Merdeka.com - Tulisan ini mungkin bisa menginspirasi kita yang masih sibuk bekerja dan mengejar pundi pundi Rupiah. Di belahan dunia lain, terdapat bocah yang masih berusia belasan tahun tapi sudah berhasil mengumpulkan kekayaan hingga miliaran Rupiah.

Di zaman sekarang tidak ada batasan usia untuk menjadi miliuner. Dilansir dari entrepreneur, terdapat 6 bocah yang sukses menjadi miliuner berharta triliunan Rupiah. Mereka sukses berkat kepintaran mereka menciptakan sesuatu yang berguna untuk masyarakat.

Tidak ada salahnya kita belajar dari kesuksesan bocah belasan tahun ini. Anak anak ini mengajarkan bangkit dari kegagalan dan bertekad terus melakukan yang terbaik. Jika dalam karir atau usaha saat ini belum bisa menciptakan miliaran Rupiah, mungkin kita harus belajar dari 6 bocah ini.

Berikut 6 bocah belasan tahun yang mempunyai kekayaan hingga triliunan Rupiah:

Evan

Dengan bantuan ayahnya, bocah 8 tahun ini meluncurkan saluran Youtube sendiri bernama EvanTube. Melalui situs ini, Evan meraup USD 1,3 juta atau saat ini setara dengan Rp 16,9 miliar setiap tahunnya dengan lebih dari satu juta subscibers.

Melalui EvanTube ini, Evan mengulas tentang mainan, berbicara mengenai hal hal anak seusianya. Saat ini memang sudah banyak miliuner berasal dari Youtube.

Pelajaran yang bisa diambil adalah jangan abaikan karisma dan hobi. Dengan sedikit sentuhan hobi bisa menghasilkan uang. Mungkin anda bisa membuat merek sendiri seperti Evan yang akhirnya menghasilkan banyak uang.

Christian Owens

Motivator Christian dalam mengejar kesuksesan adalah Steve Jobs. Karena semangatnya, Christian belajar mengenai web desain disekolahnya pada usia 14 tahun. Pada usia ini, Christian berhasil mendirikan perusahaan Mac Bundle Box. Akhirnya dia membuat negosiasi dengan produsen dan distributor untuk menawarkan berbagai aplikasi untuk Mac OS X dan memberikan paket diskon untuk konsumen.

Di usia 16 tahun, Christian sukses mengumpulkan kekayaan hingga jutaan dolar Amerika melalui perusahaan Mac Bundle Box.

Pelajaran yang bisa diambil dari kesuksesan Christian adalah ikuti gairah bekerja, ikuti minat dan cari cara untuk menawarkan barang yang orang lain telah beli dengan harga yang rendah.

Adam Hildreth

Pada usia 14 tahun, Adam dan teman temannya membuat situs pertemanan yang bernama Dubit. Situs ini menjadi sangat populer di Inggris. Menginjak usia 16 tahun, Adam sudah mengumpulkan uang di bank hampir USD 3,7 juta.

Adam terus mengasah kemampuannya dengan bergabung ke perusahaan Crisp yaitu perusahaan perangkat lunak yang membantu melindungi anak anak dari predator online.

Pelajaran yang bisa diambil dari Adam adalah tidak ada yang salah dengan melakukan lompatan teknologi. Jika ingin melanjutkan kesuksesan harus terus ekspansi dan inovasi.

Cameron Johnson

Pada usia 11 tahun, Cameron diminta orang tuanya untuk membuat kartu undangan pesta di lingkungannya. Namun siapa sangka, kartu yang dibuat Cameron disukai banyak orang. Cameron mulai kebanjiran pesanan dan akhirnya dia mendirikan Cheers and Tears diusianya 14 tahun.

Bisnis terus berkembang, Cameron terjun ke dunia periklanan online dan pengembangan software. Ketika sudah SMA, Cameron berhasil mengumpulkan USD 400.000.

Pelajaran yang bisa diambil dari Cameron adalah lakukan semuanya dengan baik dan jangan takut untuk mencoba hal baru dan terjun ke industri.

Geof, Dave, and Catherine Cook

Sebelum adanya Facebook, ketiga kakak beradik ini telah membuat MyYearbook, sebuah situs sosial media yang berdasarkan sekolah. Aplikasi ini mirip dengan Facebook tapi hanya saja lebih fokus pada anak sekolahan.

Awal mula situs ini berdiri ketika tiga kakak beradik ini pindah sekolah dan ingin mencari teman baru. Aplikasi MyYearbook seperti awal sempurna mencari teman dan membuat aplikasi buku tahunan secara online.

Pelajaran yang bisa diambil adalah kadang kadang nepotisme itu bekerja. Jika anda menemukan perbedaan di pasar anda bisa menjadi orang yang mengisinya. Selain itu temukan kebutuhan yang diperlukan orang dan sediakanlah kebutuhan itu.

Emil Motycka

Emil memulai bisnis memotong rumput pada umur 9 tahun. Bisnis ini mungkin biasa-biasa saja untuk seorang anak kecil, tetapi Emil mengembangkan bisnis hingga akhirnya mampu membangun Perusahaan Motycka pada umur 18 tahun.

Emil bercerita bekerja di kuburan dan hanya tidur 4 jam semalam. Kini perusahaannya terus berkembang.

Pelajaran yang bisa diambil adalah mungkin bukan mengurangi tidur tapi ketekunan dan bersedia melakukan apa yang diperlukan. Melakukan pekerjaan yang bisa dilakukan akan membawa keberhasilan.