Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Survei: Dalam beli properti, masyarakat lebih pentingkan kenyamanan dibanding harga

Survei: Dalam beli properti, masyarakat lebih pentingkan kenyamanan dibanding harga Perumahan. ©2017 Merdeka.com

Merdeka.com - Rumah.com sebagai pemimpin pasar properti online di Indonesia mengambil peran aktif untuk mengetahui kondisi terkini industri properti di Indonesia. Salah satunya dengan menggelar survei Rumah.com Property Affordability Sentiment Index H1-2018 yang ditujukan untuk mengetahui respons pasar dari sisi permintaan sekaligus untuk menciptakan transparansi informasi untuk konsumen.

Survei Rumah.com Property Affordability Sentiment Index H1-2018 menunjukkan bahwa masyarakat lebih mengutamakan kualitas hidup, sebelum mempertimbangkan harga dalam membeli rumah. Survei yang diselenggarakan Rumah.com bersama lembaga riset Intuit asal Singapura ini menunjukkan bahwa lokasi masih menjadi pertimbangan mayoritas responden saat diminta menyebutkan sejumlah faktor yang menjadi pertimbangan dalam membeli rumah.

Sebanyak 92 persen responden mencantumkan 'lokasi' sebagai salah satu faktornya, sementara ada 75 persen mencantumkan faktor 'keamanan' dan 72 persen mencantumkan 'mudah dijangkau transportasi umum'. Sedangkan 'harga properti' berada di urutan kelima yaitu sebanyak 60 persen responden mencantumkannya, bahkan masih berada di bawah 'infrastruktur dan fasilitas umum' yang berada di urutan keempat dengan 65 persen responden.

Urutan lima besar faktor penentu keputusan mengambil properti ini tidak berubah dibandingkan semester sebelumnya. Namun, yang menarik, faktor 'ukuran rumah' yang pada semester lalu berada di urutan keenam kini bergeser ke urutan ke delapan dengan 55 persen responden. Sebaliknya, 'jarak menuju transportasi massal' naik dari urutan ketujuh menjadi urutan keenam dengan 59 persen responden.

Head of Marketing Rumah.com, Ike Hamdan menyatakan bahwa keputusan membeli rumah perlu didasari dengan pertimbangan jangka panjang. Hal ini terkait jumlah uang yang besar serta banyaknya pihak yang harus dikelola kepentingannya saat memilih sebuah tempat tinggal.

"Oleh karena itu, meski harga adalah faktor penting, lokasi, keamanan, akses, dan fasilitas di sekitar menjadi jauh lebih penting. Harapannya, hunian yang ditinggali bisa mendukung kebutuhan hidup mereka, mulai dari kebutuhan sehari-hari, kesejahteraan dan kesehatan keluarga, pendidikan anak, hingga kemudahan menjangkau tempat kerja," katanya seperti dikutip dari siaran pers di Jakarta, Selasa (27/2).

Terkait kaum milenial yang rata-rata merupakan pembeli rumah pertama kalinya, di mana kemampuan finansialnya relatif baru beranjak, mereka juga tidak menjadikan harga sebagai pertimbangan utama. Sebanyak 94 persen milenial (21-39 tahun) memilih lokasi sebagai salah satu faktornya, sementara yang mempertimbangkan 'harga properti' sebesar 60 persen.

Dari segi pemasukan, responden dengan kategori penghasilan rendah (di bawah Rp 7 juta) pun hanya 58 persen yang mencantumkan 'harga properti' sebagai faktor pengambilan keputusan sebelum membeli properti. Faktor-faktor tersebut disikapi pengembang dengan menambah suplai apartemen, demi mengutamakan lokasi yang diidamkan pencari hunian.

Sementara itu Rumah.com Property Index menunjukkan bahwa suplai apartemen DKI Jakarta meningkat dalam setahun terakhir. Suplai properti mengalami peningkatan sebesar 28,7 persen pada kuartal keempat 2017 dibandingkan kuartal keempat 2016. Sedangkan jika dibandingkan dengan kuartal sebelumnya, suplai apartemen DKI Jakarta pada kuartal keempat 2017 naik sebesar 3,8 persen.

Data Rumah.com Property Index ini memiliki akurasi yang cukup tinggi untuk mengetahui dinamika yang terjadi di pasar properti di Indonesia, karena merupakan hasil analisis dari 400.000 listing properti dijual dan disewa dari seluruh Indonesia, dengan lebih dari 17 juta halaman yang dikunjungi setiap bulan dan diakses oleh lebih dari 5,5 juta pencari properti setiap bulannya.

Country Manager Rumah.com, Marine Novita menjelaskan bahwa pengembang tak ragu lagi untuk membangun apartemen di DKI Jakarta. Mereka mengincar konsumen pekerja di Jakarta, yang mengincar hunian yang dekat dengan tempat kerja.

"Membeli rumah di pinggiran kota memiliki konsekuensi lamanya waktu tempuh perjalanan pergi pulang ke tempat kerja. Mereka bisa menghabiskan waktu 2-4 jam perjalanan setiap harinya jika menggunakan mobil pribadi. Maka dari itu, yang menjadi incaran adalah apartemen di tengah kota, atau rumah tapak di pinggiran kota namun dekat dengan akses transportasi umum seperti KRL commuter line," katanya.

Mencari rumah bukanlah keputusan yang mudah diambil, namun Rumah.com menyediakan beragam fitur yang dapat membantu konsumen mengambil keputusan dengan lebih percaya diri. Salah satunya fiturnya, Project Review, memberikan ulasan mendalam mengenai ratusan properti di berbagai tempat.

"Melalui Project Review, Anda bisa mengetahui fasilitas yang ada di sekitar hunian, jarak menuju fasilitas-fasilitas umum, pintu tol, hingga stasiun KRL terdekat," pungkas Marine.

(mdk/idr)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Survei BI: Penjualan Properti di Akhir Tahun 2023 Meningkat

Survei BI: Penjualan Properti di Akhir Tahun 2023 Meningkat

Penjualan properti residensial triwulan IV-2023 tercatat meningkat 3,37 persen (yoy).

Baca Selengkapnya
Investasi Properti Susah Dijual, Masyarakat Indonesia Masih Pilih Simpan Emas

Investasi Properti Susah Dijual, Masyarakat Indonesia Masih Pilih Simpan Emas

Banyak masyarakat Indonesia yang memilih berinvestasi pada emas di tengah gempuran beragam pilihan investasi lain.

Baca Selengkapnya
Dirut BTN Prediksi Sektor Properti Tumbuh 12 Persen di 2024, Ini Sederet Faktor Pemicunya

Dirut BTN Prediksi Sektor Properti Tumbuh 12 Persen di 2024, Ini Sederet Faktor Pemicunya

Sektor properi didorong pelonggaran rasio LTV/FTV Kredit/Pembiayaan Properti menjadi maksimal 100 persen untuk semua jenis properti.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Insentif Pajak Dongkrak Pembelian Properti, Kenaikan Suku Bunga Geser Tren KPR

Insentif Pajak Dongkrak Pembelian Properti, Kenaikan Suku Bunga Geser Tren KPR

Di akhir 2023, penambahan inventori baru pada proyek perumahan naik hingga dua kali lipat, sementara permintaan akan rumah baru juga naik hingga 27 persen.

Baca Selengkapnya
Keuangan Masyarakat Sudah Pulih, Kadin Proyeksi Perputaran Uang Selama Lebaran Tembus Rp157,3 Triliun

Keuangan Masyarakat Sudah Pulih, Kadin Proyeksi Perputaran Uang Selama Lebaran Tembus Rp157,3 Triliun

Dengan perputaran yang cukup besar tersebut, dipastikan ekonomi daerah akan produktif mendorong meningkatnya konsumsi rumah tangga.

Baca Selengkapnya
Kini Miliki Hunian Mewah dengan Property yang Serba Wah, Intip Potret Perbandingan Kediaman Lama Sensen dan Lala Dulu dan Sekarang

Kini Miliki Hunian Mewah dengan Property yang Serba Wah, Intip Potret Perbandingan Kediaman Lama Sensen dan Lala Dulu dan Sekarang

Bukan tanpa alasan, baru-baru ini keduanya memamerkan rumah mewah mereka yang bernilai miliaran rupiah, sangat berbeda dari rumah mereka sebelumnya.

Baca Selengkapnya
Wanita Ini Perlihatkan Kondisi Rumahnya yang Terkena Banjir Demak, Mobil Mewah hingga Barang Berharga Basah

Wanita Ini Perlihatkan Kondisi Rumahnya yang Terkena Banjir Demak, Mobil Mewah hingga Barang Berharga Basah

Terlihat beberapa barang pribadi dan perabotan rumah tergenang air yang cukup tinggi.

Baca Selengkapnya
Ternyata, Ini Penyebab Harga Beras Masih Bertahan Mahal Hingga Akhir Tahun 2023

Ternyata, Ini Penyebab Harga Beras Masih Bertahan Mahal Hingga Akhir Tahun 2023

Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi mengaku belum bisa menurunkannya karena ada tiga faktor besar yang membuat harga beras mahal.

Baca Selengkapnya
Bangun Rumah untuk Masyarakat, Dirut MedcoEnergi: Keberhasilan Perusahaan Tak Hanya Dinilai dari Finansial

Bangun Rumah untuk Masyarakat, Dirut MedcoEnergi: Keberhasilan Perusahaan Tak Hanya Dinilai dari Finansial

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mencatat hingga 2022 ada sekitar 12,71 juta backlog rumah.

Baca Selengkapnya