Merdeka.com - Jajaran Komisaris Bank Rakyat Indonesia (BRI) baru saja bertemu dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Salah satu isu pokok yang disinggung adalah soal merger BRI dengan bank lainnya.

Komisaris Utama BRI Mustafa Abubakar mengatakan, JK tidak menyepakati adanya rencana merger BRI dengan bank lainnya. Menurut JK, merger bukanlah sebuah solusi untuk memperkuat permodalan dan mengembangkan BRI ke depannya.

"Tidak, merger itu oleh pak wapres bukan sebagai jawaban untuk memperkuat permodalan dan perbankan. Kami juga mendukung," kata Mustafa usai bertemu Jk di Istana Wapres, Jakarta, Kamis (16/4).

Mustafa lantas membanggakan BRI dengan bank-bank lainnya seperti Bank Mandiri. Kata dia, aset dan keuntungan BRI tidak kalah jauh dengan Bank Mandiri.

"Ternyata BRI yang masih single, dibandingkan dengan Mandiri yang gabungan dari 4 bank, ternyata BRI tak kalah cepat tumbuhnya, malah segi keuntungan lebih tinggi dari pada Bank Mandiri," jelas Mustafa.

"Aset pun BRI juga bisa mengejar sebagai contoh, tidak harus dijawab sebagai merger," imbuhnya.

Selain itu, lanjut Mustafa, JK memberikan banyak arahan mengenai dunia perbankan ke depannya. Khususnya mengenai BRI agar lebih meningkatkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang mengutamakan UMKM. Dengan harapan, pemerataan ekonomi dapat segera terwujud.

"Tadi kita bicarakan, strategi itu memperkuat sinergisitas antar bank, 4 bank pemerintah ini tidak harus digabung. Tapi cukup bersinergi. Kedua harus ada penegasan fokus, misalnya BRI lebih banyak orientasi rakyat kecil atau UMKM, Bank Mandiri misalnya infrastruktur atau industri," tutur Mustafa.

"Kalau BTN sudah jelas perumahan rakyat, BNI trading misalnya. Tadi pak wapres mempertegas pembidangan fokus pada bidang-bidang tertentu, walaupun dapat mengggarap bidang-bidang lain," tandasnya.