Xi Jinping sebut China siap topang ekonomi Asia Pasifik
Merdeka.com - Presiden China Xi Jinping menyebut bahwa negaranya siap menjadi penopang pertumbuhan ekonomi Asia Pasifik. Menurutnya, pertumbuhan ekonomi China yang berkelanjutan akan memberi manfaat yang besar bagi kawasan.
"Kami mengundang komunitas bisnis bertemu di Beijing untuk berdiskusi dan terlibat dalam momen pembangunan Asia Pasifik," katanya saat menjadi pembicara di pertemuan pemimpin usaha APEC atau APEC CEO Summit 2013, di Nusa Dua, Bali, Senin (7/10). Tahun depan, giliran China yang menjadi tuan rumah KTT APEC.
Xi tidak merisaukan perlambatan ekonomi yang dialami negaranya saat ini. Justru, menurutnya, hal itu bagus untuk mencegah mesin pertumbuhan negara tirai bambu itu overheating atau kepanasan.
Dengan begitu, China masih bisa berinovasi untuk merangsang pertumbuhan ekonomi yang lebih berkelanjutan.
"Pertumbuhan kami smooth, dari 9,3 persen, menjadi 7,7 persen, dan 7,6 persen. Sehingga secara fundamental bagus. Pertumbuhan Produk Domestik Bruto kami juga dalam kisaran yang diharapkan," katanya.
Dia memberikan sinyal bahwa China akan lebih memperkuat ekonomi domestik. Ketergantungannya pada ekspor selama ini membuat China bersama India menjadi negara yang rentan terkena dampak krisis ekonomi global.
"Permintaan domestik China sekarang berkontribusi 7,5 persen, di mana 7 persen datang dari konsumsi. Kelas menengah China juga semakin meningkat, mereka pasar konsumen yang meningkatkan potensi pertumbuhan," ungkapnya.
Selain itu, pemimpin Partai Komunis China itu juga serius menjalankan reformasi struktural sektor keuangan. Dia mencemaskan praktik sektor keuangan yang kian beresiko menyusul kejadian gejolak pasar keuangan global beberapa bulan lalu dan krisis finansial 2008.
"Reformasi mencakup sektor finansial, perpajakan, sistem pasar, administrasi pemerintahan, delegasi kekuasaan dan hubungan antara pemerintah dan pasar," paparnya.
(mdk/yud)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Proyeksi 2024, Ekonomi AS Masih Lebih Perkasa Dibandingkan China
AS dan China tengah terlibat dalam persaingan menjadi raksasa ekonomi dunia.
Baca SelengkapnyaBerkaca dari China, Nasib Indonesia Jadi Negara Maju atau Tidak Ditentukan 2 Pilpres Selanjutnya
Adapun perhitungan ini didapatnya setelah berkaca dari China, yang butuh waktu 40 tahun untuk jadi negara dengan kekuatan ekonomi besar dunia.
Baca SelengkapnyaPemerintah Waspadai Konflik Timur Tengah Hingga Pelemahan Ekonomi China
Ada beberapa isu yang menjadi perhatian pemerintah di tahun 2024.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
China Pelan-pelan Buat AS Khawatir dengan Persaingan Luar Angkasa, Ini Penyebabnya
Ini yang dikhawatirkan AS bila tidak segera memutuskan kelanjutan stasiun luar angkasa yang akan habis masa pakainya.
Baca SelengkapnyaTren Jumlah Penduduk Indonesia Terus Meningkat, Sementara China Menurun
Jjumlah penduduk China berkurang 850.000 orang menjadi sekitar 1.411,75 juta pada tahun 2022.
Baca SelengkapnyaBadak Sudah Ada Sejak 14 Juta Tahun Lalu, Fosilnya Ditemukan di China
Penemuan ini memiliki dampak besar terhadap pemahaman evolusi dan distribusi spesies badak di Asia.
Baca SelengkapnyaEkonomi Global Masih Belum Stabil, Diprediksi Cuma Tumbuh 3,0 Persen
Dua faktor ini menjadi penyebab pertumbuhan ekonomi global terganggu, bahkan lebih rendah dari proyeksi tahun lalu.
Baca SelengkapnyaDunia Hadapi Perang dan Krisis Ekonomi, Jokowi: Kita Harus Eling Lan Waspodo
Jokowi menekankan pentingnya persatuan dan kerukunan antar masyarakat agar Indonesia menjadi negara maju.
Baca SelengkapnyaBertemu Presiden JAPINDA, Jokowi Apresiasi Bantuan Promosi Kerja Sama Ekonomi
Jokowi berharap JAPINDA dapat terus mendukung peningkatan investasi dan alih teknologi di sektor ekonomi.
Baca Selengkapnya