Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Terburuk di Asia, IHSG anjlok 4,6 persen Rupiah merosot 4 persen

Terburuk di Asia, IHSG anjlok 4,6 persen Rupiah merosot 4 persen Saham Anjlok. ©2013 Merdeka.com/arie basuki

Merdeka.com - Ekonom Bank DBS, Gundy Cahyadi mengatakan dalam satu bulan terakhir, ambruknya nilai tukar rupiah yang sempat menyentuh level Rp 12.000 per USD dan anjloknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di bawah level 5.000, tercatat sebagai yang terburuk di Asia.

Tercatat, sampai 8 Oktober 2014 IHSG turun 4,6 persen, lebih besar dibandingkan rata-rata penurunan saham di Asia yang hanya sebesar 3 persen.

"Adanya kekhawatiran dari pasar atas efektivitas dan kelancaran program pemerintah baru turut menjadi salah satu faktor penyebab turunnya kurs rupiah dan IHSG," ujarnya saat acara 'Press briefing Ekonomi Dalam Ancaman Sandera Politik' di Warung Daun Cikini, Jakarta, Kamis (16/10).

Kinerja Rupiah juga tak jauh berbeda dengan IHSG. Pergerakan Rupiah lebih buruk dibanding mata uang Asia lainnya. Penurunan kurs Rupiah terburuk kedua setelah Won (Korea Selatan). Tercatat, dalam satu bulan terakhir rupiah merosot hingga 4 persen.

"Padahal nilai tukar mata uang Asia lainnya rata-rata hanya menurun 2 persen," jelas dia.

Dia tidak membantah adanya sentimen dari pasar akan kondisi politik belakangan ini. Sentimen tersebut menjadi faktor merosotnya nilai tukar rupiah dan IHSG. Selain itu, ada pula faktor persoalan domestik, pasar saham dan pasar valas Indonesia juga dipengaruhi oleh situasi ekonomi global. Perlambatan pertumbuhan ekonomi dunia membuat investor lebih memilih sikap hati-hati. Apalagi, dolar Amerika menguat di tengah antisipasi zona Eropa dan Jepang yang akan melonggarkan kebijakan moneternya.

"Jadi situasi global juga ikut mempengaruhi pelemahan nilai mata uang dan saham di sebagian besar negara Asia, termasuk Indonesia. Malah mungkin ini merupakan faktor yang lebih signifikan," ungkapnya.

Untuk menghadapi tekanan ini, pemerintah baru perlu didorong melakukan reformasi ekonomi. Semua perubahan tersebut bisa dilakukan apabila ada perbaikan yang diciptakan terutama dalam peraturan dan perundang-undangan.

"Persoalan yang harus diselesaikan adalah masalah defisit transaksi berjalan. Dengan inflasi yang relatif rendah, diperlukan adanya kebijakan moneter. Sehingga penurunan suku bunga dipandang penting untuk mengejar pertumbuhan ekonomi," ucapnya.

(mdk/noe)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kinerja IHSG Terbaik Kedua di ASEAN, Kalah dari Vietnam

Kinerja IHSG Terbaik Kedua di ASEAN, Kalah dari Vietnam

Nilai kapitalisasi pasar IHSG pada Desember 2023 lalu menyentuh Rp11.674 triliun.

Baca Selengkapnya
Anies-Cak Imin Janji Ekonomi Hijau Jadi Tulang Punggung Ekonomi Indonesia, Begini Strateginya

Anies-Cak Imin Janji Ekonomi Hijau Jadi Tulang Punggung Ekonomi Indonesia, Begini Strateginya

Hal itu bakal diwujudkan jika mereka berhasil menang di Pilpres 2024 mendatang.

Baca Selengkapnya
Pembelian Sempat Dibatasi, Bolehkah Kampanye dengan Beras SPHP?

Pembelian Sempat Dibatasi, Bolehkah Kampanye dengan Beras SPHP?

Beras SPHP merupakan beras yang dikelola pemerintah dengan harga ekonomis namun kualitas premium.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Pemerintah Perpanjang Bantuan Sosial Tambahan Hingga Juni

Pemerintah Perpanjang Bantuan Sosial Tambahan Hingga Juni

Pemerintah sedang mencari formula terkait kenaikan harga beras di pasaran.

Baca Selengkapnya
ADB Ingatkan Kenaikan Harga Beras Bisa Ganggu Perekonomian di Asia-Pasifik

ADB Ingatkan Kenaikan Harga Beras Bisa Ganggu Perekonomian di Asia-Pasifik

ADB mengingatkan kenaikan harga beras bisa mengganggu perekonomian Asia-Pasifik yang diramal mampu tumbuh 4,9 persen di 2024.

Baca Selengkapnya
Airlangga Bantah Kenaikan Harga Beras Akibat Bansos Pangan, Ini Alasannya

Airlangga Bantah Kenaikan Harga Beras Akibat Bansos Pangan, Ini Alasannya

Program bansos pangan berupa beras ini sudah dijalankan pemerintahan Jokowi sejak tahun 2023 lalu.

Baca Selengkapnya
Investasi Mulai Mengalir ke Indonesia, Investor Pantau Hal Ini Usai Pemilu 2024

Investasi Mulai Mengalir ke Indonesia, Investor Pantau Hal Ini Usai Pemilu 2024

Saat ini investor cenderung memperhatikan arah kebijakan, kemungkinan perubahan-perubahan di sisi pemerintah yang akan mempengaruhi bisnis.

Baca Selengkapnya
Pengembangan Ekonomi Hijau di Indonesia Belum Menggiurkan Buat Investor

Pengembangan Ekonomi Hijau di Indonesia Belum Menggiurkan Buat Investor

Ekonomi hijau dinilai sebagai solusi dari sistem ekonomi eksploitatif yang selama ini cenderung merusak lingkungan.

Baca Selengkapnya
Pemerintah Bantah Kenaikan Harga dan Kelangkaan Beras Akibat Program Bansos Pangan, Begini Penjelasannya

Pemerintah Bantah Kenaikan Harga dan Kelangkaan Beras Akibat Program Bansos Pangan, Begini Penjelasannya

Pemerintah membantah kenaikan harga dan kelangkaan beras karena program bansos pangan yang aktif dibagikan belakangan ini.

Baca Selengkapnya