Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Ternyata, Perusahaan Baterai Mobil Listrik China Pencetak Miliarder Terbanyak Dunia

Ternyata, Perusahaan Baterai Mobil Listrik China Pencetak Miliarder Terbanyak Dunia Ilustrasi orang kaya. ©shutterstock.com/Minerva Studio

Merdeka.com - Valuasi perusahaan fantastis seperti raksasa teknologi Facebook dan Google tak menjamin berhasil menelurkan banyak miliarder dunia. Ternyata, produsen baterai mobil listrik asal China yang bisnisnya kian moncer beberapa tahun terakhir yang mampu melakukannya.

Dikutip dari Forbes, Jumat (7/5), Contemporary Amperex Technology yang lebih dikenal CATL, memiliki sembilan orang miliarder yang lahir dari dalam bisnisnya. Salah satunya bahkan masuk daftar 50 orang paling kaya sedunia.

Saham perusahaan, yang memasok baterai ke pembuat mobil listrik termasuk BMW, Volkswagen, dan Mercedes-Benz, telah melonjak lebih dari 150 persen pada tahun lalu karena permintaan untuk kendaraan listrik yang kian digandrungi.

Pendiri sekaligus CEO CATL, Robin Zeng yang berusia 52 tahun jadi pemilik kekayaan terbesar di antara delapan miliarder jebolan CATL lainnya. Zeng sekarang menjadi orang terkaya ke-47 di dunia, dengan nilai kekayaan USD 32,5 miliar atau sekitar Rp 469 triliun.

Nilai tersebut bertambah lebih dari tiga kali lipat, dibanding kekayaan USD 9,7 miliar yang dia miliki pada Maret 2020 ketika pandemi Covid-19 menghantam pasar. Zeng diketahui mengendalikan sekitar 25 persen saham perusahaan.

Selain Zeng, dua wakil kepala eksekutif CATL, Huang Shilin dan Li Ping juga turut melipat gandakan kekayaannya, yang masing-masing nilai kekayaannya secara berurutan USD 14,7 miliar atau sekitar Rp 212 triliun, dan USD 6,6 miliar atau sekitar Rp 95 triliun.

Masih ada pimpinan lainnya yang juga mendulang kekayaan. Diantaranya kepala bidang teknik dan produksi, Zhao Fenggang dengan nilai kekayaan USD 2,4 miliar atau sekitar Rp 34,6 triliun.

Kepala ilmuwan sekaligus wakil manajer umum, Wu Kai, kepala dewan pengawas, Wu Yingming dan Asisten Presiden, Chen Yuantai.

Masing-masing ketiga orang itu memiliki kakayaan secara berurutan, USD 2,3 miliar atau sekitar Rp 33,2 triliun, USD 1,9 miliar atau sekitar Rp 27,4 triliun dan USD 1,3 miliar atau sekitar Rp 18,7 triliun.

Selain orang dalam perusahaan, ada juga dua miliarder lainnya yang menambang kekayaan berkat investasinya saat perusahaan baru memulai bisnis beberapa tahun silam. Ada investor Pei Zhenhua, yang kekayaannya saat ini USD 8,5 miliar atau sekitar Rp 122,7 triliun.

Selain itu, satu lagi investor awal CATL yang meraup untung besar ialah Chen Qiongxiang, yang kekayaannya saat ini sekitar Rp 1,8 miliar atau sekitar Rp 25,9 triliun. Lima dari sembilan miliarder CATL tersebut baru bergabung di jajaran miliarder dunia tahun ini.

Jika diakumulasikan, jumlah kekayaan yang dihasilkan kesembilan orang tersebut bernilai USD 72 miliar atau sekitar Rp 1.039 triliun. Ini merupakan prestasi yang mengejutkan bagi perusahaan yang baru berusia satu dekade.

Kisah Zeng Memulai CATL

Robin Zeng merupakan seorang mantan insinyur di sebuah pabrik komponen elektronik. Ia pertama kali terjun ke bisnis ini dengan memulai sebagai produsen baterai lithium-ion bernama Amperex Technology Limited (ATL) pada tahun 1999.

Perusahaan ini mengkhususkan diri dalam membuat baterai isi ulang untuk barang-barang elektronik konsumsi, seperti ponsel dan laptop. ATL kabarnya juga memasok baterai untuk sejumlah produk Apple, seperti iPod, iPad, dan Macbook.

Setelahnya, barulah Zeng mendirikan CATL pada tahun 2011 sebagai spin-off ATL untuk fokus pada baterai otomotif. CATL kemudian mendapatkan kemitraan untuk memasok baterai ke BMW setahun kemudian.

Karena China semakin mengalihkan perhatiannya untuk mengembangkan industri energi bersih, CATL jadi salah satu perusahaan yang paling diuntungkan atas berbagai insentif dari pemerintah.

Mulai 2015, pemerintah China membuat daftar 50 perusahaan produsen barerai otomotif yang direkomendasikan, termasuk di dalamnya CATL.

Produsen mobil yang memasok baterai mereka dari daftar 50 perusahaan tadi, dinyatakan memenuhi syarat untuk mendapat subsidi pemerintah.

Ini membuat perusahaan lokal seperti CATL lebih diuntungkan, ketimbang produsen luar China seperti Samsung dan LG yang tidak masuk daftar ini.

Meski daftar ini kemudian dihapuskan mulai 2019 kemarin, CATL telah dengan cepat mendulang untung, bahkan setahun sebelum aturan itu dirilis, CATL telah berhasil melantai ke bursa efek Shenzen.

Kini, CATL secara agresif memperluas kemampuan manufaktur serta penelitian dan pengembangannya di tengah pasar mobil listrik China yang bergeliat.

Pada 2018, dari semua kendaraan listrik baru khusus penumpang yang dijual di seluruh dunia, 13 persen dari total kapasitas baterainya dipasok oleh CATL, menurut firma penelitian dan penasihat Adamas Intelligence.

Pada 2020, CATL menguasai 22 persen pasar global, setelah melipatgandakan total kapasitas baterai yang dipasang di mobil listrik baru. Hanya berada satu peringkat di bawah LG Energy Solutions, yang menguasai 28 persen pasar.

Indonesia Diprediksi jadi Produsen Baterai Mobil Listrik Terbesar Dunia

Indonesia diprediksi akan menjadi produsen baterai kendaraan listrik terbesar di dunia pada 2023 mendatang. Salah satu pendorongnya yaitu Indonesia akan membangun industri pengolahan dan pemurnian nikel di dalam negeri.

Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan mengatakan, saat ini proses hilirisasi nikel sudah berjalan, puncaknya Indonesia akan mengolah nikel menjadi baterai kendaraan listrik pada 2023.

"kita sudah sampai ke nikel metal, kita kejar sampai baterai 2023 kita masuk.‎ Jadi sedang kita kerjakan sekarang ini. Kita sudah masuk stainlesteel masuk carbon steel. Baterai 2023 ‎masuk," kata Luhut di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Jakarta, Selasa (10/12).

Menurut Luhut, kebutuhan baterai kendaraan listrik akan meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah pemakaian kendaraan listri‎k dan kebijakan Uni Eropa yang menghentikan penggunaan kendaraan berbahan bakar fosil pada 2025.

Kondisi ini harus menjadi peluang bagi Indonesia menguasai pasar baterai kendaraan listrik dunia, dengan menerapkan hilirisasi nikel untuk memproduksi baterai listrik di dalam negeri.

"Saya jalan keliling cari tau baterai lithium kapan selesai, dari pembicaraan saya dengan VW dengan Mercedes dengan BMW, korea, mereka bilang belum ada ‎15-20 tahun kedepan yang menggantikan efektifitas lithium baterai. Apa artinya kita harus cepat," tutur Luhut.

Luhut mengungkapkan, Indonesia memiliki keunggulan untuk menjadi produsen besar baterai kendaraan listrik, sebab sumber daya nikel yang dimiliki cukup banyak dan kondisi geografis Indonesia yang kepulauan membuat biaya angkut komoditas lebih murah, jika dibanding Australia yang memiliki potensi besar tetapi letaknya jauh berada di tengah pulau.

Dia melanjutkan, saat ini sudah ada investor yang akan membangun pabrik pengolahan bijih nikel kemudian secara bertahap ke arah baterai kendaraan listrik.

Jika produksi baterai kendaraan listrik sudah berjalan, maka Indonesia tidak lagi mengalami defisit neraca berjalan, sebab sudah dapat diatasi dengan ekspor baterai kendaraan listrik.

"Itu kan berdampak curent accountdefisit yang US$31miliar bisa kita kasih, jadi strategi kita tau dengan ekspor kita meningkat ekspor yang kita cepat adalah dengan ini," tandasnya.

Reporter: Abdul Azis SaidSumber: Liputan6

 

(mdk/bim)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Baterai Ukuran Mini ini Disebut Mampu Bertahan hingga 50 Tahun, Bahan Dasarnya dari Nuklir

Baterai Ukuran Mini ini Disebut Mampu Bertahan hingga 50 Tahun, Bahan Dasarnya dari Nuklir

Startup asal China telah meluncurkan baterai baru yang diklaim dapat menghasilkan listrik selama 50 tahun.

Baca Selengkapnya
China Bikin Baterai Nuklir Seukuran Koin, Bisa Tahan Sampai 50 Tahun

China Bikin Baterai Nuklir Seukuran Koin, Bisa Tahan Sampai 50 Tahun

Baterai ini diciptakan perusahaan start up, Betavolt.

Baca Selengkapnya
Perbedaan Baterai Mobil Listrik Jenis Nikel dan Lithium saat Ditusuk Benda Tajam, Hasilnya Mengejutkan

Perbedaan Baterai Mobil Listrik Jenis Nikel dan Lithium saat Ditusuk Benda Tajam, Hasilnya Mengejutkan

Ada perbedaan yang mencolok pada dua jenis baterai mobil listrik terkait keamanannya.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Menteri Bahlil Bantah Tom Lembong: Tesla Masih Gunakan Nikel untuk Baterai Mobil Listrik

Menteri Bahlil Bantah Tom Lembong: Tesla Masih Gunakan Nikel untuk Baterai Mobil Listrik

Tom Lembong mengatakan produsen mobil Tesla di China telah menggunakan LFP 100 persen dan tidak lagi menggunakan nikel.

Baca Selengkapnya
Kabar Baik Pengguna Mobil Listrik, Ngecas Baterai Cuma 5 Menit, Ini Solusinya

Kabar Baik Pengguna Mobil Listrik, Ngecas Baterai Cuma 5 Menit, Ini Solusinya

Lebih cepat dibandingkan baterai apa pun yang ada di pasaran saat ini, terutama jika menyangkut baterai kendaraan listrik.

Baca Selengkapnya
Produsen Mobil Listrik BYD Hingga Chery Bakal Investasi di Indonesia, Berapa Nilainya?

Produsen Mobil Listrik BYD Hingga Chery Bakal Investasi di Indonesia, Berapa Nilainya?

Saat ini, masing-masing perusahaan mobil listrik tersebut tengah melakukan kajian lebih lanjut.

Baca Selengkapnya
Terlahir Miskin dan Yatim Piatu, Pria ini Kini Jadi Orang Kaya Berkat Mobil Listrik sampai Bikin Elon Musk Khawatir

Terlahir Miskin dan Yatim Piatu, Pria ini Kini Jadi Orang Kaya Berkat Mobil Listrik sampai Bikin Elon Musk Khawatir

Ia dibesarkan oleh kakak-kakaknya setelah orang tuanya yang berprofesi petani meninggal dunia.

Baca Selengkapnya
Habiskan USD1,4 Miliar, Mobil Listrik Xiaomi Siap Bersaing dengan Tesla

Habiskan USD1,4 Miliar, Mobil Listrik Xiaomi Siap Bersaing dengan Tesla

Xiaomi dikabarkan sudah mendaftar izin penjualan mobil listrik pertamanya yang diberi nama SU7.

Baca Selengkapnya
Indonesia Simpan Harta Karun 1,2 Juta Hektare Tambang Nikel, Di mana Lokasinya?

Indonesia Simpan Harta Karun 1,2 Juta Hektare Tambang Nikel, Di mana Lokasinya?

Nikel saat ini jadi incaran dunia sebagai salah satu bahan baku pembentuk baterai kendaraan listrik.

Baca Selengkapnya