Survei: 82,9 Persen UMKM di Jabodetabek Rasakan Dampak Negatif Covid-19
Merdeka.com - Hasil Survei Katadata mencatat bahwa mayoritas UMKM harus merasakan dampak negatif dari pandemi Covid-19. Hanya sebagian kecil dari pelaku UMKM yang mengalami dampak positif.
"Sebanyak 82,9 persen UMKM mengalami dampak negatif dari pandemi ini. Hanya sebagian kecil atau 5,9 persen dari pelaku UMKM yang justru mengalami dampak positif," kata Direktur Katadata Insight Center, Mulya Amri dalam Webinar bertajuk Jaga UMKM Indonesia: Kebangkitan UMKM Di Era Pandemi Covid-19, Jakarta, Jumat (26/6).
Sebagai informasi, survei ini dilakukan kepada 206 pelaku UMKM di Jabodetabek. Terdiri dari 5 kategori usaha dan lebih dari 7 jenis usaha.
Menanggapi itu, CEO Tokopedia, William Tanuwijaya mengatakan, pandemi Covid-19 ini membuat penjualan sejumlah produk menurun. Misalnya produk pendukung travel di Mataram yang menurun drastis karena sektor pariwisata lumpuh.
Sementara itu, penjualan kebutuhan rumah tangga meningkat karena orang lebih banyak menghabiskan waktu di rumah. Sehingga mereka berusaha membuat rumah menjadi lebih nyaman.
"Makanya UMKM itu dampaknya selain gaya hidup ada juga dampak psikologis," kata William dalam acara yang sama.
Pelaku Merupakan Pedagang
Selain itu, pelaku usaha UMKM tidak semua berperan sebagai produsen. Sebaliknya, mereka merupakan pedagang.
Pedagang elektronik dan kebutuhan tersier dipastikan mengalami penurunan pendapatan drastis. Sedangkan pedagang yang bergerak di produk kesehatan, kebutuhan rumah tangga, makanan dan minuman mengalami peningkatan. "Overall, offline banyak yang turun," kata dia.
Adanya akselerasi digital menjadi kekuatan UMKM setelah masuk era normal baru. Dalam hal ini, butuh waktu 11 tahun untuk mendapatkan 6 juta pelaku usaha di Tokopedia. Sebaliknya, dalam kurun waktu kurang dari satu tahun, mitra Tokopedia menjadi 8,3 juta.
"Ini kurang dari 1 tahun naik menjadi 8,3 juta pelaku usaha mitra Tokopedia," kata William.
Dia menambahkan dalam kondisi ini ada UMKM yang berhasil beradaptasi, tumbuh dan berkembang di masa krisis. Namun, tidak sedikit juga yang tumbang karena tidak bisa bertahan dan berinovasi.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ini Tren Baru Wisatawan yang Datang Berlibur ke Yogyakarta
Singgih mengaku telah mengumpulkan para pelaku pariwisata agar memberikan pelayanan terbaik bagi para pengunjung dengan menerapkan harga sesuai standar.
Baca SelengkapnyaJokowi ke Menkes soal Kasus Covid-19: Amati Betul Secara Detail Perkembangannya Seperti Apa
Informasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 Muncul lagi, Sekda Jateng Sebut yang Terpapar Karena Belum Booster
Terkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Sampah Sisa Perayaan Tahun Baru di Jakarta Capai 130 Ton, Terbesar setelah Pandemi Covid
jumlah sampah yang terkumpul selama malam perayaan tahun baru 2024 di Jakarta mencapai 130 ton.
Baca Selengkapnya9 Tempat Wisata di Palembang yang Hits dan Populer, Cocok untuk Liburan Akhir Pekan
Merdeka.com merangkum informasi tentang 9 tempat wisata di Palembang yang hits dan populer cocok untuk liburan akhir pekan.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 Meningkat di 21 Provinsi
Tren kenaikan kasus mingguan Covid-19 nasional per 9 Desember 2023 dilaporkan menyentuh angka 554 kasus positif.
Baca SelengkapnyaDidorong Konsumsi Pemilu, Ekonomi Indonesia Diprediksi Tumbuh 5,5 Persen di 2024
penyelenggaraan pesta demokrasi memberi dampak positif terhadap perekonomian nasional.
Baca SelengkapnyaTren Kedatangan Turis Asing di Akhir 2023 Meningkat Pesat
Tren wisatawan mancanegara mulai kembali seperti pra pandemi Covid-19.
Baca SelengkapnyaJeli Melihat Bisnis dari Maraknya Penggemar Game di Indonesia
Penggemar game di Indonesia ditaksir mencapai 65 juta orang
Baca Selengkapnya