Uang NKRI lahir, bankir sebut uang tunai musuh perbankan
Merdeka.com - Industri perbankan menanggapi dingin kehadiran uang Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Bahkan, kehadiran uang tunai justru dianggap merugikan perekonomian nasional.
Senior Vice President Electronic Banking Bank Mandiri Rahmat Broto Triaji mengatakan, transaksi menggunakan uang tunai bersifat mahal. Salah satunya pada aspek penghitungan.
"Uang tunai itu musuhnya bank karena susah ngitungnya. Maka kita terus kurangi peran dari uang tunai," ujarnya dalam penandatanganan kerja sama pemanfaatan EDC Link di Gandaria City, Jakarta, Senin (18/8).
General Manager Credit Card Division BRI Mohamad Helmi menambahkan, alergi industri perbankan terhadap transaksi tunai memang belum sampai tahap akut. Namun, pihaknya mengaku akan lebih suka jika masyarakat memilih menggunakan transaksi nontunai.
"Cashless society ini bukan menyingkirkan uang tunai. Tapi tentu kita ingin harus lebih efisien," tuturnya.
General Manager Divisi Bisnis Kartu BNI Dodit Wiweko Probojakti tidak secara gamblang menolak kehadiran uang tunai. Menurutnya, uang tunai tetap diperlukan sebagai pelengkap dari transaksi non-tunai.
"Ini saling melengkapi melalui uang NKRI," ucapnya.
Kepala Divisi Kebijakan dan Pengembangan Sistem Pembayaran Bank Indonesia (BI) Yura Djalins mengungkapkan, bank sentral menghabiskan anggaran setidaknya Rp 3 triliun per tahun dalam memproduksi uang tunai.
"Rp 3 triliun itu untuk biaya mencetak, menyimpan, dan memusnahkan uang," jelasnya.
Seperti diketahui, ketidakefisienan perbankan membuat beban biaya operasional membengkak. Salah satu imbasnya, perbankan harus menggenjot pemasukan dengan menerapkan bunga kredit tinggi.
Sebelumnya, pada tanggal 17 Agustus 2014 atau bertepatan dengan HUT RI ke-69, Bank Indonesia (BI) secara resmi mengeluarkan uang baru. Uang tersebut nantinya akan diberi nama Uang Negara Kesatuan Republik Indonesia atau Uang NKRI.
Langkah tersebut merupakan upaya pelaksanaan Undang-Undang (UU) Nomor 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang. Pemerintah dan Bank Sentral sepakat kehadiran uang ini bertujuan menunjukkan kedaulatan Indonesia.
Uang Rupiah (Oeang Republik Indonesia) pertama kali digunakan di Indonesia pada 1946. Saat itu hanya tertera tandatangan Menteri Keuangan. Sebab, pemerintah yang mengeluarkan dan mencetak Rupiah.
Namun, mulai terhitung mulai 1952, Bank Indonesia diberi wewenang mendesain, mencetak dan bertanggung jawab penuh atas perencanaan dan peredaran Rupiah di tanah air. Otomatis, yang tertera di uang Rupiah hanya tandatangan Gubernur dan direktur BI. Tidak hanya itu, disematkan pula frasa atau tulisan Bank Indonesia.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bank Indonesia Siapkan Uang Tunai Rp197 Triliun untuk Kebutuhan Ramadan dan Lebaran 2024
Rencananya pada lebaran tahun ini pengedaran uang akan dilakukan di 4.675 titik penukaran.
Baca SelengkapnyaUang Lauk Pauk Prajurit TNI Sudah Naik per 1 Januari 2024, Segini Besarannya
Kepastian kenaikan tunjangan uang lauk pauk prajurit itu disampaikan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto.
Baca SelengkapnyaBTN Siapkan Uang Tunai Rp39 Triliun untuk Kebutuhan Lebaran 2024
Adanya peningkatan alokasi uang tersebut sejalan dengan proyeksi peningkatan transaksi masyarakat selama hari raya Idul Fitri 2024.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Bank Mandiri Siapkan Uang Tunai Rp1,15 Triliun untuk Kebutuhan Lebaran di Bali Nusra
Langkah ini diharapkan dapat membantu nasabah memenuhi berbagai kebutuhan pada periode bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri.
Baca SelengkapnyaBSI Siapkan Uang Tunai Rp45 Triliun untuk Penukaran Uang Baru
Bank Syariah Indonesia menyiapkan dana Rp45 triliun untuk kebutuhan nasabah selama bulan Ramadan hingga lebaran.
Baca SelengkapnyaUang Negara Rp271 Triliun Kasus Korupsi Timah Bisa Untuk Biayain Berapa Anak Sekolah Gratis?
Sementara untuk kerugian keuangan negara masih dalam formulasi penyidik bersama pihak terkait.
Baca SelengkapnyaTurun Tipis, Utang Luar Negeri Indonesia Tembus Rp6.087 Triliun per Oktober 2023
Posisi ULN pemerintah relatif aman dan terkendali karen hampir seluruh ULN memiliki tenor jangka panjang.
Baca SelengkapnyaTak Dapat Uang Baru dan Masyarakat Setrika Uang Lama, Bank Indonesia Beri Respons Begini
Mencuci dan menyetrika akan mempercepat kerusakan uang.
Baca SelengkapnyaAntisipasi agar Utang Tetap Dibayar, Petugas Bank Ini Buat Sumpah Nasabah Sebelum Pinjamkan Uang
Sudah banyak kasus di Indonesia yang menunjukkan nasabah lebih galak saat ditagih utang.
Baca Selengkapnya