Tips untuk Pelaku Usaha Ritel Bertahan di Tengah Gempuran Persaingan Harga
Merdeka.com - Bisnis ritel terus beradaptasi dan berinovasi seiring masih adanya pandemi Covid-19 di Indonesia. Tak sedikit tenant di pasar ritel mengubah konsep jualan agar tetap bisa bertahan.
Salah satu yang dilakukan usaha ritel saat ini yaitu merambah pasar online. Hal ini menjadi upaya mempertahankan keberadaan mereka di pasar, dan memperluas jaringan ke area baru dengan biaya yang lebih rendah.
Dengan semakin ramai nya pelaku usaha masuk ke dalam sebuah marketplace, timbul tantangan baru yaitu persaingan atas visibilitas dan tekanan untuk memberikan harga paling murah. Tidak heran, perang diskon terjadi yang membuat banyak pelaku usaha semakin tertekan.
Platform rantai pasokan distribusi terintegrasi, Borong Indonesia melihat bahwa para pelaku usaha sudah harus memulai membangun commerce system mereka sendiri. Para pelaku usaha harus menjadikan online marketplace yang ada sebagai tempat akuisisi pelanggan baru.
"Saya lihat nyaris mayoritas UMKM itu tidak memiliki home commerce mereka sendiri," kata Country Manager Borong Indonesia, Ronald Sipahutar di Jakarta, Kamis (13/1).
Bangun Ekosistem
Menurut dia, hampir seluruh biaya promosi pelaku usaha ritel dihabiskan untuk membangun traffic ke ekosistem yang tidak akan pernah bisa mereka miliki. Bahkan data transaksi dan database mereka tersimpan di open marketplace. Sehingga mereka sendiri kesulitan untuk bisa merangkul dan menjaga pelanggan.
"Ini momentum awal untuk mengingatkan para pelaku usaha untuk segera membangun home commerce-nya agar mereka bisa sustainable dan berkembang ke level berikutnya,” ujarnya.
Memiliki home commerce sendiri tidak hanya bagi pemilik bisnis besar, distributor atau supplier, namun calon pebisnis, pemilik toko/retailer, dan perusahaan dagang, juga bisa diuntungkan. Selain membuat mereka naik kelas karena punya kredibilitas, juga mempermudah mereka untuk dicari dan ditemukan secara digital oleh pelanggan potensial.
Dalam kesempatan ini, pihaknya menyediakan berbagai barang kebutuhan bisnis dari bahan baku untuk kuliner/restoran hingga deretan produk dari UMKM dapat ditemukan melalui platform closed-loop marketplace yang sudah disediakan oleh Borong Indonesia. Di mana para calon pelanggan dapat langsung dapat membeli dengan mudah.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sejumlah ritel modern melarang pelanggan membeli beras kemasan 5kg lebih dari 2 per harinya.
Baca SelengkapnyaKhusus di bulan Februari, Bulog sudah mengeluarkan 60 ribu ton beras.
Baca SelengkapnyaDia heran, mengapa harga beras naik sangat tinggi, belum lagi ketersediaan beras di toko-toko ritel yang terbatas.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Roy menyampaikan, Aprindo tidak memiliki wewenang untuk mengatur dan mengontrol harga yang ditentukan oleh produsen bahan pokok.
Baca SelengkapnyaCara mengurangi pengeluaran bulanan bisa dimulai dengan menghemat pemakaian energi listrik. Ini tipsnya.
Baca SelengkapnyaSebelum bertani pepaya, ia telah berkali-kali gagal membangun usaha di bidang lain.
Baca SelengkapnyaSalah satunya dengan fokus optimilisasi aset yang dimiliki
Baca SelengkapnyaBanyak sekali pasar jalanan di seluruh penjuru dunia yang sudah berdiri sejak ribuan tahun lalu. Yuk, simak pasar jalanan apa saja yang paling tua di dunia!
Baca SelengkapnyaPuluhan Orang Tertipu Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Miliaran Rupiah
Baca Selengkapnya