Tutup sementara, Merpati harus belajar dari Mandala
Merdeka.com - Makin peliknya kondisi PT Merpati Nusantara Airlines (MNA) mulai dari gaji pegawai yang belum dibayar, kantor cabang yang terpaksa ditutup, hingga pembatalan penerbangan, membuat maskapai ini terpaksa tidak terbang untuk sementara waktu. Masalah itu karena saat ini Merpati terlilit masalah utang berat di mana mencapai angka Rp 6,7 triliun.
Menteri BUMN Dahlan Iskan menuturkan, penutupan Merpati hanya sementara. Jika dipaksakan beroperasi justru menambah beban biaya perusahaan pelat merah tersebut.
Limbungnya perusahaan penerbangan tak hanya dialami oleh Merpati. Maskapai lain seperti Mandala juga pernah merasakan hal yang sama.
Seperti diketahui, pada 13 Januari 2011, Mandala Airlines menyetop operasi penerbangan akibat terlilit utang sebesar Rp 2,4 triliun. Kesalahan manajemen disinyalir menjadi penyebab salah satu maskapai penerbangan murah terbesar di Indonesia itu bangkrut.
Kala itu, manajemen Mandala memberhentikan operasional maskapai selama 45 hari. Waktu 45 hari tersebut digunakan untuk merestrukturisasi kewajiban utang Mandala.
Presiden Direktur Mandala kala itu, Diono Nurjadin, mengaku maskapai yang dipimpinnya mengalami kerugian bisnis dan kesulitan keuangan. Mandala pun mengajukan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) ke Pengadilan Niaga, Jakarta Pusat.
Manajemen mengajukan proposal konversi utang menjadi saham kepada para krediturnya. Melalui sebuah pemungutan suara pada 24 Februari 2011, mayoritas kreditur yakni sebanyak 345 suara menerima proposal tersebut.
345 suara voting ini mewakili 70,58 persen dari total piutang Mandala. Artinya, salah satu syarat pengajuan PKPU, terpenuhi.
Dalam dokumen perjanjian perdamaian Mandala dengan para krediturnya disebutkan ada enam penyebab perseroan tak mampu bayar utang. Pertama, biaya besar yang timbul akibat konversi armada perseroan dari Boeing 737 seri 200 dan 400 menjadi Airbus A319 dan A320.
Kedua, adanya penyusutan jumlah armada pesawat perseroan yang menyebabkan pengurangan pendapatan perseroan secara signifikan. Ketiga. munculnya depresiasi mata yang Rupiah sekitar 25 persen di 2008 terhadap dolar AS (USD). Keempat, terjadinya kenaikan tajam biaya pembelian bahan bakar di 2008.
Kelima, infrastruktur yang belum memadai untuk menyokong operasi penerbangan domestik yang berkesinambungan. Dan terakhir, adanya penumpukan biaya-biaya operasional yang sudah terakumulasi dalam waktu panjang sehingga mencapai jumlah yang sangat besar.
Sukses satu langkah pertama, manajemen Mandala langsung bergerak cepat menjalankan strategi kedua yaitu mencari dana dari para investor. Singkat cerita, Mandala mendapatkan 'penolong' untuk menyuntikan dana melalui penjualan saham.
Selanjutnya, usai restrukturisasi, maka komposisi pemilik saham adalah Grup Saratoga dengan 51,3 persen saham, Tiger Airways 33 persen, sisanya 15,7 persen dimiliki pemilik saham sebelumnya serta kreditor Mandala.
Mandala yang baru akan mengadopsi model bisnis Tiger Airways dan menawarkan tiket perjalanan tarif murah ke tujuan domestik serta internasional di dalam radius terbang 5 jam.
Seperti halnya maskapai penerbangan grup Tiger Airways lainnya, Mandala akan mengoperasikan pesawat Airbus A320. Rute penerbangan pertama Mandala adalah Jakarta-Singapura-Medan dan Jakarta-Singapura-Denpasar. Mandala dinyatakan masih akan menembak pasar penerbangan murah seperti segmen pasar Mandala sebelumnya.
Kini maskapai yang lahir sejak 1969 ini telah kembali mampu terbang tinggi. Pemilik Saratoga Investama Sedaya Sandiaga Uno yang juga pemilik saham Mandala Airline bersama Tiger Airways, berencana membeli 10 pesawat berkapasitas besar sebagai upaya penyehatan. "10 Airbus ke depannya. Penambahannya dilakukan bertahap," ujarnya.
Sandiaga menyebutkan, pihaknya telah menyiapkan anggaran yang besar untuk ekspansi armada Mandala. Kebutuhan dana untuk 10 armada Mandala diperkirakan mencapai USD 500 juta. "Kita menyiapkan dana yang cukup besar untuk pengadaan 10 armada ini. Harga 1 pesawat USD 50 juta," jelasnya.
Direktur Komersial Mandala Airlines Brata Rafly perseroan menyiapkan 10 rute anyar. "Saat ini Mandala telah melayani 45 rute penerbangan domestik dan internasional," ujarnya.
Perseroan menargetkan sampai 2015 mendatang akan menambah 25 pesawat anyar. "Kami ingin menjadi maskapai penerbangan terkemuka seiring dengan ketatnya pasar penerbangan tarif terjangkau," ujarnya.
Dia menegaskan target penambahan pesawat A320 ini demi mengembalikan nama besar Mandala di masyarakat dan mendapatkan kembali konsumennya setelah beberapa lama tidak terbang. Penambahan jumlah maskapai, kata Brata, biar membuat Mandala mampu berekspansi ke berbagai rute baru.
Pengalaman Mandala ini bisa menjadi pembelajaran Merpati. Tentunya masyarakat ingin maskapai penerbangan perintis tersebut beroperasi agar kebutuhan transportasi masyarakat terpencil terpenuhi.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemilu 1955 merupakan pemilu pertama yang diselenggarakan di Indonesia.
Baca SelengkapnyaKAI juga telah menyiapkan armada kereta tambahan yang difokuskan untuk mengangkut para pemudik
Baca SelengkapnyaMerdeka.com merangkum informasi tentang apa saja tahapan pemilu 2024, berikut jadwal serta alurnya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
KAI menjelaskan bahwa kebijakan ini diberlakukan untuk menjaga kenyamanan bersama serta menegakkan tata tertib di dalam kereta api.
Baca SelengkapnyaMenhub sepakat jika harga tiket angkutan udara wajib terus dipantau agar tidak melebihi ketentuan Tarif Batas Atas (TBA) yang ditetapkan Kemenhub.
Baca SelengkapnyaAPJAPI meminta kepada segenap pengelola bandara untuk menyediakan saluran pengaduan penumpang
Baca SelengkapnyaMenurut Menhub Budi, ada empat faktor utama yang membuat batas tarif pesawat melonjak.
Baca SelengkapnyaSaat sampai di perlintasan sebidang Cikadupateh, para petugas dan relawan yang berjaga dengan sigap menghentikan truk pemadam kebakaran tersebut.
Baca SelengkapnyaPj Bupati Sumedang, Herman Suryatman tertarik mencoba kegiatan ngelepek burung merpati. Momennya pun jadi sorotan.
Baca Selengkapnya