Survei SRMC: Investasi Asing Berdampak Negatif ke Ekonomi RI
Merdeka.com - Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) merilis hasil survei terbaru soal pendapat masyarakat Indonesia mengenai investasi baik asing maupun dalam negeri, utamanya di tengah pandemi saat ini. Di mana sebagian besar masyarakat menilai investasi asing berdampak buruk ke ekonomi Indonesia.
Survei dilakukan pada rentang waktu 29 Juli hingga 1 Agustus 2020 dengan mengambil sampel sebanyak 1.203 responden secara acak via telepon. Hasilnya, 54 persen responden menilai, banyaknya pengusaha asing yang masuk dan membangun pabrik atau membuka usaha di Indonesia bukan merupakan kondisi yang baik.
"Yang setuju hanya 37 persen," ujar peneliti SMRC Saidiman Ahmad dalam webinar, Minggu (9/8).
Saidiman menjelaskan, secara rinci, terdapat 3 variabel asal negara investor. yang ditetapkan dalam penelitian ini. Sebanyak 70 persen responden menganggap investasi dari China berdampak negatif, sementara untuk Malaysia, angkanya sebesar 67 persen.
Sedangkan, 41 persen responden menyambut positif investasi asing dari Jepang dan menilai hal itu akan berdampak baik untuk ekonomi Indonesia.
Kemudian dikaitkan dengan pengesahan RUU Cipta Kerja, sebanyak 42 persen responden setuju hal tersebut akan membuat banyak pengusaha asing membuka lapangan kerja di Indonesia. Dari jumlah yang setuju tersebut, 67 persennya menganggap hal itu baik untuk ekonomi Indonesia.
Dalam kasus tiga negara (Jepang, China, Malaysia), investor dari Jepang dinilai membawa dampak yang lebih positif dibandingkan investor dari China dan Malaysia, dengan hasil survei sebesar 72 persen dari responden yang setuju.
Sementara dari perspektif tenaga kerja, 32 hingga 36 persen responden percaya bahwa dengan dibukanya keran investasi dari 3 negara tersebut, maka tenaga kerja asing akan semakin banyak. Sebagian besar menilai, hal itu berdampak negatif untuk ekonomi.
"Sikap warga atas investasi asing nampak berkaitan dengan tingkat pendidikan dan kondisi ekonomi. Semakin tinggi pendidikan, semakin positif penilaiannya. Semakin buruk kondisi ekonomi, penilaiannya semakin positif karena berharap ada lapangan kerja yang dibuka oleh investor tersebut," jelas Saidiman.
Sentimen publik yang negatif ini, menurutnya, dinilai menjadi cerminan bahwa masyarakat tidak siap dengan persiangan tenaga kerja global serta bisa menghambat ketertarikan investor untuk menanamkan modal di Indonesia.
"Sentimen publik yang kurang positif terhadap investasi dari luar dan keterbukaan terhadap tenaga kerja global bisa menghambat ketertarikan investor untuk berinvestasi di Indonesia," ujar Saidiman.
Reporter: Athika Rahma
Sumber: Liputan6.com
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Investasi Mulai Mengalir ke Indonesia, Investor Pantau Hal Ini Usai Pemilu 2024
Saat ini investor cenderung memperhatikan arah kebijakan, kemungkinan perubahan-perubahan di sisi pemerintah yang akan mempengaruhi bisnis.
Baca SelengkapnyaPatut Dicoba, Begini Resolusi Investasi 2024 untuk Masyarakat Berusia 18-35 Tahun
Masyarakat Indonesia diajak dan diingatkan untuk konsisten dan bijaksana dalam membuat Keputusan investasi.
Baca SelengkapnyaMenteri Bahlil: Ada Investor Asing Masuk IKN Bawa Uang Rp50 Triliun
Pemerintah akan membuka investasi untuk asing di IKN pada tahap kedua.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Didorong Konsumsi Pemilu, Ekonomi Indonesia Diprediksi Tumbuh 5,5 Persen di 2024
penyelenggaraan pesta demokrasi memberi dampak positif terhadap perekonomian nasional.
Baca SelengkapnyaHasil Survei Ungkap Banyak Orang Indonesia Tak Siapkan Rencana Keuangan Masa Depan, Apa Solusinya?
Sebanyak 15 persen responden dengan pendapatan tinggi mengaku bahwa seringkali pengeluarannya melebihi anggaran bulanan.
Baca SelengkapnyaIndikator: Kondisi Ekonomi Nasional Memburuk Pasca-Pemilu, Tak Ada Selebrasi Buat Paslon Yang Menang
Survei Indikator ini dilakukan pada tanggal 18-21 Februari 2024 kemarin dengan wawancara dengan responden melalui sambungan telepon.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani Pede Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,2 Persen di 2024
Proyeksi pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen itu didorong oleh penyelenggaraan pemilu secara serentak 2024.
Baca SelengkapnyaPengembangan Ekonomi Hijau di Indonesia Belum Menggiurkan Buat Investor
Ekonomi hijau dinilai sebagai solusi dari sistem ekonomi eksploitatif yang selama ini cenderung merusak lingkungan.
Baca SelengkapnyaIndonesia Tak Alami Deindustrialisasi, Ini Buktinya
Kontribusi tersebut diharapkan bisa menjadi modal utama untuk menarik lebih banyak investasi asing dengan tujuan dapat meningkatkan ekspor.
Baca Selengkapnya