Merdeka.com - Kondisi aliran listrik di Kota Palembang masih kerap mengalami mati-hidup atau 'byar-pet' dalam beberapa hari terakhir. Kesal karena menganggu aktivitas sehari-hari, warga menyebut PLN merupakan perusahaan listrik ngeselin.

Sebutan ini tak bisa disalahkan. Pasalnya, hampir tiap hari listrik padam selama 2 hingga 3 jam. Padahal, Sumsel disebut sebagai lumbung energi nasional dan mampu menerangi daerah lain di luar provinsi.

"Bagaimana ini, sepagi ini saja sudah dua kali terjadi mati lampu. Lagi repot-repotnya ngurus rumah tangga, listrik mati. Memang ya, PLN itu perusahaan listrik ngeselin," ungkap Mardiyah (40), warga Kenten Palembang kepada merdeka.com, Jumat (18/4).

Meski sering mati, bayaran listrik setiap bulannya tak menurun, bahkan semakin mahal. PLN disinyalir seenaknya menetapkan tarif listrik tanpa sepengetahuan konsumen. Hal ini diketahui saat konsumen melakukan komplain kepada petugas saat bayarannya meningkat.

"Alasan mereka tarifnya naik, kami tidak bisa apa-apa. Cuma itu jawaban petugas. Konsumen kan ada hak untuk mengetahui sebenarnya," kata dia.

Hal senada diungkapkan Hendriansyah (35), pemilik usaha roti di kawasan Sukabangan Palembang. Akibat pemadaman listrik itu, dia mengalami banyak kerugian karena produksi menurun saat listrik padam.

Dia berharap, manajemen PLN harus memperbaiki sistem kinerja saat ini. Menurut dia, seharusnya PLN memiliki prinsip keadilan. Artinya, dipenuhi dahulu kebutuhan listrik di daerah dan sisanya baru ditransfer ke daerah lain.

"Jika memang ada kerusakan jaringan diperbaiki, jangan konsumen dikorbankan. Masa hampir tiap hari listrik padam. Ini PR orang-orang PLN," tegasnya.