Arif Pitoyo, tolong doakan ya, mas Arif nggak sadar, menggigil, dan sekarang masuk RS Hermina Depok,” cerita Endras. Empat jam kemudian, di status FB-nya, Endras menulis, “Innalillahi...Allah lebih sayang padamu mas.”
Itulah kabar duka bagi keluarga besar merdeka.com. Arif Pitoyo, wartawan bidang teknologi kami yang begitu menguasai tentang telekomunikasi, mulai dari soal bisnis telko, soal regulasinya, tentang teknologinya, dan juga komunitas yang terlibat di dalamnya, dia sangat memahami bahkan fasih. Keluarganya, tentu saja kehilangan begitu mendalam, dan juga kami kehilangan wartawan murah senyum santun dan tak kenal lelah, dan tak pernah berhenti belajar.
Ya, Arif telah meninggalkan kita untuk selamanya, di alam fana. Kabar itu langsung menyeruak ke kolega-koleganya. Rekan-rekan di Masyarakat Telematika merasa kehilangan. “Kemarin kita ketemu dan masih ngobrol, saya semeja makan sama Mas Arif,” kenang Eddy Thoyieb, sekjen Mastel. “Bro, itu bener? Masya Allah, innalillahi kaget aku,” spontan Semual Pangerapan selaku Ketua APJII yang dekat dengan almarhum. Staf khusus Kemenpora Heru Nugroho pun menunjukkan, bahwa Selasa pagi masih chatting WhatsApp dengan API (panggilan Arif Pitoyo).
Arif meninggalkan seorang istri, Endras dan empat anak perempuan semua. Lelaki kelahiran Brebes Jateng pada 4 Juni 1978 ini, sudah malang melintang di dunia jurnalistik khususnya teknologi. Tak heran bila komunitas bisnis, pabrikan, pengembang, dan pemerintah selaku regulator, begitu dekat dengannya.
“Saya tenang kalau Mas Arif sudah datang,” kenang Gatot S Dewabroto, mantan Jubir Kemkominfo yang kini jadi deputy di Kemenpora. Kenangan emosional juga datang dari Adita Irawati, VP Komunikasi Telkomsel. “Dia salah satu wartawan cerdas yang kita miliki. Pintar, murah senyum, enak diajak diskusi, dan sangat faham industri telko,” kata Adita dengan mata berkaca.
Arif boleh dikata tidak sakit lama. Menurut istrinya, suaminya tak suka merepotkan. Kerja keras. Pagi kemarin, masih menulis berita tentang pungutan telekomunikasi. “Tadi pagi sampai siang masih kerja, di rumah,” katanya. Kemudian, badannya tidak fit. Tiba-tiba menggigil dan mengajak Endras untuk mengaji bersama. Kondisinya kemudian tak sadarkan diri, dan dibawalah ke rumah sakit. Beberapa hari sebelumnya, Api mengeluhkan saluran pencernaannya yang terkena infeksi. “Itupun nggak mengeluh,” kenangnya.
Arif adalah lulusan teknik sipil dari Universitas Diponegoro, Semarang. Karirnya lama di Bisnis Indonesia. Berbagai desk sudah dijalani, transportasi perhubungan, market, korporasi, finansial, ekonomi makro dan sektor riil sudah dilakoni. Sikap kerjanya yang positif ini, mengantarkan Arif mendapat penghargaan “The best employee” dengan status sangat baik sekali.
Kesukaannya di dunia telekomunikasi tak membohonginya. Dia pun mencoba membangun usaha penerbitan, tapi masih merintis dan belum berhasil. Sejak tahun lalu, dia memutuskan untuk berkarya di merdeka.com, khusus di halaman teknologi, terutama telekomunikasi yang sangat difahaminya. Karena kefasihannya di dunia itulah, dia layak mendapatkan beberapa penghargaan, antara lain tahun 2007 meraih Best of Telkomsel writing competition level Jabodetabek, tahun 2008 mendapat penghargaan Best of Telkomsel writing competition level national, tahun yang sama 2008dia menyabet 3th Winning XL writing competition level national.
Rif, senyum sopanmu yang khas, sepertinya susah dilupakan orang-orang yang mengenalmu. Maka, dari kejujuran yang dalam, selain keluarga tentu saja rekan sekantormu, rekan wartawan di lapangan, nara sumbermu, dan komunitas Telko, merasa kehilangan atas kepergianmu. Kami memaafkanmu, dan…selamat jalan Arif Api.
(mdk/mdk)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
KAI Batalkan Perjalanan Kereta Api Akibat Banjir Semarang, Ini Daftar Kereta Terdampak
Calon penumpang yang telah memiliki tiket, bisa melakukan pembatalan tiket di loket stasiun. Nantinya akan dikembalikan 100 persen di luar bea pesan.
Baca SelengkapnyaJalan Sukses Tak Ada yang Tahu, Ibu ini Raup Omzet Jutaan Rupiah Berbekal Resep dari Brosur Panci
Setiap salat, ibu ini selalu berdoa agar cita-citanya memiliki sebuah bisnis dapat terwujud.
Baca SelengkapnyaKAI Tambah 344 Perjalanan Kereta Api dari Stasiun Gambir dan Stasiun Pasar Senen, Cek Rutenya di Sini
KAI Tambah 344 Perjalanan Kereta Api dari Stasiun Gambir dan Stasiun Pasar Senen, Cek Rutenya di Sini
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kisah Perajin Seni Liping di Sukoharjo, Mulai dari Jualan di Jalanan Hingga Produknya Terkenal ke Mancanegara
Bejo Wage Suu pada awalnya merupakan seorang teknisi bengkel yang belajar seni liping secara otodidak
Baca SelengkapnyaAwalnya Kerja jadi Satpam, Tak Disangka Nasib Pria ini Berubah Profesi Baru Disorot
Awalnya, ia menjalani profesi sebagai seorang satpam. Berkat kesungguhannya meraih cita-cita, pria itu berhasil mengubah nasibnya.
Baca SelengkapnyaPegawai Bisa Terima THR Lebih Besar dari Gaji, Ini Syarat dan Ketentuannya
Menaker Ida bilang ada perusahaan yang membayar THR lebih besar dari ketentuan.
Baca SelengkapnyaDulu Bantu Jualan dan Pernah Diusir Pemilik Kontrakan, Tak Disangka Anak Pedagang Gorengan kini Kerja di Lembaga Terbesar Jepang
Simak cerita inspiratif anak pedagang gorengan yang sukses jadi peneliti di Jepang.
Baca SelengkapnyaCurhat Istri Punya Suami Ganteng Jualan Cireng di Pinggir Jalan Jadi Sorotan 'Banyak yang Menghina Jualan di Kaki Lima'
Diungkap sang istri, pria berparas tampan itu kerap mendapat hinaan.
Baca SelengkapnyaBeda dari yang Lain, Intip Keunikan Curug Ceret Naringgul di Cianjur yang Letaknya di Pinggir Jalan
Air terjun ini dijamin "menggoda" para pengguna jalan.
Baca Selengkapnya