Tambang emas rakyat di Sumbawa bisa raup Rp 300 juta per 3 pekan
Merdeka.com - Satu diantara kekayaan alam di NTB yang jadi incaran pengusaha dan rakyat di sana adalah emas. Penambangan emas, dijadikan masyarakat Sumbawa Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat sebagai mata pencaharian.
Salah satu penambang emas rakyat tersebut adalah Rusli. Bermodal Rp 150 juta, Rusli sudah bisa mendapatkan emas di bebatuan yang nilainya terkadang mencapai Rp 300 juta per 3 minggu atau 21 hari. Namun untuk mengambil dan mengolah bebatuan ini, Rusli mengakui tidak punya izin.
"Enggaklah (urus izin), tinggal beli (alat) pasang selesai. Pasokan (bebatuan) kami beli dan ada penambang juga," ucap Rusli di tempat pengolahannya di Sumbawa Barat, Jumat (21/11).
Rusli menyebut, modal usaha sebesar Rp 150 juta bisa balik dalam 3 bulan jika aktivitas pengolahan bebatuan berjalan seperti biasa. Namun ketika menemukan kandungan emas yang banyak, maka ratusan juta bisa kantong dalam hitungan minggu.
"Modal 150 juta, dan paling lama satu tahun balik modal. Biasanya 6 bulan baliklah bahkan 3 bulan. Saya bisa beli mobil sudah. Kalau itu rejeki 3 bulan balik," katanya.
Saat ini Rusli mempunyai dua karyawan yang membantu operasional. Dia mengakui, karyawan ini masih kurang untuk menjalankan mesin pengolahan serta melakukan pemanasan kandungan emas.
Pengeluaran pengolahan emas sendiri tidak begitu banyak. Pengeluaran paling besar adalah biaya solar menjalankan diesel sebesar Rp 3,5 juta per bulan. Kemudian, pengeluaran untuk membeli air raksa atau merkuri sebesar Rp 1,5 juta serta makan karyawan sebesar 1,8 juta per bulan.
Pengeluaran ini sangat kecil jika dibandingkan hasil yang didapat. "Sehari semalam kalau lagi rejeki bisa dapat Rp 3 juta sampai Rp 4 juta itu 10 sampai 11 gram. Perbulan kita dapat bersih rata rata Rp 30-an juta," katanya.
(mdk/arr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dua pengendara sepeda motor tewas setelah terjatuh akibat BBM solar yang tumpah di Jalan Mr Wuryanto atau tikungan Pengkol, Gunungpati, Semarang, Kamis (29/2).
Baca SelengkapnyaAmran menyebutkan untuk penebusan solar bersubsidi, petani cukup menggunakan tanda tangan kepala desa.
Baca SelengkapnyaCara mengurangi pengeluaran bulanan bisa dimulai dengan menghemat pemakaian energi listrik. Ini tipsnya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Istalasi itu dibangun di sebuah rumah tua berusia 200 tahun
Baca SelengkapnyaPanel surya menjadi energi alternatif yang ramah lingkungan.
Baca SelengkapnyaIndikatornya antara lain adalah Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang mencapai Rp 700 Miliar.
Baca SelengkapnyaUntuk mengumpulkan lebih banyak sampah plastik dan menjangkau lebih banyak pengepul, RBU telah memiliki satelit atau cabang.
Baca SelengkapnyaSule blak-blakan mengenai biaya operasional setiap bulan yang harus dikeluarkan olehnya untuk urusan rumah.
Baca SelengkapnyaWalaupun letaknya tidak jauh dari Atambua ibu kota Kabupaten Belu, namun dusun ini belum menikmati infrastruktur jalan, air bersih apalagi listrik.
Baca Selengkapnya