Merdeka.com - Jika Yunani tidak mampu membayar utangnya, maka bakal menjadi negara bangkrut pertama dengan nilai utang terbesar di dunia. Yunani diperkirakan tak mampu membayar utangnya sebesar USD 1,7 miliar atau 1,5 juta Euro atau setara Rp Rp 22,64 triliun yang jatuh tempo hari ini, Selasa (30/6).

Total utang Yunani sendiri nantinya akan berjumlah USD 360 miliar atau 323 miliar Euro atau setara Rp 4.795 triliun. Para ekonom memprediksi krisis Yunani bakal lebih parah.

"Kejadian ini betul-betul mengerikan," ujar seorang Profesor Universitas Georgetown, Anna Gelpern seperti dilansir dari CNN Money.

Utang Yunani ini sendiri berasal dari Dana Moneter Internasional atau IMF, Jerman, Prancis, sejumlah bank di Yunani, dan lain sebagainya.

Ketidakmampuan Yunani membayar utang nampaknya masih akan berlangsung lama. Pasalnya, nilai utang Yunani empat kali lebih besar dibanding Argentina. Selain itu, nilai perekonomian Yunani cuma setengah dari Argentina.

Berikut negara lain, sebelum Yunani, yang memegang rekor bangkrut dengan nilai utang terbesar.

Yunani

Yunani telah dua kali mencetak nilai utang terbesar sehingga dinyatakan bangkrut. Sebelumnya pada Maret 2012, Yunani sudah dinyatakan bangkrut dengan nilai utang mencapai USD 138 miliar.Pada saat itu, Yunani masih bisa 'bernapas'. Pasalnya, mereka mendapat bantuan suntikan dana dari sejumlah negara Eropa. Namun, bantuan dana berupa utang ini menjadi dilema karena memperbesar nilai utang Yunani.

Argentina

Argentina dinyatakan bangkrut pada November 2001. Nilai utang Argentina saat itu ialah USD 95 miliar.Seperti Yunani, krisis di Argentina disebabkan para penduduknya berupaya menarik uang mereka dari bank. Pada 2014, Argentina kembali terjerumus dalam kebangkrutan karena tidak mampu membayar utangnya yang jatuh tempo.

Jamaika

Jamaika dinyatakan bangkrut pada Februari 2010 dengan nilai utang USD 7,9 miliar. Belanja pemerintah yang jor-joran hingga inflasi tinggi membuat Jamaika jatuh ke jurang kebangkrutan lima tahun lalu.Saat itu, lebih dari 40 persen APBN Jamaika untuk membayar utang. Perekonomian mereka, yang bergantung pada pariwisata, memburuk karena Amerika juga mengalami krisis pada akhir 2008.

Ekuador

Ekuador dinyatakan bangkrut pada 2008 dengan nilai utang USD 3,2 miliar. Presiden Ekuador Rafael Correa menuding krisis yang dialami negaranya dikarenakan permainan lembaga keuangan Amerika. Tindakan mereka disebutnya tidak bermoral.Sang presiden lalu memutuskan untuk tidak menerima bantuan dana dari pemberi utang. Meski kaya akan sumber daya alam, Ekuador tak lantas memutuskan menjualnya untuk membayar utang, meski sebetulnya mereka bisa saja melakukannya.