Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Tak hanya di RI, warga dunia turut tolak pasar bebas buatan AS

Tak hanya di RI, warga dunia turut tolak pasar bebas buatan AS Ilustrasi Demo. ©2015 Merdeka.com

Merdeka.com - Ratusan demonstran turun ke jalanan di Auckland, Selandia Baru hari ini untuk memprotes penandatanganan perjanjian Trans Pasific Partnership (TPP) atau perdagangan bebas buatan Amerika Serikat. Sejauh ini belum ada demonstran yang ditahan pihak kepolisian.

Dilansir dari CNN Money, Kamis (4/2), penandatanganan TPP oleh para pejabat sejumlah negara dunia dilakukan usai perjanjian ini disepakati pada Oktober lalu. Kesepakatan ini membentuk zona pasar bebas diantara 12 negara Pasifik yang menguasai 40 persen ekonomi dunia.

Negosiasi ini membutuhkan waktu bertahun-tahun. Salah satu faktor penghambatnya ialah pemerintah negara-negara tersebut menghadapi proses politik yang cukup pelik.

Sebagai contoh, perusahaan dan petani Jepang khawatir merugi jika impor produk-produk Amerika masuk ke negara mereka. Di Australia, sejumlah pihak mengkhawatirkan naiknya harga obat-obatan usai program ini berjalan.

Di Amerika Serikat sendiri ternyata tak semua satu suara. Penolakan datang dari mereka yang khawatir produknya kalah bersaing dengan produk dari negara yang memiliki tenaga kerja murah.

Agar tidak memperkeruh suasana, negosiasi dagang dilakukan tertutup. Bahkan, naskah awal perjanjian tidak diumumkan ke masyarakat sebab pemimpin negara-negara tersebut tidak ingin detail perjanjian bocor sebelum kesepakatan tercapai.

Perjanjian pasar bebas ini diyakini akan mempertegas pengaruh Amerika Serikat di kawasan Pasifik. Selain itu, memberi AS kekuatan untuk mengatur perdagangan di Asia.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo ( Jokowi) meminta seluruh masyarakat Indonesia untuk tidak takut berkompetisi dalam setiap persaingan ekonomi global. Sehingga, keputusannya bergabung ke pasar bebas Amerika Serikat (AS) atau Trans Pacific Partnership (TPP) dimaksudkan untuk mengejar ketinggalan dalam perekonomian.

"Jangan takut berkompetisi dengan negara yang lain. Saya sampaikan ke menteri, gubernur, walikota, bupati bahwa visi kita ke depan adalah visi kompetisi. Sehingga kita harus berani tidak boleh ada kata yang lain. Bukan saatnya bilang 'jangan tahun ini, nanti saja'. Tidak boleh menolak dan bilang tidak mau," kata Jokowi dalam Kompas 100 CEO di Jakarta Convention Center (JCC).

Jokowi menambahkan, kerjasama tersebut memang memiliki tantangan yang besar. Namun, kata dia, Indonesia memiliki potensi untuk bisa bersaing dengan negara-negara lain.

"Saya juga menyampaikan, kepala-kepala negara yang lain mengatakan ke saya kalau mereka takut dengan Indonesia. Kalau kita yang takut ke mereka, justru keliru. Kita disini ragu dan takut, malah mereka yang justru juga takut sama kita," kata dia.

Dengan demikian, lanjut Jokowi, Indonesia tidak perlu takut akan adanya kerjasama yang lebih luas. Sehingga, untuk menciptakan fleksibilitas ekonomi kita yang lebih baik, Indonesia harus memiliki kunci persaingan, kompetisi, efisiensi, dan kemudahan dalam membuat aturan.

"Yang paling penting identifikasi produk-produk yang efisien, yang bagus, yang punya daya saing. Yang belum baik maka harus kita perbaiki," pungkas dia.

(mdk/bim)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
15 Pasar Jalanan Tertua di Dunia, Ada yang Sudah Berdiri Ribuan Tahun Lalu

15 Pasar Jalanan Tertua di Dunia, Ada yang Sudah Berdiri Ribuan Tahun Lalu

Banyak sekali pasar jalanan di seluruh penjuru dunia yang sudah berdiri sejak ribuan tahun lalu. Yuk, simak pasar jalanan apa saja yang paling tua di dunia!

Baca Selengkapnya
Cara Negara Beri Keistimewaan Perusahaan Lokal Agar Punya Daya Saing di Pasar Global

Cara Negara Beri Keistimewaan Perusahaan Lokal Agar Punya Daya Saing di Pasar Global

Barang yang diimpor mendapatkan penangguhan bea masuk

Baca Selengkapnya
Doa agar Warung Ramai Pembeli, Begini Bacaan Penuh Berkahnya yang Harus Dipanjatkan

Doa agar Warung Ramai Pembeli, Begini Bacaan Penuh Berkahnya yang Harus Dipanjatkan

Doa agar Warung Ramai Pembeli, Begini Bacaan Penuh Berkahnya yang Harus Dipanjatkan

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
2 Tahun Rintis Bisnis, Perempuan Ini Terpaksa Kembali Mulai dari 0 Lantaran Usahanya Terdampak Banjir

2 Tahun Rintis Bisnis, Perempuan Ini Terpaksa Kembali Mulai dari 0 Lantaran Usahanya Terdampak Banjir

Air yang semula semata kaki langsung berubah hingga sepinggang orang dewasa

Baca Selengkapnya
Lama Tak Muncul di Publik, Ternyata Mantan Menteri BUMN Jadi Tukang Batu dan Gali Parit

Lama Tak Muncul di Publik, Ternyata Mantan Menteri BUMN Jadi Tukang Batu dan Gali Parit

Mantan orang nomor satu di BUMN kini alih profesi jadi tukang batu dan gali parit. Siapa sosoknya?

Baca Selengkapnya
Dagangan Tak Laku Sama Sekali, Pasangan Paruh Baya Ini Menangis Haru saat Ada Pembeli Borong Jualannya

Dagangan Tak Laku Sama Sekali, Pasangan Paruh Baya Ini Menangis Haru saat Ada Pembeli Borong Jualannya

Setiap orang memiliki besaran rezekinya masing-masing.

Baca Selengkapnya
Pasca Pembangunan IKN Nusantara, Rp300 Triliun Aset Pemerintah di Jakarta Dilelang ke Swasta

Pasca Pembangunan IKN Nusantara, Rp300 Triliun Aset Pemerintah di Jakarta Dilelang ke Swasta

Pemerintah pusat akan meninggalkan sejumlah aset barang milik negara (BMN) senilai Rp 1.640 triliun di DKI Jakarta.

Baca Selengkapnya
Ketahui Daftar Barang Impor yang Diizinkan Masuk Bea Cukai

Ketahui Daftar Barang Impor yang Diizinkan Masuk Bea Cukai

Pemerintah ingin memastikan agar masyarakat tidak melakukan hal ini setibanya pulang dari luar negeri dengan barang impor.

Baca Selengkapnya
Salurkan Bantuan Ratusan Juta, Dirut Pupuk Kaltim: Dukungan Masyarakat Penting untuk Aktivitas Bisnis

Salurkan Bantuan Ratusan Juta, Dirut Pupuk Kaltim: Dukungan Masyarakat Penting untuk Aktivitas Bisnis

Salurkan Bantuan Ratusan Juta, Dirut Pupuk Kaltim: Dukungan Masyarakat Penting untuk Aktivitas Bisnis

Baca Selengkapnya