Untung jual bensin, pemerintah bakal perbesar cadangan BBM nasional
Merdeka.com - Pemerintah bakal memperbesar cadangan bahan bakar minyak (BBM) nasional yang saat ini hanya cukup untuk 18 hari. Anggaran untuk itu diambil dari keuntungan penjualan bahan bakar fosil itu.
"Arahan DPR memang kami secara nasional harus bangun cadangan strategis. Salah satu sumber dananya berasal dari selisih harga keekonomian dengan harga jual karena ada laba bersih minyak," ujar Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said dalam dalam rapat kerja dengan Komisi VII DPR-RI, Jakarta, Rabu (4/1).
Dengan harga jual BBM saat ini, menurutnya, pemerintah sudah mendapat untung. Dan, pemerintah belum berniat untuk melakukan perubahan harga.
"Pemerintah tetap melanjutkan harga sekarang sampai pada waktunya ditinjau kembali. Kebijakan harga ditinjau sebulan sekali agar kredibel di mata masyarakat dan direspon positif oleh pasar."
Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM I Nyoman Wiriatmaja mengatakan saat ini harga minyak dunia tengah menguat. Berdasarkan kalkulasi harga minyak dunia selama satu bulan, 17 Januari hingga 13 Februari, harga solar sedikit naik menjadi Rp 6.300 per liter.
"Dari perhitungan Pertamina, kita hitung stok per bulan tanggal 17 Januari hingga 13 Februari, proyeksi kita harga hampir tetap tapi naik sedikit. Harga sekitar Rp 6.300 per liter. Kalau dua minggu saja harganya bisa Rp 6.000 per liter."
Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto menjelaskan harga solar ditetapkan berdasarkan kalkulasi rata-rata harga minyak dunia mengacu pada Mean of Platts Singapore (MOPS) dan kurs rupiah terhadap dolar AS sepanjang satu bulan. Sementara, pada 25 Desember 2014 hingga 24 Januari 2015, rata-rata harga minyak MOPS adalah USD 64,73 per barel dan kurs Rp 12.507 per USD.
"Dengan perhitungan tersebut maka harga BBM jenis solar pada Februari sebesar Rp 5.013,81 per liter," ujar Dwi.
Ditambah biaya produksi di kilang Pertamina sebesar 40 persen--lebih mahal dari kilang biasa sebesar 12,5 persen. Maka, harga solar menjadi Rp 5.258,81 per liter.
"Ada alpha Rp 1.000 harga jual sebelum pajak menjadi Rp 6.258,81. Lalu, ditambah PPN 10 persen dan PBBKB 5 persen. Dengan begitu harga asli solar menjadi Rp 7.197,6 dan kami bulatkan Rp 7.200. Adanya subsidi Rp 1.000 per liter, maka hitungan kami harga solar saat ini Rp 6.200 per liter. Tapi kami siap dengan apapun yang ditetapkan pemerintah," jelas dia.
(mdk/yud)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemerintah Perpanjang Bantuan Sosial Tambahan Hingga Juni
Pemerintah sedang mencari formula terkait kenaikan harga beras di pasaran.
Baca SelengkapnyaDirut Bulog Jelaskan Duduk Perkara Beras SPHP Memuat Stiker Capres Tertentu
Bayu menjelaskan bahwa SPHP merupakan program pemerintah melalui Badan Pangan Nasional yang dilaksanakan oleh Bulog dalam rangka menjaga stabilitas harga beras.
Baca SelengkapnyaUsai Tertahan di Februari 2024, Harga BBM Pertamina Bakal Naik Usai Pemilu?
Usai Pemilu 2024, Arifin pun mempersilakan penjualan BBM non-subsidi kepada masing-masing badan usaha, mengikuti pergerakan harga minyak dunia.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Dirut Pertamina Tak Bisa Asal Cabut Izin SPBU Nakal Mainkan Takaran BBM, Ternyata Ini Penyebabnya
Pihak Pertamina tetap harus menjaga keterpenuhan kebutuhan masyarakat akan BBM.
Baca SelengkapnyaPemerintah Jamin Tidak Ada Kenaikan Harga BBM Meski Minyak Dunia Mahal, Begini Penjelasannya
Menko Airlangga berjanji pemerintah tidak akan menaikkan BBM dalam waktu dekat.
Baca SelengkapnyaPemerintah Jamin Harga Beras Turun Mulai Maret, Begini Penjelasannya
Bapanas memperkirakan, pada panen raya kali ini produksi beras nasional akan cukup tinggi.
Baca SelengkapnyaIstana Jelaskan Alasan Rekrutmen ASN Besar-besaran Dibuka Jelang Pilpres 2024
Istana menjelaskan alasan pemerintah membuka rekrutmen calon aparatur sipil negara (CASN) besar-besaran pada tahun politik 2024.
Baca SelengkapnyaBeras di Singapura Ternyata Lebih Murah dari Indonesia, Mendagri Ungkap Penyebabnya
Singapura menyandang status sebagai negara maju namun tidak bisa memproduksi bahan pangan sendiri.
Baca SelengkapnyaKonsumsi BBM Diprediksi Naik Saat Mudik Lebaran, Begini Strategi Pertamina Agar Bensin Tak Langka
Pertamina memprediksi konsumsi BBM mengalami kenaikan sebesar 6 persen secara agregat.
Baca Selengkapnya