USD menguat dan produksi melimpah buat harga minyak kembali anjlok
Merdeka.com - Harga minyak dunia kembali turun pada perdagangan Senin (Selasa pagi WIB). Penurunan harga terjadi di tengah kekhawatiran pasar atas meningkatnya produksi minyak mentah Timur Tengah dan menguatnya nilai tukar USD terhadap mata uang lainnya.
Patokan AS, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober turun USD 0,67 menjadi menetap di USD 46,97 per barel di New York Mercantile Exchange.
Sementara itu, patokan Eropa, minyak mentah Brent untuk pengiriman Oktober turun USD 0,66 menjadi ditutup pada USD 49,26 per barel di London ICE Futures Exchange.
Irak telah mengekspor minyak mentah lebih banyak dari pelabuhan selatan pada Agustus. Irak juga akan terus menambah produksinya, laporan media setempat ditulis Antara, Selasa (30/8).
Harapan kesepakatan untuk mengurangi produksi saat negara-negara penghasil minyak bertemu di Aljazair bulan depan, sementara tampak telah berkurang.
Harga minyak juga di bawah tekanan setelah indeks USD menguat terhadap enam mata uang utama, melonjak ke tertinggi tiga minggu di sesi sebelumnya karena spekulasi bahwa Federal Reserve akan menaikkan suku bunga pada akhir tahun.
Penguatan USD memperlemah sentimen pasar karena membuat minyak yang dihargakan dalam USD kurang menarik bagi pemegang mata uang lainnya.
Nilai tukar USD menguat menyusul pembicaraan relatif bullish dari Federal Reserve AS. Dalam pidatonya pada Jumat lalu (26/8), Ketua Fed Janet Yellen mengatakan ada peningkatan pembenaran untuk kenaikan suku bunga dalam waktu dekat.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tujuan serangan sebagai bentuk dukungan kepada Palestina ketika Israel dan Hamas melancarkan perang.
Baca SelengkapnyaSelain berisiko memicu peperangan lebih besar, Arifin tak ingin harga minyak dunia meroket.
Baca SelengkapnyaHal ini merespons isu kenaikan harga minyak kita akibat kurangnya realisasi domestic market obligation (DMO) oleh produsen.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Meskipun Rupiah anjlok sejak awal tahun, Menko Airlangga tetap optimis pertumbuhan ekonomi kuartal I-2024 di angka 5 persen.
Baca SelengkapnyaPenurunan ini tak lepas dari anjloknya realisasi kinerja ekspor non migas pada Juli 2023 mencapai USD 19,65 miliar.
Baca SelengkapnyaMenurut Menteri ESDm, itu wajar dilakukan saat harga minyak dunia turun imbas gencatan senjata Israel dan Hamas.
Baca SelengkapnyaPasca serangan Iran ke Israel nilai tukar rupiah terus melemah, namun Ekonom BCA mengungkap fakta lain penyebab mata uang garuda anjlok.
Baca SelengkapnyaNilai tukar Rial Iran (IRR) anjlok usai Iran serang Israel dengan rudal balistik pada Sabtu (13/4) malam.
Baca SelengkapnyaTren lonjakan harga minyak tak bertahan lama usai ketegangan geopolitik antara Israel dan Iran yang mulai mereda.
Baca Selengkapnya