Tarik investor asing jadi alasan BI revisi jangka waktu SBI
Merdeka.com - Bank Indonesia menilai kondisi ekonomi yang masih diliputi ketidakpastian menjadi alasan bank sentral tidak hanya menelurkan beberapa instrumen moneter, tetapi juga merelaksasi aturan yang telah berlaku sebelumnya.
Salah satu instrumen anyar yang dikeluarkan BI adalah Sertifikat Deposito Bank Indonesia (SDBI) di mana lelang perdana yang dilaksanakan pada 29 Agustus 2013 lalu berhasil menyerap likuiditas sebanyak Rp 4,98 triliun atau 1,99 kali dari target yang ditetapkan BI di awal.
Instrumen ini tidak diperbolehkan untuk dimiliki oleh asing dan Bank Indonesia juga akan memperhitungkan SDBI sebagai komponen Giro Wajib Minimum (GWM) Sekunder dari perbankan.
"SDBI peminatnya besar, tapi kalau berapa (target likuiditas yang diserap) itu selalu berubah, jadi memang benar-benar untuk pengelolaan likuiditas," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Difi Ahmad Johansyah di Gedung Bank Indonesia, Rabu (11/9).
Sementara aturan yang direlaksasi BI salah satunya adalah jangka waktu Sertifikat Bank Indonesia (SBI) yang semula enam bulan menjadi satu bulan, dengan harapan investasi asing bisa tetap masuk ke Indonesia kendati kondisi perekonomian global masih menghadapi turbulensi.
"Sebenarnya ada indikasi, para investor (asing) tahu ada relaksasi holding period itu mereka sudah siap masuk ke SBI," ungkap Difi.
Oleh sebab itu, BI tidak hanya merelaksasi jangka waktunya melainkan juga meningkatkan frekuensi lelang SBI dari semula hanya satu kali dalam sebulan, menjadi dua kali dalam sebulan.
Difi menambahkan bahwa pada 2010, BI menetapkan jangka waktu SBI adalah enam bulan dengan melihat kondisi derasnya arus modal asing (capital inflow) yang masuk ke Indonesia dan memperkuat nilai tukar Rupiah terhadap USD.
"Kita tidak mau kehilangan kendali, yang likuiditas itu kita kandangain di lokal tidak boleh diperdagangkan. Banyak yang masuk ke perbankan dan BI, kalau tidak kita kandangin akan inflasi. Kita kandangin selama 6 bulan gak bisa diapa-apain. Sekarang beda, ada tekanan Rupiah, sehingga aturan diperlonggar," tutup Difi.
(mdk/bmo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Calon Investor Arab Saudi Mau Caplok 20 Persen Saham BSI
Masuknya tambahan modal akan berdampak positif kepada para pemegang saham.
Baca SelengkapnyaMenteri Bahlil: Ada Investor Asing Masuk IKN Bawa Uang Rp50 Triliun
Pemerintah akan membuka investasi untuk asing di IKN pada tahap kedua.
Baca SelengkapnyaTerima Banyak Keluhan dari Investor soal Kecepatan Investasi di IKN, Ini Arahan Jokowi ke Para Menteri
Jokowi juga memerintahkan agar status lahan bagi investor segera ditetapkan dan diperjelas. Basuki menuturkan Jokowi akan memonitor arahan-arahan tersebut.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pemilu Satu Putaran Dinilai Berdampak Baik ke Investasi, Ini Alasannya
Pemilu 2024 akan diselenggarakan secara serentak pada Rabu, 14 Februari 2024.
Baca SelengkapnyaInvestasi Mulai Mengalir ke Indonesia, Investor Pantau Hal Ini Usai Pemilu 2024
Saat ini investor cenderung memperhatikan arah kebijakan, kemungkinan perubahan-perubahan di sisi pemerintah yang akan mempengaruhi bisnis.
Baca SelengkapnyaBebas Finansial Tak Lagi Mimpi, Wujudkan Bersama BRI Prioritas
Selagi ada sumber daya dan tekad yang kuat untuk mencapainya, kebebasan finansial sangat mungkin untuk diraih lebih cepat.
Baca SelengkapnyaPerkuat SDM, Pemkab Taliabu Gelar Bimtek Penatausahaan Keuangan Berbasis SPID
Aliong Mus pun mengucapkan rasa terima kasih kepada narasumber atas kesediaanya memberikan materi
Baca SelengkapnyaBSI Siapkan Uang Tunai Rp45 Triliun untuk Penukaran Uang Baru
Bank Syariah Indonesia menyiapkan dana Rp45 triliun untuk kebutuhan nasabah selama bulan Ramadan hingga lebaran.
Baca SelengkapnyaLibur Panjang Isra Mi'raj dan Imlek, Cek Jadwal Operasional Bank BCA yang Masih Buka di Sini
Penyesuaian ini mengikuti jadwal libur dan cuti bersama yang telah ditetapkan pemerintah
Baca Selengkapnya