Tingginya permintaan USD tekan rupiah
Merdeka.com - Pada perdagangan Rabu (26/09), rupiah ditutup melemah dan dan parkir di level Rp 9.600-9610 per USD. Kondisi ini dipengaruhi kekhawatiran pelaku pasar uang terhadap krisis di Eropa yang masih membayangi.
Pemulihan ekonomi Eropa yang masih diliputi ketidakpastian membuat pelaku pasar masuk ke aset berisiko, pelaku pasar cenderung mengambil posisi aman dengan memegang USD yang dianggap sebagai safe haven currency.
Melemahnya rupiah juga terjadi seiring negatifnya NDF satu bulan yang dibuka di level Rp9.624-9.636. Meningkatnya NDF di pasar offshore turut mengeskalasi dolar pada hari ini. Permintaan dolar oleh importir menjelang akhir bulan diproyeksikan turut menekan pergerakan rupiah. Rilis data US Home Price dan US Consumer Confidence semalam yang lebih baik dari ekspektasi diperkirakan turut mengapresiasi dolar.
Pada perdagangan hari ini, Kamis (27/9), nilai tukar rupiah diperkirakan cenderung melemah ke level Rp 9.580-9.620 per USD. Kondisi ini dipengaruhi oleh tingginya permintaan USD oleh importir menjelang akhir bulan yang dapat menekan rupiah. Tapi, BI diprediksi akan siap masuk ke pasar valas untuk menjaga kestabilan nilai rupiah.
Dari regional, sentimen negatif datang dari pasar yang mencemaskan pemulihan ekonomi global. Terutama, setelah International Monetary Fund (IMF) memberikan serangkaian peringatan kepada berbagai bank sentral dan pimpinan politik di dunia untuk menjalankan reformasi ekonomi.
Selain itu, tekanan negatif datang dari Kepala IMF Christine Lagarde yang menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia untuk 2013 jadi 3,9 persen dari outlook sebelumnya 4,1 persen.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
BI Prediksi Ekonomi Dunia Tumbuh Melambat di 2024, Bagaimana dengan Indonesia?
Pasar keuangan yang tidak pasti diprediksi bisa memperlambat ekonomi dunia.
Baca SelengkapnyaGubernur BI Beberkan Penyebab Menguatnya Nilai Tukar Dolar AS, Buat Rupiah Tak Berdaya
Hal itu tercermin pada yield US Treasury yang meningkat sejalan dengan premi risiko jangka panjang dan inflasi yang masih di atas prakiraan pasar.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan, Ternyata Ini Alasannya
Perry mengatakan, keputusan mempertahankan suku bunga acuan ini untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah dari dampak tingginya ketidakpastian global.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Naik Lagi, Utang Luar Negeri Indonesia Kini Tembus Rp6.231 Triliun
Posisi ULN pada November 2023 juga dipengaruhi oleh faktor pelemahan mata uang dolar AS terhadap mayoritas mata uang global.
Baca SelengkapnyaMengungkap Alasan Bank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan di Februari 2024
Keputusan mempertahankan suku bunga acuan ini sejalan dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia Siapkan Uang Tunai Rp197 Triliun untuk Kebutuhan Ramadan dan Lebaran 2024
Rencananya pada lebaran tahun ini pengedaran uang akan dilakukan di 4.675 titik penukaran.
Baca SelengkapnyaRupiah Lebih Perkasa dari Ringgit Malaysia dan Baht Thailand, Ini Buktinya
Gubernur BI, Perry Warjiyo mengakui nilai tukar Rupiah masih tertekan oleh dolar AS.
Baca SelengkapnyaPemerintah Bayar Utang, Cadangan Devisa Januari 2024 Tersisa Rp2.275 Triliun
Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Januari 2024 mencapai USD145,1 miliar atau Rp2.275 triliun
Baca SelengkapnyaUtang Luar Negeri Indonesia Tembus Rp6.231 Triliun, Digunakan untuk Apa Saja?
Utang luar negeri pemerintah pada November 2023 sebesar USD 192,6 miliar atau tumbuh 6 persen (yoy), meningkat dari pertumbuhan bulan sebelumnya tiga persen.
Baca Selengkapnya