Transaksi obligasi pemerintah turun
Merdeka.com - Bursa Efek Indonesia mencatat transaksi obligasi pemerintah pada triwulan pertama, mengalami penurunan dari Rp 9,03 triliun per hari pada 2013 menjadi Rp 4,88 triliun per hari pada April 2014. Sedangkan, transaksi harian pada akhir 2013 mencapai Rp 890 miliar turun menjadi Rp 240 miliar pada April 2014.
Direktur PT Penilaian Harga Efek Indonesia (PHEI), Wahyu Trenggono mengatakan penyebab turunnya transaksi surat utang (obligasi) akibatnya kebutuhan dana untuk menerbitkan obligasi berkurang.
"Salah satu faktor penyebab turunnya transaksi ini adalah rencana pemerintah yang menurunkan pertumbuhan ekonomi," ujar Wahyu saat edukasi wartawan pasar modal di Gedung BEI, Jakarta, Senin (14/7).
Selain itu, minimnya penerbitan obligasi korporasi karena suku bunga tinggi. Suku bunga pinjaman yang tinggi membuat perusahaan enggan menerbitkan obligasi. "Kalau pinjam dengan bunga 17 persen, sedangkan perusahaan belum tentu tumbuh 17 persen, lebih baik tidak ekspansi."
Pasar obligasi Indonesia tidak likuid jika dibandingkan dengan negara di Asia Tenggara. Volume transaksi setahun hanya Rp 63 miliar. Dari seluruh total obligasi yang diterbitkan pemerintah, hanya 26 persen yang diperdagangkan. Sementara, nasib obligasi korporasi lebih nahas. Hanya enam persen obligasi korporasi yang diperdagangkan. "Seri IFR0007 terakhir diperdagangkan pada 28 Maret 2014," katanya.
(mdk/arr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penerimaan Pajak hingga Pertengahan Maret Tembus Rp342,88 Triliun
Mayoritas jenis pajak utama tumbuh positif sejalan dengan ekonomi nasional yang stabil.
Baca SelengkapnyaApresiasi Pj Gubernur Kaltim untuk Perkembangan Ekonomi di Penajam Paser Utara
Kabupaten Penajam Paser Utara menjadi salah satu contoh perkembangan yang sangat cepat di bidang ekonomi salah satunya UMKM.
Baca SelengkapnyaDianggap Ambisius, Ganjar Tetap Targetkan Pertumbuhan Ekonomi 7 Persen
Kepastian hukum mempermudah jalan menuju pertumbuhan ekonomi 7 persen.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Keuangan Masyarakat Sudah Pulih, Kadin Proyeksi Perputaran Uang Selama Lebaran Tembus Rp157,3 Triliun
Dengan perputaran yang cukup besar tersebut, dipastikan ekonomi daerah akan produktif mendorong meningkatnya konsumsi rumah tangga.
Baca SelengkapnyaTurun Tipis, Utang Luar Negeri Indonesia Tembus Rp6.087 Triliun per Oktober 2023
Posisi ULN pemerintah relatif aman dan terkendali karen hampir seluruh ULN memiliki tenor jangka panjang.
Baca SelengkapnyaPemerintah Klaim Reformasi Birokrasi 2023 Berhasil, Buktikan dengan Turunnya Angka Kemiskinan
Melalui rencana aksi reformasi birokrasi di sektor ini, pemerintah mengklaim berhasil menekan angka inflasi sebesar 2,61 persen di 2023.
Baca SelengkapnyaGubernur BI: Kredit Perbankan Tumbuh 9,7 Persen Pada November 2023
Peningkatan kredit atau pembiayaan didorong oleh peningkatan permintaan kredit sejalan dengan tetap terjaganya kinerja korporasi.
Baca SelengkapnyaPengembangan Ekonomi Hijau di Indonesia Belum Menggiurkan Buat Investor
Ekonomi hijau dinilai sebagai solusi dari sistem ekonomi eksploitatif yang selama ini cenderung merusak lingkungan.
Baca SelengkapnyaJokowi Rajin Bagi-Bagi Bansos, Tapi Ekonomi Indoensia Diramal Hanya Tumbuh 5,04 Persen Sepanjang 2023
Proyeksi ini lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi 2022 yang mencapai 5,31 persen (yoy).
Baca Selengkapnya