Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Wapres JK salahkan perusahaan asing bikin hutan Indonesia botak

Wapres JK salahkan perusahaan asing bikin hutan Indonesia botak

Merdeka.com - Sebagai negara tropis, Indonesia diberkahi kawasan hutan yang dilengkapi dengan tingkat kesuburan tanah cukup tinggi. Sayangnya, kekayaan alam tersebut semakin tergerus seiring berdatangannya perusahaan asing ke dalam negeri yang melakukan aktivitas pembalakan.

Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengungkapkan beberapa tahun lalu dirinya mengikuti sebuah konvensi internasional di Tokyo. Saat itu, JK berpidato terkait pelestarian hutan.

"Mereka berkata, Indonesia mohon jaga hutan tropis anda," ujar JK dalam acara Tropical Landscape Summit di Hotel Shangri-La, Jakarta Pusat, Senin (27/4).

Pesan tersebut lantas dibalas JK dengan mengatakan bahwa sebenarnya yang kerap menebang hutan di Indonesia ialah para investor asing.

"Saya bilang, 50 tahun lalu kita punya hutan bagus 150 juta hektar. Siapa yang hancurkan hutan kita, negara-negara berkembang. Kita tidak tahu cara menghancurkan hutan, sampai perusahaan dari AS datang membawa caterpillar dan menghancurkan hutan secara pembalakan," bebernya.

Tak hanya perusahaan dari Amerika saja, bahkan Jepang pun turut berpartisipasi dalam pembalakan hutan di sejumlah negara berkembang khususnya di Indonesia. "Setelah mereka (AS) datang, perusahaan Jepang datang dan menghancurkan lebih banyak lagi. Korea datang dengan Hyundai," tambahnya.

Hasil pembalakan hutan tersebut, diakui JK guna mengambil kayu yang nantinya dibentuk menjadi kebutuhan furniture. "Banyak orang mengakui itu. Hanya dengan USD 5 per kubik meter, bangku, jendela di negara anda itu datang dari negara saya. Anda harus bayar semuanya, dengan komitmen yang dlaksanakan di dunia," tegasnya.

Sama halnya, lanjut JK, dengan permasalahan kabut asap yang membuat warga Singapura tidak nyaman. "Mereka demo di kedutaan kita di Singapura dan Kuala Lumpur. Salah satu jurnalis nanya, apa harus minta maaf," ucapnya.

Secara tegas JK menjawab tidak perlu. "Kita tidak perlu minta maaf karena 10-11 bulan teman-teman kami menikmati iklim yang bagus dari hutan kita. Dan tidak pernah ucapkan terima kasih kepada kita," tuturnya.

"Tapi dalam satu bulan kabut asap, mereka marah kepada kita. Kita hrus kerja sama, karena banyak negara tetangga kita yang merusak perkebunan kita," tandasnya.

(mdk/bim)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Konglomerat Indonesia Ini Pernah Rasakan Hilang Kekayaan Rp2 Miliar per Detik

Konglomerat Indonesia Ini Pernah Rasakan Hilang Kekayaan Rp2 Miliar per Detik

Melansir Forbes, orang terkaya Indonesia ini masuk sebagai orang terkaya peringkat enam, se-Asia.

Baca Selengkapnya
Awal Tahun, Bea Cukai Bantu Ekspor Sarung Tangan Asli Kalasan ke Jepang, Nilainya Rp1,1 Miliar

Awal Tahun, Bea Cukai Bantu Ekspor Sarung Tangan Asli Kalasan ke Jepang, Nilainya Rp1,1 Miliar

Perusahaan tersebut mengekspor sarung tangan sebanyak 339 karton

Baca Selengkapnya
3 Jurus Jitu Ganjar Turunkan Harga Bahan Pokok

3 Jurus Jitu Ganjar Turunkan Harga Bahan Pokok

Dia yakin strategi ini bisa mempermudah kedaulatan pangan di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Wapres Ma'ruf Harap PROPER Kementerian LHK Dapat Mencegah Kerusakan dan Pencemaran Lingkungan

Wapres Ma'ruf Harap PROPER Kementerian LHK Dapat Mencegah Kerusakan dan Pencemaran Lingkungan

PROPER tahun ini telah mendorong efisiensi anggaran dalam pengelolaan lingkungan hingga lebih dari 158 triliun Rupiah atau sekitar 23 persen lebih hemat .

Baca Selengkapnya
Anies Kritik Jokowi Lebih Banyak Bangun Jalan Tol Ketimbang Jalan Umum, Pemerintah Respons Begini

Anies Kritik Jokowi Lebih Banyak Bangun Jalan Tol Ketimbang Jalan Umum, Pemerintah Respons Begini

Capres Anies mengkritik pemerintahan Jokowi yang banyak melakukan pembangunan infrastruktur jalan tapi berbayar (jalan tol).

Baca Selengkapnya
Jokowi Sebut Pupuk Langka Imbas Perang Ukraina-Rusia, Ganjar: Ada Sumber Bahan Pupuk Negara Lain

Jokowi Sebut Pupuk Langka Imbas Perang Ukraina-Rusia, Ganjar: Ada Sumber Bahan Pupuk Negara Lain

Ganjar menyarankan untuk mencari negara alternatif sebagai pemasok bahan

Baca Selengkapnya
Lusa, Presiden Jokowi Resmikan Pabrik Bahan Peledak di Kalimantan Timur

Lusa, Presiden Jokowi Resmikan Pabrik Bahan Peledak di Kalimantan Timur

Pabrik ini mampu memproduksi sekitar 75 ribu ton bahan peledak setiap tahunnya.

Baca Selengkapnya
Indonesia Harus Lebih Tegas Melawan Diskriminasi Perdagangan Global

Indonesia Harus Lebih Tegas Melawan Diskriminasi Perdagangan Global

Indonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.

Baca Selengkapnya