Merdeka.com - Perusahaan konstruksi pelat merah, PT Waskita Karya (WSKT) menyatakan komitmennya menjalankan proyek barunya yakni pengembangan Masjidil Haram. Proyek ini sedang dalam proses pengerjaan setelah proyek di kawasan Timur Tengah, yakni Dubai dan Abu Dhabi rampung.

"Proyek luar negeri kami masih positif karena Riyal (mata uang Arab) lebih banyak masuk ke Indonesia dibandingkan Rupiah nya yang masuk ke luar negeri untuk proyek ini. Saat ini proyek yang Riyad Arab Saudi masih on going," ujar Direktur Utama Waskita, M. Choliq saat Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) WSKT di Gedung Waskita, Jakarta, Kamis (18/4).

Dia mengakui proyek ini sangat berdampak positif. Sebab, dalam proyek ini Waskita Karya tidak sama sekali mengeluarkan rupiah di luar negeri. "Malah Riyalnya yang banyak masuk untuk Waskita," jelasnya.

Di samping itu, proyek ini juga melibatkan pekerja dari dalam negeri. Pegawai yang bekerja di luar negeri untuk pengembangan Mekkah, ada 400.000 pegawai dengan masa kerja kontrak selama dua tahun.

"Ini merupakan salah satu keuntungan buat negara kita karena dari segi devisanya sehingga pada akhir tahun ini dapat memperluasan di Masjidil Haram," katanya.

Sebelumnya, salah satu proyek Waskita di luar negeri adalah merevonasi masjid masjidil haram, arab saudi.

"Renovasi nantinya akan ditingkatkan jadi 9 lantai dari sekarang cuma 3 lantai," ucapnya saat ditemui di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Proyek pengembangan masjid ini menjadi proyek jangka panjang hingga 10 tahun mendatang dan menghabiskan investasi Rp 10 miliar.

Dalam pengerjaan proyek ini, Waskita Karya menjadi subkontraktor dibawah kontraktor Bin Laden dari Saudi Arabia.