Merdeka.com - Seorang strategis dalam pengambil keputusan yang juga merupakan penulis dari buku "How to Decide: Simple Tools for Making Better Choices", Annie Duke menyatakan bahwa 'berhenti sejenak dalam beraktivitas' bisa menjadi salah satu solusi tepat dalam pengambilan keputusan.

Sebagai mantan pemain poker yang telah menghasilkan USD 4 Juta, Annie terbilang ahli dalam memperhitungkan segala pilihan.

"Ada kalimat bahwa pemenang tidak pernah berhenti dan yang menyerah tidak pernah menang. Bagiku, itu kurang tepat dijadikan acuan ke segala situasi. Seperti halnya dalam merokok. Orang yang berhenti merokok akan cenderung 'menang' dalam segi kesehatan ketimbang yang memilih untuk terus-terusan," ucapnya pada CNBC Make-It.

Menurut Annie, pandemi merupakan salah satu situasi dengan tingkat ketidakpastian yang tinggi. Sehingga, dengan 'berhenti' ini sendiri, diharapkan orang tersebut bisa berkembang ke arah yang lebih luas. Lantas, bagaimana agar pilihan untuk berhenti bisa menjadi opsi yang bijaksana?

"Kalau Anda dihadapi dengan dua pilihan yang membingungkan, maka pilih opsi yang lebih mudah untuk kamu hentikan. Pilihan untuk berhenti ini akan melahirkan fleksibilitas terhadap dirimu sendiri dalam mempelajari hal-hal yang lebih baru," katanya.

Hal ini senada dengan apa yang dikatakan Career Realism bahwa beberapa pegawai tercatat memilih untuk berhenti kerja untuk mendirikan bisnisnya sendiri. Hal ini dikarenakan membuat bisnis sendiri tidak harus menuruti wewenang dari orang lain, adanya fleksibilitas waktu, dan berpotensi untuk meraup penghasilan yang besar.

Namun demikian, jika pilihan awal tidak sesuai dengan harapan, maka tidak apa-apa untuk tidak memaksakan diri melanjutkannya. "Berhenti tidak apa-apa. Apalagi sekarang ini, pandemi yang 'mengamuk' betul-betul menambah ketidakpastian," ujar Annie.

Salah satu kasus yang nyata terjadi adalah tutupnya banyak UMKM dan usaha-usaha kecil lantaran tidak kuat menghadapi dampak besar dari pandemi. "Kamu tidak bisa hanya diam dan menunggu. Seorang pebisnis tidak bisa tidak memutuskan apa-apa. Tapi keputusan berhenti bisa menjadi salah satu keputusan yang diambil," tambah Annie.

Risiko

Adapun, sebelum memutuskan untuk berhenti, ada baiknya pebisnis mempertimbangkan terlebih dahulu risiko dari berhenti tersebut. Melalui pertimbangan risiko, pebisnis dapat lebih mudah memilih prioritasnya jika sewaktu-waktu harus berubah pikiran lagi di kemudian hari.

"Misalnya, saat pandemi, Anda memilih untuk mengurangi gaji karyawan. Dengan begini, bisnismu bisa lebih bertahan dengan kas yang ada. Lalu, lewat bisnis yang masih pelan-pelan dibangun, Anda nantinya bisa membayar kompensasi karyawan saat pandmei selesai," ungkapnya.

Namun, berbeda jika Anda buru-buru menghentikan segala karyawan yang ada. "Berarti nanti Anda harus kembali mencari karyawan baru, menerima ketidakpastian kembali dan menanggung biaya perekrutan yang mungkin saya lebih tinggi," kata Annie.

Oleh karena itu, harus dipastikan bahwa pebisnis berhenti di saat yang seharusnya. Dari 'berhenti' tersebut, lihat apakah ada peluang lebih lanjut yang bisa ditingkatkan.

"Cara yang paling akurta dalam berhenti adalah berani mengambil risiko, mengabaikan apa yangs edang dijalani, dan banting stir dengan apa keinginanmu. Yang pastinya, dengan klarifikasi lebih dulu, seberapa stabil keadaan keuanganmu?" tutup Annie.

Reporter Magang: Theniarti Ailin